Part 11

92 4 1
                                    

Luke's POV

"Mau apa kau kesini?"
Tanyaku. Dia hanya tersenyum miring dan masuk ke dalam apartemenku.

"Sudahlah luke,aku hanya ingin memberitahu sesuatu. Duduklah."
Kata perempuan itu sambil duduk. What the hell? Ini apartemenku,seenaknya saja masuk dan duduk di sofa milikku.

Aku duduk di sofa yang cukup jauh dari perempuan itu. Dia tertawa. Tertawa jahat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Clarie?" Tanya perempuan itu.

"We're doing fine. She's not like you. Dia bukan tipe perempuan playgirl sepertimu." Jawabku dengan nada yang datar.

"Are you sure? Dia bukan playgirl? Kalau begitu lihatlah foto ini."
Dia memberikanku handphone milik nya. Kuambil handphone nya.
WHAT THE FUCK? Is this real?
Kulihat foto clarie dan calum di pantai sedang kissing. Kurasakan hatiku remuk. Aku merasakan perasaan yang sama ketika aku melihat alei dan lelaki lain sedang bercinta. Nafasku tak beraturan.

Perempuan di depanku ini. Alei. Tersenyum miring. Dia terlihat begitu senang melihatku patah hati seperti ini. Maksud dia apa?

"Sudahlah luke. You belong with me. Putuskanlah clarie dan kembalilah padaku." Kata alei sambil tersenyum.
Aku melempar handphone milik alei dan menarik alei keluar apartemenku.

"Get out!"
Aku teriak dan menutup pintu apartemenku. Aku emosi. Aku tidak bisa berfikir jernih. Jam berapa sekarang?

Kulihat jam di dinding dan menunjukkan pukul 4 sore. Aku ada janji dengan clarie. Aku sempat berfikir lebih baik aku tidak pergi ke taman untuk menemui clarie dengan emosiku yang sedang tidak stabil ini. Tapi aku ingin menyelesaikan masalah ini. Aku pun berangkat ke taman.

**
Sesampainya di taman,kulihat clarie sedang duduk di pinggir danau. Tempat yang sama ketika pertama kali kita bertemu. Aku duduk di sebelahnya. Dia menoleh.

"Luke!! I miss you so bad"
Clarie memelukku. Aku hanya diam dan tidak membalas perkataan clarie. Ingin sekali aku bilang padanya bahwa aku juga sangat merindukannya dan memeluk erat badan mungil clarie. But this fucking body won't move.

Dia melepas pelukannya dan menatap heran ke arahku.

"Ada apa luke?"
Tanya clarie sambil memegang tanganku. Aku hanya diam menatap danau. Foto itu terus terbayang bayang di otak ku. Luke,kau harus menyelesaikan masalah ini. Aku menoleh ke arah clarie dan bisa kulihat dia sedang bingung saat ini.

"Clarie,ada hubungan apa kau dengan calum?"

Clarie's POV

Aku diam. Aku bingung harus jawab apa. Mengapa luke tiba-tiba bertanya seperti itu?

"What? Mengapa kau bertanya seperti itu luke?"
Tanyaku. Dia menatapku. Tapi tatapan itu,bukan tatapan yang biasa dia berikan padaku.

"Just fucking answer me"

Degg
Luke menjawab dengan tatapan yang dingin dan nada yang datar. Jangan jangan dia tau tentang aku dan calum.

"Nothing. We're just friends. Not more."
Jawabku. Aku berusaha terlihat tenang. Hey tapi mengapa aku harus takut? Aku jujur. Aku dan calum memang tidak mempunyai hubungan apa apa.

"Oh yeah? Apakah teman boleh berciuman?" Jawab luke. Dia terkekeh. I'm dead. I'm fucking dead! Dia pasti sudah tau aku dan calum berciuman. Tapi siapa yang memberitahu luke?

"Tentu saja tidak luke,apakah kau pernah berciuman dengan teman mu? Hahaha"
Aku berusaha mencairkan suasana yang tegang ini. Aku berharap luke akan ikut tertawa juga tapi tidak.
Dia malah menaikkan alisnya dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan clar. Jawab saja aku. To the point saja ya. Aku malas berbasa-basi. Apa kau pernah berciuman dengan calum?"
Tanya luke. Dia menatapku tajam. Menunggu jawabanku. Aku hanya bisa terdiam. Aku merasa pelupuk mataku penuh dengan air mata. Aku ingin menangis. Kalau bisa aku terjun saja ke danau.

"Maafkan aku luke"
Aku mulai mengeluarkan air mata. Aku hanya sanggup meminta maaf. Untuk menatap matanya saja aku tidak sanggup. Bisa kulihat dari ujung mataku,luke hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Tak lama kemudian dia berdiri.

"That's it"
Lalu dia meninggalkanku di danau. Aku hanya bisa menangis. Aku sangat menyesal. Maafkan aku luke. Aku ingin sekali menjelaskan hal itu pada luke. Rasanya aku ingin tenggelam dan mati saja di danau ini. Take me lake!!!

Calum's POV

Aku sedang memetik gitar dan menulis lagu di teras rumahku ketika kulihat luke datang dengan mobil hitam nya. Bisa kulihat dari raut wajahnya kalau dia sedang kesal. Ada apa ini? Aku berdiri dan hendak memeluk luke. Luke menipis tangan ku dan....

BUGGG

Satu pukulan mendarat di wajahku. Aku jatuh ke lantai. Belum sempat aku aku berdiri,satu pukulan mendarat lagi di wajahku. Aku berusaha berdiri lagi. Dan untunglah luke tidak mendaratkan pukulan nya lagi. Dia duduk di sofa teras rumahku. Dada nya naik turun dengan cepat seperti habis berlari.

Akhirnya aku bisa berdiri dan bersandar di dinding rumahku. Ujung bibirku berdarah. Kulihat tangan luke juga ada bercak darah dan lebam. Luke menoleh kearahku.

"Tolong jelaskan padaku,apa maksudmu dan clarie berciuman? Kau yang mencium clarie atau clarie yang mencium mu?"
Tanya luke. Aku mencoba mengatur nafas.

"Aku yang mencium clarie. Ini semua salahku. Jangan salahkan clarie. Kalau memukulku bisa membuatmu lega,silahkan pukul aku sesukamu."

"Apa maksudmu mencium clarie?"
Tanya luke lagi.

"Aku mencintainya luke. Tidak bisakah kau lihat? Aku memang bukan sahabat yang baik. Aku menyukai kekasih sahabatku sendiri tapi aku menyukainya sebelum kau dan clarie menjadi sepasang kekasih. Aku mulai menyukainya ketika aku dan clarie bertemu di starbucks. Aku tidak tau bahwa clarie adalah perempuan yang kau suka. Maafkan aku luke."

Luke hanya diam. Dia menatapku tapi tatapan nya kosong. Aku merasa sangat bersalah.

"Pukul aku luke. Aku berhak mendapatkan nya"

Luke menggeleng

"Bagaimana kau bisa mencium clarie?"

"Ketika kau berada di rumah orangtuamu,aku mengajak clarie kepantai. I swear to God aku tidak ada maksud untuk mencium clarie awalnya. Aku hanya ingin menyampaikan perasaanku padanya lalu move on. Aku tidak tau apa yang merasukiku,aku meminta ciuman yang pertama dan terakhir dari clarie."
Aku menjelaskan kepada luke mengapa aku bisa mencium clarie. Luke diam menatap lurus ke depan. Dia mengacak acak rambut nya. Dia frustasi. Maafkan aku luke.

"Maafkan aku cal"
Lalu dia pergi dari hadapanku. Aku tidak mengerti mengapa dia meminta maaf padaku. Oh mungkin dia minta maaf karna telah memukulku. Padahal aku berhak mendapatkan beberapa pukulan lagi dari luke. Luke memang sahabat yang baik. Bisa kulihat pipiku lebam dan ujung bibirku berdarah.

Aku harus menyelesaikan masalah ini

"Cal!!!"

--------------------------------------------------------

Kasian ya calum :( Luke juga kasian :(
Long part ya ini? Maaf ya kalo kalian bosen baca nya :(

Lots of love
-dev-

Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang