Radit yang baru memasuki kamar dapat melihat Alice duduk di tepi kasur dengan kepala tertunduk. Isak tangis halus terdengar, meski Alice berusaha menyembunyikannya dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.
"Assalamualaikum, Bun," sapa Radit lembut, suaranya menenangkan, penuh perhatian.
Alice terkejut mendengar salam itu. Dengan cepat, ia mengusap air matanya, berusaha menyembunyikan kesedihan yang barusan melandanya. Ia menoleh perlahan ke arah pintu.
"Waalaikumsalam," jawabnya, berusaha tersenyum meski masih terlihat jejak kesedihan di wajahnya. Matanya kini menatap Radit yang berdiri di ambang pintu, membawa kehangatan dengan senyum yang khas.
Alice bangkit dengan langkah pelan, hendak menghampiri Radit yang masih berdiri di dekat pintu. Namun, gerakannya segera dihentikan oleh Radit yang mengangkat tangan, memberi isyarat agar Alice tetap di tempatnya.
"Udah, Bunda duduk aja di situ. Biar Ayah yang ke sana," ujar Radit dengan lembut namun tegas.
Alice hanya mengangguk pelan, mengikuti permintaan suaminya. Ia kembali duduk di tepi kasur, matanya mengikuti setiap langkah Radit yang perlahan mendekatinya. Saat Radit sampai di hadapannya, ia berjongkok agar sejajar dengan Alice, tangannya terulur meraih tangan istrinya yang terasa dingin.
"Bunda, kok tangan Bunda dingin begini? Bunda kenapa? Ada masalah? Coba cerita sama Ayah," tanya Radit dengan lembut, menggenggam erat tangan Alice.
Alice menunduk, bibirnya bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi keraguan menahan kata-katanya. Ia menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan keberanian.
"Bun... Bunda mau ngomong sesuatu sama Ayah," ucap Alice terbata-bata, suaranya pelan dan penuh keraguan.
"Udah, Bunda nggak perlu ngomong apa-apa dulu ya. Ayah udah tahu kok dari Rasya," ucap Radit sambil mengelus lembut puncak kepala istrinya. "Sekarang mending Bunda istirahat, jangan nangis terus."
"Tapi, Yah... Bunda bener-bener mau ngomong sesuatu sama Ayah. Ini penting," ujar Alice lagi, kali ini tanpa keraguan di suaranya.
Radit menghela napas panjang, menatap istrinya dengan penuh perhatian. "Iya, Ayah tahu. Bunda sakit kayak gini gara-gara habis pulang dari pemakamannya Nenek Siti, kan? Ayah ngerti, Bun. Ayah tahu Nenek Siti itu orang yang sangat berarti di hidup Bunda, selain orang tua Bunda. Bunda boleh sedih, boleh nangis karena kehilangan beliau, tapi Ayah nggak suka kalau Bunda sampai nangis berlebihan kayak gini, sampai bikin Bunda sakit."
Alice terdiam, air matanya kembali mengalir perlahan. Radit melanjutkan dengan suara yang lebih lembut.
"Ayah ngerti kehilangan seseorang yang kita cintai itu rasanya sakit banget. Tapi Ayah minta Bunda juga care sama diri Bunda. Jangan sampai kayak gini, tangan dingin, kepala panas. Kalau Bunda begini, Ayah juga ikut panik. Jadi, tolong dengerin Ayah ya? Bunda istirahat sekarang, jangan pikirin apa-apa dulu. Oke, Bun?"
"Tapi, Yah... Bunda nggak sanggup kalau harus nyimpan rahasia ini sendirian. Bunda capek... Bun-" ucap Alice terhenti, isaknya makin terdengar jelas.
"Bunda, hei, Bun, jangan nangis lagi, dong," ucap Radit lembut, mencoba menenangkan. "Ayah janji, besok Ayah bakal dengerin semua yang Bunda mau omongin. Tapi sekarang, Ayah minta tolong banget sama Bunda, ikutin permintaan Ayah sekali ini aja, ya? Ayah pengen Bunda istirahat sekarang. Soal rahasia itu, Ayah janji bakal dengerin semuanya. Oke, Bun? Tapi sekarang, tolong istirahat dan tidur dulu, ya?"
Alice mengangkat wajahnya yang masih basah oleh air mata, menatap Radit ragu. "Ayah beneran janji?" tanyanya pelan, sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Radit tersenyum, lalu menyambut jari kelingking Alice dengan miliknya. "Ayah janji," ucapnya, menyegel janji mereka dengan pelukan kelingking. "Sekarang tidur yaa. Ayah tungguin disini,gak bakal kemana mana".

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET PROTECTER (HIATUS)
Novela JuvenilAku akan selalu Disini melindungimu walaupun engkau tidak akan pernah menyadarinya- Dika Terima kasih Karena kau telah melindungiku- Rasya Semoga suka ya sama ceritanya