Kringg....kringg, dering alarm hp Rasya, Rasya yang tidur lagi sehabis subuh tadi merasa ke ganggu dengan dering alarm hp nya itu.
Rasya meraih ponselnya yang tergeletak di samping bantal dengan mata setengah terpejam. Layar ponsel yang terang membuatnya menyipitkan mata. Dengan gerakan malas, ia menyapu layar untuk mematikan alarm yang terus berbunyi.
"Duh, siapa sih yang pasang alarm pagi-pagi gini?" gerutunya, padahal jelas-jelas ia sendiri yang menyetel alarm itu di malam sebelumnya.
Ia meletakkan kembali ponselnya dan menarik selimut hingga menutupi kepala. Ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu itu.
Tapi hal itu tidak akan terjadi karena belum sempat Rasya memejamkan matanya lagi terdengar suara notifikasi telpon grup dari handphone nya.Rasya mendesah kesal. "Apalagi sekarang?" gumamnya sambil meraih ponselnya kembali. Di layar, muncul notifikasi panggilan grup dari tim basket. Ia memutar bola matanya, tahu betul siapa dalang di balik panggilan itu.
Dengan enggan, ia menjawab panggilan tersebut. Suara ramai langsung terdengar dari ponselnya.
Video call grup on 📱
Rasya: Halo... (ucapnya dengan nada malas sambil menguap)
Alfian: Rasya, lo baru bangun, ya? Kedengeran banget suara ngantuknya.
Azka: Gimana sih ketos ini, udah tau sekarang ada acara MOS hari terakhir buat murid murid baru,ehh dia malah masih santai santai di rumah
Rasya: (mengusap wajahnya) Yaelah, gue juga manusia, woy yang butuh tidur. Baru jam segini udah rame banget Lo pada mana pakai telpon grup segala lagi.
Malik: Baru jam segini? Ras, udah jam setengah tujuh, loh. Jangan sampe lo yang bikin kita telat.
Bagas: Iya, ntar Bu Yanti ngamuk, terus kita semua kena semprot cuma gara-gara lo telat, Syaa
Rasya: (menghela napas) Iya, iya, gue ngerti. Udah lah, gue siap-siap dulu. Kalau gue telat, kalian boleh ngomel sepuasnya.
Azka: Jangan cuma omdo, yaa ,Sya, Kita udah standby di warkop depan komplek Lo.
Rasya: (kaget) Hah?! Lo semua udah di depan komplek gue,ngapain anjirrr?
Alfian: yaa buat jemput Lo lah bjirr
Rasya:(kesal) ngapain Lo pada jemput guee anjirrr,gue bisa berangkat sendiri kok,gak perlu di jemput
Bagas: (santai) Udah terlanjur, pak ketos, Lo siap siap nya buru-buru aja yaa, nih gue udah pesan kopi sambil nunggu lo.
Azka: Cepetan, Sya. Jangan bikin kita lama nongkrong di sini, malu diliatin warga komplek lo.
Rasya: (menggerutu) Gila, gue bener-bener nggak punya privasi sama kalian. Yaudah gue siap-siap dulu. Jangan ketawa-tawa di situ ya, nanti bikin malu!
Video call grup off 📱
Telepon grup berakhir dengan suara tawa kecil dari Azka dan Bagas. Rasya mendengus kesal sambil berjalan menuju kamar mandi. "Dasar tim gue, udah ribut banget pagi-pagi." Namun, di dalam hatinya, ia sedikit tersenyum. Setidaknya, ia tahu mereka selalu bisa diandalkan, bahkan di situasi absurd seperti ini.
Sementara Rasya bersiap-siap, di warkop depan komplek, Alfian mulai terlihat gelisah. Ia sudah bosan menunggu sang ketua OSIS, yang entah kenapa belum juga menampakkan batang hidungnya. Akhirnya, ia membuka pembicaraan kepada teman-temannya.
"Guys, gue capek kalau nunggu di sini mulu. Kita samperin aja ke rumahnya langsung, yuk!" ajak Alfian dengan nada sedikit tidak sabar.
"Yaelah, Fi, kita baru nunggu lima menit loh, lo udah mau nyamperin ke rumahnya aja," sahut Arga sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
![](https://img.wattpad.com/cover/370839462-288-k153675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET PROTECTER (HIATUS)
Teen FictionAku akan selalu Disini melindungimu walaupun engkau tidak akan pernah menyadarinya- Dika Terima kasih Karena kau telah melindungiku- Rasya Semoga suka ya sama ceritanya