16-Tamu Bule

171 27 5
                                    

Siang yang terasa panas seorang pria jangkung keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana kolor, ia baru selesai mandi. Tubuhnya yang terbentuk sempurna seperti dipahat membuat orang yang melihat pasti terpesona.

Hari ini kos sepi karena pada pergi ke kampus atau gak kerja shift pagi. Rasanya damai banget gak ada kegilaan penghuni kosnya, rasanya seperti (m/n) lahir kembali.

Rumah (m/n) masih dalam tahap perbaikan dan belum setengahnya jadi karena perbaikannya juga baru mulai kemarin. Jadi ia masih numpang di kamar anak-anak kosnya, gak enak sebenarnya, tapi anak-anak kosnya maksa dan katanya gak masalah kalau (m/n) numpang di kamar mereka. Baik banget, (m/n) jadi terharu...

Sementara tangannya juga masih belum pulih bikin aktivitas sehari-harinya sedikit lebih sulit. Untungnya dibantuin sih. Dan rencananya ia bakal beresin kamar kos yang beralih fungsi menjadi gudang, buat dia pake biar gak nyusahin anak-anak kosnya.

"Makan mie ayam enak nih." gumam (m/n) sambil membayangkan mie ayam yang tampak seger.

Namun bayangan mie ayam di kepalanya buyar begitu mendengar suara wanita yang memanggilnya dari arah gerbang kos. Dan benar saja, ketika menoleh (m/n) mendapati seorang wanita dengan kemeja putih dan celana jeans berdiri di gerbang kos yang tertutup.

"Lah kok ibu disini?!" (m/n) langsung berlari menuju gerbang dan membukanya, wajahnya terkejut, bingung, dan panik. Wanita itu, Marisa - ibu angkat (m/n) yang berprofesi sebagai seorang desainer ternama dan pendiri perusahaan makanan-melipat tangan di dada sambil memasang raut kesal.

"Dari mana aja kamu? Dichat gak dibales, ditelpon gak diangkat, dipanggil daritadi juga gak nyahut." marah Marisa sambil menatap tajam anak angkat tertuanya.

"Ya maap, tadi lagi mandi jadi gak tau kalau ibu nge-chat, nelpon, atau manggil." balas (m/n) dengan alis menukik.

Marisa menghela nafas, tak ingin mengomel lebih panjang karena ia juga masih ada kerjaan buat diurus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marisa menghela nafas, tak ingin mengomel lebih panjang karena ia juga masih ada kerjaan buat diurus.

"Terserah lah. Ibu bawa tamu nih dari Jerman. Harusnya kamu masih inget mereka siapa." Marisa mengarahkan jempolnya ke mobil Avanza hitam yang ada dibelakangnya, lalu muncullah dua orang cowok yang membuat (m/n) memicingkan mata dengan otak yang mencoba mengingat-ingat.

"Kebangetan banget sih kalau lupa." cemooh cowok berambut pirang bergradasi biru dengan mata biru memandang sinis (m/n).

"Masak kak (m/n) lupa sama kita?" sahut cowok satunya yang kelihatan lebih lucu.

Dan otak (m/n) pun baru ngeh sama dua cowok itu. "Oh, si cupang sama si manis. Ngapain kesini dah?"

Cowok berambut pirang gradasi biru itupun tak terima kala dipanggil cupang oleh (m/n), punya nama bagus-bagus malah dipanggil nama ikan.

"Manggil yang bener dong!" bentaknya lalu mendengus kesal.

"Maap ya, Mihya. Lagian kok kalian kesini?" tanya (m/n) yang baru selesai tertawa karena berhasil memancing emosi Kaiser.

"Soalnya Kaiser ada proyek iklan disini." sahut teman? Babu? Kaiser yang bernama Ness. Kaiser ngangep Ness siapa ya? Temen tapi kok rasa babu :(

Disebelah mereka sepasang mata hitam memperhatikan interaksi mereka, Marisa ikut tertawa karena gemas dengan interaksi ketiganya.

"Aris-Aris, jangan jahil-jahil sama Mihya. Tanganmu kan masih sakit, hati-hati aja si Mihya balas dendam." ledek Marisa sambil melirik Kaiser yang seperti ingin membalas (m/n).

Disamping Kaiser, Ness tertawa kecil meski berusaha menyembunyikannya saat Kaiser melirik tajam dirinya.

"Gak usah ketawa, Ness." ketus Kaiser yang ditanggapi anggukkan patuh oleh Ness meski masih ketawa dikit.

Ness memperhatikan (m/n) yang tak mengenakan atasan membuat dada dan roti sobeknya terekspos.

"Kak (m/n) makin kekar ya." puji Ness dengan mata berbinar yang menatap otot-otot (m/n).

Mendengar pujian Ness membuat (m/n) sumringah dan langsung mengacak-acak rambut Ness. "Iya kah? Makasih, Ness."

Sementara itu Kaiser yang melihat kedekatan (m/n) dan Ness mendengus kesal. Hmm... bau-bau api cemburu.

"Ness, fokus ke kerjaan. Bukan waktunya nge-fans sama orang." kata Kaiser sinis sambil melipat tangan didepan dadanya.

Komentar Kaiser mengundang tawa Marisa yang menyadari kecemburuan Kaiser. "Bilang aja kalau cemburu, Mihya. Gak usah dipendem gitu." goda Marisa.

Marisa berhasil menciptakan rona merah di pipi Kaiser yang memutar mata berusaha menyembunyikan perasaan sebenarnya.

"Siapa juga yang cemburu. Nggak penting banget." balas Kaiser cepat, Ness dan Aris makin geli melihat tingkah sok Kaiser.

"Sini-sini, ku pukpuk." tambah (m/n) sambil merentangkan tangan dengan senyum menggoda. Doi tau banget cara jahilin Kaiser.

Diam-diam Marisa tersenyum penuh makna.
'Disaat kau lengah, disitulah mereka membuat mu stres. Mampus kau, (m/n), hidup mu gak bakal tenang. AHAHAHA!'

Kejam kali kau buk sama anak sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kejam kali kau buk sama anak sendiri.





•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai...emmm...happy new year
Telat dikit gak ngaruh lah ya, hehe

Kost Mas (m/n)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang