1900
sekarang sudah kedua kalinya polisi datang menghampiri kediaman mewah dikawasan elite didaerah setempat.
taehyung dengan tangan terus meremat kepalanya, ujung daun ganja yang terbakar terus diisap olehnya.
ditemani si sulung, heeseung melipat kedua tangannya didepan dada, ini bukan masalah besar bagi mereka.
namun, bagi manusia. menewaskan seseorang didepan umum dengan keji adalah hal yang hina, hal mudah bagi mereka untuk meyakinkan manusia manusia bodoh itu untuk percaya bukan mereka yang melakukan itu, yang taehyung pusingkan, ini bukan yang pertama kalinya.
kediaman mereka kembali terketuk, terdengar suara ramai dibalik pintu, taehyung semakin menggertakan giginya.
"kau urus, atau aku tebas mereka semua" seru taehyung meninggalkan heeseung untuk kembali kekamarnya, kedalam peti.
heeseung masih tersenyum, setelah punggung ayahnya menghilang dari pandangan, ia menggumam sumpah serapah dalam hati, mengurusi hal kecil seperti ini saja harus dia yang menangani.
dikawasan elite california, kediaman mereka berada dipaling ujung sebelum hutan belantara, harganya tetap sama seperti rumah rumah yang lain yang berada didepan, tapi berkelana, terbang, meloncati pohon demi pohon adalah permainan kecil mereka.
heeseung melontarkan senyum kepada polisi polisi itu hingga kedua matanya menghilang, "ada yang bisa kubantu?"
"apa benar ini kediaman ni-ki? ap—
kedua mata heeseung perlahan terbuka, memperlihatkan pupil merah darah pekat, membuat polisi itu terbatu sesaat sebelum saling memandangi satu sama lain, kemudian tertunduk, pupil itu seperti menghipnotis mereka semua.
"ah sepertinya kita salah tempat, terimakasih waktunya tuan"
"bukan masalah, sampai jumpa" heeseung kembali kedalam, pintu rumah tertutup sendirinya, langkahnya terbawa kedalam lorong yang sangat curam, disana sangat menjijikan, tanpa jijik. heeseung membiarkan pantofel mahal miliknya menginjak lendir lendir dibawah sana.
disana gelap, bau, lembab dan menyesakkan, hampir tidak ada udara. terdapat beberapa ruangan dengan jeruji besi sebagai pintu, semua kosong kecuali satu ruang yang menjadi tujuan heeseung sekarang, ia memandangi sosok yang terduduk tanpa dosa disana.
wajahnya, seragamnya, hingga surai blonde miliknya terkena cipratan darah kotor, bisa heeseung cium itu bukanlah darah suci, mengapa adiknya harus membuang tenaga untuk membunuh manusia yang tidak berguna.
"aku bingung, kenapa kamu melakukannya?" heeseung melipat kedua tangannya didepan dada, menatap rendah adiknya dibawah sana, seperti sedang melihat seekor anjing.
"kami tidak peduli jika kamu membunuhnya, meminumnya, tapi yang kulihat tidak seperti itu–
–atau jika kamu terlahir sebagai vampir psikopat pun, kami tidak ada yang peduli ni-ki" heeseung memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO, Jake Harem
Vampire[18+] "jake... can you give me a reason? why blood so sweet. and you so sexy?" @ Duzykoshy, 2k24