Jin oppa. Hanya dia yang aku pikirkan sekarang. Vampire, pasangan, takdir, menyelamatkan manusia ahh apalagi? Aku sungguh antara yakin dan tidak. Ini terlalu tiba-tiba.
"Ternyata Jin oppamu tidak takut mati sia-sia.", kata Kyuhyun tiba-tiba. Aku tidak paham apa maksudnya, tapi setelah beberapa saat seseirang memasukan pasword pintu apartemenku dan masuk dengan nafas terengah-engah. Jin oppa. . .dia datang!! Tapi, bagaimana bisa Pria di hadapanku tahu kalau Jin oppa akan datang?
"Oppa!!" Syukurlah dia datang kemari, aku harus menjelaskannya, tapi aku juga ingin dia membawaku pergi dari sini. Aku mulai takut lagi dengan keadaan ini. Aku hendak bangkit sebelum Kyuhyun mendorongku dan menahanku di tempat tidur.
"Hye. . .," nafasnya terengah-engah dia pasti berlari kemari," siapa dia? Apa dia yang menjawab telfonmu?! Brengsek kau. . . . Lepaskan Ji hye!!" Jin oppa menarik kerah baju Kyuhyun dan meninjunya tapi Kyuhyun hanya membalasnya dengan tatapan dingin dan menerima semua tinju dari Jin oppa sedangkan dia tetap menahanku di tempat tidur. Aku berteriak dan menangis histeris bagaimana kalau Kyuhyun mati?! Walaupun dia susah mengatakan dia adalah vampire tapi aku belum yakin. Ya Tuhan!! Hentikan Oppa!!!
"Berhenti!! Oppa berhenti!! Dia bisa mati. . .!! Oppaaaa!!!" Dia tidak menghiraukanku malah dia memaki Kyuhyun.
"Brengsek kau! Kau kira siapa dirimu?! Beraninya kau mengatakan hal seperti itu padaku. Aku tanya siapa dirimu?!!! Kau hanyalah psikopat!!" Kyuhyun sama sekali tidak menjawab tapi malah tertawa. Jin oppa yang nafasnya sudah putus-putus melepaskan cengkeramannya dan menarikku ke pelukannya. Dapat kulihat wajah Kyuhyun yang sama sekali tidak lebam atau terluka. Dia menatap Jin oppa dengan tatapan menusuk tapi dengan tawanya yang membuatku merinding. Bagaimana mungkin dia tidak terluka bahkan lebam?"Ji hye. . .dia adalah pasanganku. Kami akan menikah secepatnya. Kami sudah mengikatkan diri kami malam itu. Malam dimana hanya kami berdua yang menikmati dan tahu. Malam untuk pertama kali kami melakukannya. Kau tidak bisa lagi memilikinya." Kata-kata yang sungguh provokatif. Ini gila. . . .malam itu kami hanya berciuman, dan aku melakukannya saat aku mabuk bukan saat sadar. Oh man. . . Tolong jangan katakan itu.
Mata Jin oppa terbelalak dan melepaskan pelukannya. Dia pasti kaget. Jangan . . . Jangan ambil kesimpulan dulu oppa. . . Itu tidak seperti yang kau bayangkan. Tapi lagi-lagi lidahku kelu, hanya air mataku yang menetes.
"Hye, apa maksudnya?" Dia mengusap wajahnya kasar, "mengapa kau diam?! Katakan sesuatu, Hye! Ya ampun . . . . Hye, itu tidak benarkan?" Aku sungguh bodoh. . . .katakan sesuatu, Hye!"Oppa, tidak seperti itu. . ."
"Jadi apa?! Jelaskan sekarang, Hye! Jangan jadi bodoh sekarang!" Air mataku sungguh seperti kran air yang mengucur deras. Aku tidak bisa cerita dalam keadaan tertekan seperti ini. Tubuhku gemetaran dan kakiku sudah mati rasa. Jangan bentak aku, oppa. . Aku tidak seperti yang kau pikirkan. Jangan dengarkan kata-kata privokatifnya.Kyuhyun menarikku ke sisinya dan menautkan jari jemarinya dengan erat.
"Kau lihat? Apa kurang jelas?"Jin oppa membuka mulutnya dan menatapku tidak percaya, " sejak kapan, hye? Seharusnya aku tak kemari. Semoga pernikahan kalian bahagia." Dia membanting pintu dan aku malah hanya menatap lantai menangisi dan memaki diriku yang memang bodoh. Tak sanggup lagi aku jatuh terduduk di lantai. Hye. . .kenapa kau diam saja?!!
"Maafkan aku, hye." Hanya itu yang keluar dari mulut Kyuhyun. Aku tidak dapat berfikir lagi. Aku bangkit dan berlari menyusul Jin oppa. Ini tidak benar oppa! Jangan dengarkan dia. Kyuhun mungkin saja memang vampir, tapi bisa jadi dia orang gila bahkan psikopat yang menyamar menjadi dosen pembimbingku.
Aku tak memakai jaket dan alas kaki. Aku hanya berlari menyusul Jin oppa yang mungkin kemari naik mobil. Dia pasti pulang ke rumah. Meski untuk sampai ke rumahnya butuh waktu sekitat 20 menit dengan kendaraan bermotor, itu tidak masalah selama hubungan kami terselamatkan. Paling tidak. . .dia tahu bahwa aku tidak seperti yang dibayangkan.
Ingatanku kembali pada sikap Kyuhyun padaku sebelum Jin oppa datang. Meski awalnya aku sangat takut hingga gemetaran dan menangis, aku sempat merasakan sikap hangat yang membuatku nyaman. Dibalik itu. . .dia hanya pria brengsek!!!!
Kakiku lecet dan udara juga sangat dingin karena ini sudah jam 20.00 malam. Aku lelah sekali karena aku juga belum makan sejak siang. Tapi ini demi Jin oppa. . .aku harus bertahan.
Belum sampai 5 menit aku menyusuri jalan, hujan turun dengan deras. Semua orang menyingkir dari jalanan mencari tempat berteduh kecuali aku.
Kyuhyun menarikku ke arah berlawanan agar berhenti. Sekuat apapun aku menghentakan tangannya tapi percuma karena tidak akan lepas. Aku tidak lupa dia tidak lebam sedikit ditinju oleh Jin oppa. Dia punya kekuatan super jadi membuang tenagaku melawannya. Tapi aku tidak mau pulang aku ingin ke rumah Jin oppa.
"Hentikan! untuk apa kau ke sana?! Kau adalah pasanganku, Hye! Jangan melawan lagi, relakan dia!"
"Persetan dengan yang kau ucapkan! Kau hanya membual!!"
"Kau masih tidak percaya aku vampire dan kita ditakdirkan sebagai pasangan?!" Aku tidak menjawab tapi aku tetap meronta.
Aku mencapai titik dimana aku sudah kehabisan tenaga dan lelah meronta, yang aku tahu aku limbung dan jatuh ke pelukan Kyuhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fall
Randomawalnya aku tak percaya dengan keadaanku. mengapa harus aku? itulah yang aku pertanyakan. dan untuk menjadi pendampingnya, akankah ini hanya perjanjian semata untuk menjaga kedamaian atau karena aku memang sudah jatuh cinta padanya?