🍒 BAB 49 🍒

3.3K 432 12
                                    

Lisa tidak percaya bahwa dia baru saja tertidur di danau sepanjang malam.

Ketika tubuhnya menyadari, rasa sakit di sekujur tubuh terutama bagian lengan kirinya menandakan, bahwa ada yang menindihnya semalam.

Yang juga membuktikan bahwa selama semalam, Jennie menjadikan lengan sebagai bantal. Bukannya mengeluh, tapi bangun tidur dengan salah satu anggota tubuh yang sakit, adalah perasaan terburuk yang dia rasakan pagi itu.

"Pagi, tukang tidur." Sapa Lisa, berusaha untuk bangun.

Jennie merengek, merapatkan dirinya pada Lisa.

"Dingin sekali." Keluh Jennie, matanya masih terpejam.

Lisa menoleh, melihat Jennie kesulitan untuk membuka mata dan tampak siap untuk tertidur lagi. Dia akan membiarkan Jennie tidur lagi jika mereka berada di tempat tidur saat ini.

Memberikan kecupan ringan di kening, Lisa berusaha untuk membangunkan Jennie dengan cara selembut mungkin.

Dia terhibur dengan cara Jennie merengek dan terus mencari kehangatan dari tubuhnya. Tapi serius, mereka harus bangun.

"Jennie, ayo bangun sebelum ada orang yang melihat kita." Desak Lisa, mencoba untuk mengguncang tubuh Jennie dengan lembut.

Mata Jennie terbuka perlahan. Untungnya, Jennie bukanlah tipe gadis yang sulit di bangunkan. Butuh beberapa saat sebelum Jennie membuka mata sepenuhnya, lalu melihat dimana mereka berada saat ini.

"Kita tertidur disini?" Tanya Jennie. Suaranya serak karena bangun tidur.

"Sayangnya begitu." Lisa tersenyum tipis.

"Itu menjelaskan kenapa tubuhku sangat kedinginan." 

Lisa melingkarkan lengannya ke sekitar tubuh Jennie. Tapi begitu dia bergerak, dia merasakan lengannya kesakitan dan dia mengerang pelan.

Jennie tersadar sepenuhnya dan bangun dari tempatnya berbaring. Menoleh, mata Jennie memperhatikan Lisa saat Lisa berusaha untuk memutar lengannya.

"Maaf." Kata Jennie, matanya kini di penuhi penyesalan.

"Bukan masalah besar." Bantah Lisa. "Aku baik-baik saja. Tapi, kita harus pergi."

Jennie mengangguk setuju. Mereka membersihkan sampah yang mereka buat dan menyatukannya dalam satu kantong plastik. Jennie mengulurkan tangan, membantu Lisa berdiri.

Keduanya mencoba untuk meregangkan tubuh masing-masing. Meski kelihatannya romantis, tertidur setelah melihat bintang yang bersinar.

Percayalah, bangun tidur di atas rerumputan itu membuat tubuh kesakitan dan itu perasaan terburuk bagi keduanya. 

"Ayo kita kembali ke apartemen." Ajak Jennie. "Aku merasa perlu tidur lagi."

Lisa mengangguk setuju. Dalam perjalanan pulang, hanya ada keheningan yang terjadi. Jennie tidak tertidur dan menemani Lisa meski wajahnya tampak masih mengantuk.

"Ngomong-ngomong soal pembahasan semalam..." Lisa memulai percakapan, melirik Jennie yang menegang.

"Ya?"

"Kau yakin, bahwa kau tahu sesuatu hanya dari Lucas?"

Jennie mengangguk. Tapi, Lisa merasa tidak yakin Lucas tahu sebanyak itu tentang dirinya, tentang Taehyung beserta teman-temannya, terutama... tentang keluarga Manoban yang bersifat sangat rahasia.

"Lucas tidak sepolos yang terlihat, Lisa." Kata Jennie, yang menyadari keraguan Lisa. 

Lisa memijat pangkal hidungnya dan menghembuskan nafas keras. Apakah dia yang memang tidak tahu apapun sekarang? Sepertinya, rahasia sudah tidak ada lagi di antara mereka saat ini.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang