Chapter 37

594 73 4
                                    

Chapter 37: Pesta kemenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 37: Pesta kemenangan

Malam itu, langit Ibukota Kekaisaran bersih tanpa awan, dihiasi bintang-bintang yang berkelap-kelip seperti menyetujui suasana perayaan.

Di halaman alun-alun Keraton, gemerlap lampu-lampu lentera menggantung di sepanjang koridor dan pepohonan, menciptakan suasana yang meriah dan megah.

Bau harum bunga melati dan cempaka yang ditata di sudut-sudut taman bercampur dengan aroma masakan yang menggugah selera, memenuhi udara malam.

Para tamu undangan mulai berdatangan, mengenakan busana terbaik mereka.

Di meja-meja panjang yang berjejer rapi, hidangan istimewa tersaji melimpah.

Ayam panggang dengan rempah-rempah khas, berbagai jenis makanan laut, hingga minuman anggur lokal dan teh melati memenuhi meja, menyambut tamu yang hadir.

Selain itu khusus dari ini akan disajikan makanan khusus keluarga kaisar, me jadi primadona yang paling ditunggu tamu undangan.

Para priagung duduk di barisan depan bangsal pagelaran, berbincang dengan pejabat tinggi Kekaisaran, membagikan kisah dari medan perang.

Di sela-sela jamuan, para niyaga memainkan gamelan dengan irama yang membangkitkan suasana semangat.

Di tengah bangsal pagelaran, sebuah para penari mengenakan kostum mewah, bergerak gemulai mengikuti alunan musik.

Tarian mereka menceritakan kisah kemenangan di medan perang, menggambarkan keberanian dan pengorbanan prajurit Kekaisaran.

Di sisi luar bangsal pagelaran, para prajurit terlihat bercakap-cakap santai. Mereka tertawa kecil, sesekali mengangkat gelas mereka untuk bersulang.

Kaisar duduk di singgasana emasnya, mengenakan pakaian kebesaran yang memancarkan wibawa.

Senyum tipis terlihat di wajahnya, meskipun matanya masih menyiratkan ketegasan. Sepertinya suasana hati Kaisar sudah jauh lebih baik.

Di sampingnya, beberapa keluarga kaisar juga turut hadir mulai dari permaisuri, putra-putra kaisar, juga kerabat lain seperti sepupu dan keponakan Kaisar.

Para priagung dan prajurit yang telah berjasa dalam perang duduk di meja kehormatan yang ada di dekat keluarga kaisar.

Malam ini adalah malam mereka—malam penghormatan untuk keberanian, pengorbanan, dan kerja keras mereka di medan perang.

Pesta tidak hanya menjadi perayaan kemenangan, tetapi juga perpisahan bagi para priagung dan prajurit yang akan kembali ke wilayah mereka masing-masing.

Mas Pengging duduk lesehan di sudut bangsal, diam memperhatikan keramaian di sekitarnya.

Meski raut wajahnya tetap tenang, dalam hatinya ada gejolak pikiran yang tak henti-hentinya berputar.

[BL] Kartika Ing Kisma Dhahas 🔞 | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang