Arga pun segera menjalankan mobilnya menuju rumah Rasya,karena rencananya mereka ber enam sepakat untuk menginap di rumah Rasya.Alasannya sih biar Mereka bisa sekalian healing dari tugas OSIS dan Basket.
"Sya,kita nginep rumah Lo yaa", ucap Arga memulai pembicaraan.
"Hah? Nginep rumah gue?,ngapain bjirr?",tanya Rasya heran
"Yaa kagak ada sih, cuma kita pengen healing aja dari tugas OSIS dan Basket di rumah Lo", jawab Arga lagi.
"Kalian mau healing?, kenapa gak nyewa villa aja,kenapa harus rumah gue?",tanyanya lagi
Arga tertawa kecil sambil melirik Rasya yang duduk di kursi sampingnya "Sya, villa mahal, bro. Duit kita terbatas. Lagian, rumah lo kan nyaman, ada space luas, dan -"
"Dan gratis," potong Malik sambil tertawa, membuat Bagas ikut terkikik.
Rasya mendengus sambil menyilangkan tangan. "Kalian enak banget, ya. Main nginep di rumah orang tanpa izin dulu. Terus kalau misalnya gue bilang nggak boleh, gimana?"
"Ya nggak bakal kami dengerin, lah" jawab Alfian dari kursi belakang "Lo kan juga nggak pernah tega nolak kita,Sya kalau setiap mau nginep rumah lo.Teman baik gitu, loh."
"Teman baik kepala lo. Gue cuma nggak punya pilihan," balas Rasya sambil memutar matanya.
Arga tersenyum sambil menginjak gas lebih dalam, mempercepat laju mobil. "Udah, santai aja, Sya. Kita nggak bakal bikin rumah lo berantakan. Paling cuma... sedikit ribut."
"Sedikit ribut, kepala lo," gerutu Rasya. "Gue yakin, kalau ada tetangga yang komplain, kalian bakal suruh gue yang tanggung jawab, kan?"
"Ya iyalah, tuan rumah," jawab Bagas santai sambil memainkan ponselnya.
"Ah, dasar kalian. Gue bener-bener seperti korban pertemanan ini," ucap Rasya sambil menggeleng. Tapi di balik keluhannya, dia sebenarnya nggak keberatan. Dalam hati, dia tahu, momen seperti ini yang bikin hari-harinya lebih hidup.
"Ehh,Ga sebelum ke rumah Rasya, ke minimarket dulu dong beli jajanan gitu buat ngemil", ucap Alfian
"Siapp laksanakan", jawab Arga sambil melajukan mobilnya menuju ke minimarket.
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di minimarket untuk membeli camilan. Arga memarkir mobil di depan toko, lalu berbalik menatap Rasya.
"Sya, lo ikut turun, kan?" tanya Arga sambil tersenyum jahil.
"Nggak mau. Kalian aja yang beli," jawab Rasya santai.
"Tapi lo yang punya rumah. Harusnya lo yang tahu dong stok makanan apa aja yang kurang," timpal Malik.
"Stok? Rumah gue bukan warung, anjir. Beli aja apa yang kalian mau," balas Rasya sambil tetap duduk di kursinya.
Akhirnya, Arga, Alfian, Bagas dan irsyad turun dari mobil, sementara Rasya, Malik, dan azka tetap di dalam mobil. Malik menoleh ke Rasya, menyeringai. "Sya, lo sadar nggak? Rumah lo bakal berubah jadi basecamp kita. Dan jangan kaget kalau nanti kita semua malah sering nginep di rumah Lo".
"Basecamp kepala lo, peyang" balas Rasya dengan nada lesu. "Kalau sering-sering begini, gue harus pasang tarif, nih. Sewa kamar, bayar listrik, bayar air biar kalian tahu rasanya jadi tuan rumah."
Azka tertawa keras. "Coba aja, Sya. Tapi gue yakin pasti ujung-ujungnya, lo juga yang bakal nggak tega narikin bayaran ke kita- kita".
Rasya hanya mendengus, menolak menjawab. Tak lama kemudian, Arga dan yang lain kembali dengan kantong belanjaan penuh snack, minuman, dan bahkan mie instan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET PROTECTER (HIATUS)
Genç KurguAku akan selalu Disini melindungimu walaupun engkau tidak akan pernah menyadarinya- Dika Terima kasih Karena kau telah melindungiku- Rasya Semoga suka ya sama ceritanya