🍒 BAB 69 🍒

1.2K 249 17
                                    

Tidak mengejutkan bahwa Lisa dituduh sebagai pembunuh kakeknya sendiri karena dia mendapatkan seluruh harta.

Siapa yang melakukan tuduhan seperti itu? Mirisnya, itu adalah kedua orang tuanya yang masih tidak bisa menerima bahwa Lisa mendapatkan segalanya sementara mereka tidak mendapatkan sedikit pun dari apa yang kakeknya miliki.

Yang kini sudah sah menjadi miliknya.

Perusahaan, rumah, tanah, banyak hal yang telah kakeknya jual di Thailand dan kakeknya memberikan seluruhnya pada Lisa.

Dan, satu-satunya alasan Lisa menerima semua itu adalah, dia memiliki Jennie dan bayi mereka. Dia membutuhkan semua ini untuk membangun masa depan mereka.

Dia akan membeli rumah, membangun sebuah studio tari untuk dirinya, serta sebuah butik yang besar untuk Jennie.

Pencarian Lisa mengenai rumah keluarga telah dimulai meskipun bayi mereka belum lahir. Kuliah mereka belum selesai tapi Jennie tahu pada akhirnya, begitu mereka menyelesaikannya, mereka akan memulai semuanya secara perlahan.

Mereka akan sukses bersama.

Hanya dengan membayangkan itu saja, Lisa tidak dapat menahan senyum yang mengembang. Malam ini akhirnya, setelah mereka melewati hari-hari yang sulit, malam kencan akhirnya tiba dan Lisa bersemangat. Dia tahu Jennie juga begitu.

Mereka memang sering makan malam bersama. Tapi kencan ini berbeda, lebih spesial.

Jennie tahu kencan ini berbeda. Meskipun Lisa tidak mengatakan apapun mengenai kencan malam ini, Lisa bisa tahu jika Jennie mengharapkan sesuatu dari malam kencan ini.

Apakah Jennie sebenarnya sudah mengetahui tentang cincin yang sudah dia persiapkan untuk melamarnya?

Gagasan untuk melamar tidak pernah sekali pun terlintas di benak Lisa. Pada suatu hari, Lisa memikirkan hal itu sejak dia memulai hubungan dengan Jennie namun ada sekali kejadian yang membuat Lisa menahan semua itu.

Namun dengan kesetiaan Jennie yang selalu ada di sampingnya, tidak pernah beranjak darinya meski kehidupannya sulit, dengan orang tuanya yang menyebalkan, pemarah dan mengancam, Jennie masih dengan tegap, dan penuh cinta berada di sampingnya saat ini.

Dan tak ada lagi keraguan dalam benak Lisa bahwa ya, inilah yang dia akan lakukan. Untuk menjadikan Jennie sebagai gadisnya, untuk selamanya.

Tangan kecil melingkar di lehernya, di susul oleh kecupan kecil beberapa kali di pipinya. Tak perlu menoleh untuk mengetahui siapa yang menunjukkan kasih sayang seperti itu di siang hari.

"Hei," Lisa menoleh, akhirnya dia menerima kecupan di bibirnya. Lisa menahan Jennie untuk membiarkan dirinya mencium bibir Jennie dengan benar.

Dengan lidah berputar, bibir yang menghisap dan gigi yang menggigit, ciuman itu berhasil membuat Jennie mengerang.

"Hei," Jennie menyapa, matanya cerah dan penuh kegembiraan. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Sedang melihat rumah yang mungkin akan kita berdua sukai. Kemarilah, duduk dan lihat bersamaku."

Lisa menarik tangan Jennie dengan lembut sampai Jennie duduk di sampingnya.

Jennie meringkuk di samping Lisa secara spontan. Lisa menanggapi itu dan melingkarkan satu tangannya di pinggang Jennie, memeluknya dengan lembut.

"Kenapa kau ingin sekali kita pindah? Maksudku, apartemen ini saja sangat luas untuk kita berdua, Lisa." Kata Jennie, menatap sekeliling.

"Aku tahu, sayang. Tapi, kita akan memiliki bayi dan..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang