🍒 BAB 45 🍒

5.5K 624 37
                                    

Lisa masih berdiri di depannya, dengan ekspresi tenang namun tatapan mata yang tajam membuat Jennie merasakan ada sesuatu yang berbahaya disini.

Jennie menelan ludah. Ketenangan Lisa tidak bisa membuat Jennie tenang.

Tatapan mata itu biasanya meluluhkan dan tak pernah sekali pun membuatnya takut. Tapi Lisa yang berdiri saat ini adalah Lisa yang berbeda.

Lisa yang tampak siap membunuh, seolah tengah kesal akan sesuatu, namun dia menahannya.

"Lucas," Kata Lisa.

Baik Lucas maupun Jennie terkejut dengan Lisa.

"K-kenapa kau tahu namaku?"

"Kenapa lagi aku punya nama Manoban?"

Mata Lucas semakin melebar seolah nama Manoban sudah membuat dirinya sangat takut, Lucas menunduk.

"Maafkan aku." Kata anak laki-laki itu, langsung menghadap kebawah.

"Bagus. Kembali bekerja, Lucas. Jangan ganggu kita." Cibir Lisa.

Lucas langsung menurut, tidak menoleh sedikit pun pada Jennie.

Jennie berkedip, bingung dengan apa yang terjadi. Menoleh pada Lisa yang tenang, serta Lucas yang bahkan kini memegang gelas dengan tangan bergetar.

Anak laki-laki itu takut dengan nama Manoban seolah nama itu membuat semua orang gemetar. Tapi siapa Manoban?

"Lisa? Bukankah kau harusnya memiliki satu penjelasan padaku?" Tanya Jennie, mengerutkan kening.

"Apa?"

"Kau tampak membuat anak laki-laki itu takut."

"Bukankah sudah seharusnya orang yang mengganggumu takut padaku?" Lisa duduk dengan tenang. "Lucas, berikan aku minuman!"

"Baik, nona!"

Lisa tersenyum sinis sebelum menghadap pada Jennie yang masih berdiri di tempat, begitu terpaku pada Lisa yang datang tiba-tiba dan menakuti anak laki-laki yang sedang bicara dengannya itu. 

"Lucas tidak menggangguku. Dia hanya bicara padaku. Berhenti menakutinya." Kata Jennie, memukul lengan Lisa.

"Lucas?" Panggil Lisa.

"Ya, nona?" Jawab Lucas secepat Lisa memanggil.

"Apakah kau takut padaku?" Tanya Lisa.

"Tidak, nona!"

"Lihat?" Lisa tersenyum pada Jennie dengan senyum yang begitu puas. "Aku tidak menakutinya."

Jennie memijat keningnya, tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Hari sebelumnya, harinya begitu hampa karena Lisa tidak ada di sampingnya dan sekarang saat dia sedang tidak ingin bicara dengan Lisa, Lisa malah mengganggunya.

Apa-apaan ini? Lisa bersikap seenaknya dan Jennie kesal dengan sikap ini.

Lucas datang tak lama kemudian, memberikan minuman pada Lisa. Tangannya masih gemetar dan minuman itu hampir tumpah di atas meja.

"Setetes saja tumpah, akan aku lakukan sesuatu padamu, Lucas." Lisa memberi peringatan dengan tenang.

"Maafkan aku," Lucas berhasil meletakkan minuman itu di atas meja. "Panggil aku jika kau butuh sesuatu lagi, nona."

"Tentu. Pergilah."

Lucas tak perlu di perintah dua kali dan langsung pergi dari hadapan Lisa. Mata Jennie menyipit, sama sekali tidak menyukai situasi yang terjadi saat ini.

Mencurigakan.

Berada dalam keheningan malam ini tidaklah menyenangkan. Jennie diam-diam menghela nafas, melirik lantai dansa dimana orang-orang meliukkan tubuhnya dengan bebas.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang