Ini adalah kebahagiaan yang benar benar membuat hati Elleanor bahagia. Kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata. Kebahagiaan yang sulit sepertinya akan sulit untuk dilupakan.
Elleanor masih berada dalam kondisi pelukan secara tiba tiba dari Lucas namun kehangatannya tak tertinggal, Lucas terlihat memeluk erat Elleanor, sedangkan tangan Elleanor masih terasa kaku untuk digerak kan, ia hanya bisa meletakkan dagunya di bahu Lucas, memejamkan mata sembari tersenyum bahagia.
"A...Aku tersenyum?" batin Elleanor, "Aku sudah lama tidak tersenyum seperti ini. Lalu, dia... Lucas, dia berhasil membuat ku tersenyum. Terimakasih, Luke." batinnya lagi, benar-benar berterimakasih kepada Lucas.
Pohon pohon menjadi rindang serta angin sepoi sepoi pun hadir saat ini.
Elleanor melepaskan pelukannya, "Sorry, Gue meluk lo ga ijin dulu, abis gue seneng banget, lo masih mau jadi temen gue!" ujar Lucas sangat bersemangat, Elleanor hanya mengangguk dan sedikit memperlihatkan senyumnya.
"So... can we start it all over again?" tanya Lucas dengan tatapan yang sulit untuk Elleanor pahami.
**
"Gue udah putus sama Lucas." ucap gadis manis berambut pirang ini, Jane menggebrak meja dengan wajah kaget.
"Apa?! Kok bisa?!" tanya Jane tak karuan, Gabby---yang baru saja putus dengan Lucas--- hanya bisa tersenyum kecil.
"Jane!" Gabby melemparkan tissue kearah Jane, "Yang putus gue, kenapa yang kaget lo." ucap Gabby tertawa, Jane yang tadi nya berdiri langsung kembali duduk.
"Putus kenapa?" Jane mulai kembali normal sambil menyeruput es jeruknya."Dia tau gue juga pacaran sama Davian." jawab Gabby cepat dan singkat, Jane langsung menyemburkan air didalam mulut nya tadi tepat didepan muka Gabby.
"Astaga, JANE!" teriak Gabby sangat kesal, Gabby basah kuyup, mendadak semua mata tertuju pada nya dan Jane saat ini.
"JOROK TAU!" Gabby melihat kedua lengan nya sekilas lalu langsung pergi berlari, Jane masih melongo.
"Davian kan gebetan gue!"
***
"Hi, Mom." sapa Elleanor didepan pintu, Ibunya hanya tersenyum kecil, karena sedang sibuk menyulam kain dengan benang-benangnya.
Elleanor melangkahkan kaki nya memasuki rumah ini, lalu kembali menutup pintu, berjalan melewati mom nya, saat hendak membuka pintu kamar....
"Odelia." panggil mom nya singkat, Elleanor mengerutkan keningnya, Odelia? Tumben sekali.
"Ada apa?" tanya Elleanor.
"Ambilkan kotak P3K dilemari, sekarang." suruh mom, Elleanor mengangguk, meletakkan tas nya di sofa lalu mengambil apa yang disuruh mom nya.
Elleanor memberikan kotak P3K itu, namun Elleanor mengrutkan keningnya, tidak ada yang luka di tangan Ibunya, "Siapa yang sakit?" Elleanor bertanya namun tak ada jawaban, lalu setelah itu Elleanor lebih memilih masuk ke kamarnya.
Namun perasaan ingin tahu nya sangat besar, ia membuka sedikit pintu nya, ia mengintip.
Mata Elleanor langsung membulat.
Telapak kaki mom nya penuh dengan darah, dan lukanya terlihat sangat dalam, mom nya langsung membersihkan darah itu lalu memberi nya betadin, sungguh itu sangat memualkan. Elleanor lebih memilih untuk masuk dan mengunci pintu.
**
Lucas sedang bermain basket. Sesekali ia melirik kearah Elleanor yang sedang belajar ditaman. Jarak lapangan memang tak jauh dari taman.
Semua nya menyoraki nama Lucas, terlihat sekali kepopuleran Lucas masih belum punah, dan masih banyak gadis gadis yang meleleh jika disenyumi Lucas.
Elleanor melihat Lucas yang tengah bermain basket.
"Playboy? apa itu jabatan yang sesuai untuk nya?" tanya Elleanor Pada dirinya sendiri.
"Dia suka menebar senyuman, dan membuat siapapun seperti terbius oleh senyuman itu." ucap Elleanor sedikit kesal.
"Dan.. over again? " tanya Elleanor berfikir sejenak, teringat akan kalimat Lucas waktu itu.
Elleanor lebih memilih membuka diary nya lalu menumpahkan seluruh perasaan nya disana.
--------------------------
Hello!
Vote yaa,:)
Makasihhh, ILY!! :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Finish Editing]
Фанфик"Aku gadis aneh. Aku tau itu. Dan seharusnya aku sadar, aku tidak boleh menyukai siapapun." - Elleanor "Dia aneh. Dia hampir ga pernah bicara. Gue coba deketin eh jadi deket. Dan ga sadar gue suka sama dia. Padahal dia bukan tipe gue. Keren kan gue...