🍒 BAB 67 🍒

1.6K 275 9
                                    

Kehangatan menyebar di seluruh tubuh Jennie ketika Lisa menempelkan tubuhnya di punggung Jennie, tangannya merayap sampai berada di perut Jennie yang masih rata dan Jennie sangat menikmati cara Lisa dengan lembut, penuh kasih sayang dan cinta, mengusapnya dengan lembut.

"Aku tidak sabar menunggu bagaimana perutmu perlahan mulai membesar." Kata Lisa. Tidak perlu menoleh untuk tahu bahwa saat ini, Lisa sedang tersenyum.

"Aku juga. Kelihatannya mungkin akan aneh. Tapi, aku sungguh tidak sabar bagaimana tubuhku nanti saat perutku mulai membesar."

"Apakah kau tahu bahwa nanti, payudara dan pinggulmu juga bisa membesar karena kehamilan?" Tanya Lisa.

Jennie menghela nafas dan mengangguk, merasakan tangan Lisa bergerak ke atas sampai ke payudaranya, memberi remasan lembut yang sangat di sukainya.

"Enak sekali..." Desah Jennie.

"Ini," Lisa berbisik, mengusap leher Jennie dengan bibirnya yang lembut. "Akan membesar dan lebih penuh dalam genggaman tanganku. Aku sangat tidak sabar merasakannya."

"Lisa..."

Lisa menggoda Jennie dengan sentuhan ibu jari di putingnya yang membengkak. Tubuhnya sensitif. Jennie tidak bisa merasakan sedikit sentuhan saja dan dia sudah langsung terangsang.

"Kau sangat seksi. Terutama, ketika kau memanggil namaku dengan suaramu itu." Lisa menggigit lehernya, yang jelas akan menimbulkan bekas yang tidak di pedulikan oleh dirinya maupun oleh Lisa sendiri.

"Kau menggodaku, bukan?" Tanya Jennie, menoleh dan melihat wajah Lisa dari jarak yang sangat dekat.

Lisa masih memiliki luka di sekitar wajahnya. Namun, ini lebih baik karena Jennie rutin mengobati wajah Lisa. Hanya saja, Lisa masih memiliki memar di sekitar wajahnya.

Mereka belum benar-benar membicarakan apa yang terjadi di kantor hari itu.

Saat mata Jennie memperhatikan Lisa dengan seksama, ekspresi Lisa yang semula tersenyum, langsung berubah. Sepertinya, Lisa tahu apa yang sedang Jennie pikirkan dan tangan Lisa melepaskan payudaranya, kembali berada di perutnya.

"Lisa," Panggil Jennie.

"Aku mengerti." Lisa menghela nafas. "Aku tahu kita harus membicarakan apa yang terjadi pada ayahku."

"Dan aku mengerti juga jika kau tidak mau membicarakannya sekarang. Tapi, Lisa..."

"Ayahku sangat marah ketika aku ingin mundur dari pekerjaan ini dan dia langsung menghajarku. Dia yang memulai semuanya. Dia menyerangku dengan pukulan dan aku tidak berniat untuk membalasnya. Tapi kemudian..."

Rahang Lisa mengeras, ekspresinya tegang dan Jennie tahu Lisa benci membicarakan hal ini. Tapi Jennie perlu tahu apa yang terjadi karena yang dia tahu, Lisa adalah orang yang sangat pandai untuk menyembunyikan emosinya.

"Katakan, Lisa..." Ujar Jennie lembut, meraih tangan Lisa yang ada di perutnya sampai jari mereka saling bertautan.

"Ayahku mengatakan hal buruk tentangmu, tentang bayi kita. Dia mengancamku dan aku tahu jika aku tidak menangani dengan caraku, dia benar-benar akan melakukannya. Jadi, aku membalasnya. Aku mendorongnya sampai terjatuh dan aku menghajarnya sampai dia tidak bisa bergerak."

Kemarahan dalam diri Lisa dapat di rasakan. Auranya terasa menakutkan. Meski Jennie tahu Lisa bukan marah pada dirinya. Tetap saja, ini kali pertama Jennie melihat Lisa semarah ini.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu atau bayi kita." Kata Lisa, matanya memancarkan bahaya yang baru pertama kali dia lihat. "Jika ada orang yang melakukan hal bodoh dengan menyakitimu, aku tidak akan segan menghajarnya, tak peduli jika itu ayahku sendiri."

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang