Halo. . . . . .!!! Ini tulisan pertamaku. Selamat membaca dan menikmati. Tinggalkan komentar agar saya dapat memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Terima kasih!!
"Jam berapa kau pulang kerja?"
"Mungkin setelah jam makan malam."
"Apa kau ada acara setelah itu?"
"Teman-temanku mengajak menonton pertandingan bola bersama. Wae?"
"Bisakah kau membantuku? Ini tidak membutuhkan waktu banyak karena lokasinya melewati jalanmu pulang."
"Tak bisakah kau melakukannya sendiri?"
"Aku bisa, tapi itu terlalu jauh dari rumahku sedangkan kau melewatinya dari kantormu."
"Ya sudah katakan padaku."
"Tolong lihatlah skor hasil tes bahasa inggrisku di tempat kursusku. Aku hanya ingin tahu aku lolos tes itu atau tidak. Jika lolos aku hanya perlu datang ke sana minggu depan."
"Sayang, sebenarnya perutku sedang tidak enak akhir akhir ini. Bagaimana kalau kau lihat sendiri saja."
"Oh begitu. Baiklah. Maaf."itu lah percakapanku dengan pacarku sore tadi di telfon. Dia selalu menghindar jika dimintai tolong. Kami juga jarang berkomunikasi. Hanya sekali dalan sehari, misalnya seperti, apa kau sudah makan? Sedang apa? Hanya itu saja yang kita bahas. Yahh . . Walaupun kami selalu bertemu paling tidak seminggu sekali.
Menanggapi jawabannya di telfon aku hanya tersenyum kecut. Bukan pertama kalinya dia seperti ini.
Kemudian aku menelfon salah satu teman dekatku sejak ketika masih di sekolah menengah. Rumahnya dekat dengan tempat kursusku. Mungkin dia bisa membantuku. Karena jika aku harus ke sana sendiri itu terlalu jauh hanya untuk melihat skor tes yang ditempel di papan pengumuman pukul 20.00 nanti, itu artinya aku harus naik bis saat bernagkat dan pulang yang sudah malam-malam hanya untuk melihat skor. Padahal jalanan menuju rumahku sangat sepi dan penerangannya tidak bagus.
" hallo. ."
"Hallo nona Han. Ada apa menelfonku? Kangen padaku?" Goda Dong Wan segera setelah menjawab telfonku.
"Iyaa aku merindukanmu." Aku terkikik pelan sendiri.
"Jangan bohong nenek sihir!"
"aku memang merindukanmu." Lagi- lagi aku terkikik.
"Hei. . .aku tahu kau ada maunya menelfonku apalagi mengatakan kangen padaku. Katakan saja cepat apa maumu?"
"Kau mengerti sekali apa yang dipikiranku. Bisakah aku minta tolong untuk melihat skor hasil tes bahasa inggrisku yang ditempel di papan pengumuman?"
"Tentu, itu mudah. Jam berapa aku harus ke sana?"
"Setelah pukul 20.00"
"Baiklah. . ."
"Terima kasih Dong Wan-ah. . Aku sangat sangat sangat sangaaaaatt menyayangimu!"
"kau berlebihan sekali. Tsk!"Benarkah aku berlebihan? Bahkan saat bahagia dan susahku baik itu hanya menolongku melihat skorku aku sudah sangat senang. Dia selalu ada di sana. Kim Dong Wan, salah satu sahabatku sejak sekolah menegah dan kini juga kuliah yang sama denganku. Sebenarnya masih ada temanku yang lain. Tapi entah kenapa kami sering sekali bertemu hanya berdua. Bahkan ada gosip aku berpacaran dengannya. Tck! Pacarku itu Kim Seok Jin.
Kim Seok Jin lebih tua empat tahun dariku. Jadi sekarang dia berusia 26 tahun. Dia bekerja sebagai pegawai negeri di pemerintahan provinsi. Sudah dua tahun sejak kami berpacaran. Tapi aku merasa jauh darinya tepat setelah kami berpacaran. Kami jarang bemesraan seperti mengucapkan i love you, aku kangen, atau sekedar mengucapkan selamat tidur. Dia selalu mengungkapkan perasaannya dan fikirannya. Jika ia tidak suka dengan yang aku lakukan ia akan komplain. Dia memang orang sedikit ketus jika bicara dan blak-blakan jika sedang berkomentar. Seperti, kau sangat bodoh! Aku baru pertama kali bertemu mahasiswa sebodoh dirimu!
apakah itu lebih baik daripada bermesraan sepanjang waktu tapi ternyata berselingkuh seperti mantan kekasihku sebelumnya?? Sebenarnya aku juga masih mencari tahu.
Text from: Dong Wan
Kau lulus. Meski ada di urutan dua terbawah.Hah? Apa? Aku tertawa membaca pesan dari Dong Wan.
Text to: Dong Wan
Terima kasih. Yang terpenting aku sudah lolos dan mendapat sertifikat. Akan ku traktir minum besok sepulang kuliah.Text from: Dong Wan
Call.-------------------------------------------------------------
"Yah! Bangun! jangan tidur di sini. Yah!! Kau dengar aku tidak? Hye-ah!! Haishhh .. . Kau benar-benar mabuk." Dong wan akhirnya menggendong Han Ji Hye di punggunggnya dengan membawa tas ransel nya di depan. "Sialan kau, Hye! Kau belum membayar minumannya. . Mengapa kau cepat sekali mabuk sih?"
Dong wan mengantar sampai ke apartemen Ji Hye. Ji hye tinggal sendiri di apartemen kecil di lantai tiga. Dong wan sudah terbiasa dengan keadaan ini. Dia sudah hafal dengan password pintu Ji hye.
Sesampainya di tempat tidur Dong wan melepas sepatu dan jaket Ji hye. Kemudian mengambil handuk dan air hangat untuk membasuh wajah Ji hye. Setelah itu apalagi yang akan dilakukannya?
Dia akan duduk di samping tempat tidurnya dan memandangi Ji hye.
Mungkin sekitar 20 menit sebelum ia mencium kening Ji hye dan berbisik, "aku akan menunggumu, Hye", setelahnya dia akan pulang ke rumah."Bodoh." Kata seseorang yang duduk di atas pohon di luar jendela. Tampan, kulit seputih kertas dan bermata biru. Dia mengeluarkan smirk. "Kau tidak akan punya kesempatan setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fall
Randomawalnya aku tak percaya dengan keadaanku. mengapa harus aku? itulah yang aku pertanyakan. dan untuk menjadi pendampingnya, akankah ini hanya perjanjian semata untuk menjaga kedamaian atau karena aku memang sudah jatuh cinta padanya?