=26. End?=

7.8K 723 3
                                    

"Gapapa kan " tanya Liam sambil memberikan handuk, Elleanor hanya diam menunduk di kursi dengan kondisi yang masih dilumuri tepung dan telur.

Liam mendengus kesal.

"Kenapa lo selalu kek gini ke gua? Gua bukan patung, Elle.. " Liam memasang wajah memelasnya pada Elleanor.

Namun sama, Elleanor tetap diam.

"Arghh! Frustasi lama-lama gua sama lo! ini handuk, buat bersihin kotoran di baju lo!" Ucap Liam agak kesal namun masih saja, Elleanor diam dan tatapannya kosong.

"Lo denger gue ga sih?!"

Liam langsung berteriak sekeras kerasnya, barulah Elleanor menyadari ada Liam disini.

"Maaf ." jawab Elleanor pelan, dan tanpa diketahui Liam ia menepis air matanya, ia menangis?

"Itu aja? Maaf? Wow!" Liam bertepuk tangan dan menjatuhkan handuk tadi di bahu kiri Elleanor.

"Bilang makasih kek karena gua udah nolongin lo!" umpat Liam pelan, namun masih bisa didengar Elleanor.

"Makasih."

Ucap Elleanor membuat Liam menatap Elleanor terkejut, karena mata dan hidung gadis itu memerah.

*

"Elle, dengerin penjelasan gue dulu."

Mohon Lucas semakin mempercepat langkahnya mengejar Elleanor yang sudah jauh didepannya.

"Kenapa harus ada dia?" Tanya Elleanor dalam hatinya, seketika air matanya turun.

*

Aku masih tak habis fikir.

Dia bilang dia sahabatku, dia ingin melindungiku, namun.. Kenapa ia tak menolongku saat itu? Padahal aku melihat nya dengan jelas.

Sungguh, aku tak habis fikir, apa itu Lucas atau tidak? Kenapa dia hanya diam? Menatapku dan membiarkan ku semakin disiksa oleh Lylia.

Namun... aku berfikir kembali.

Untuk apa aku marah dengannya?

Aku bukan siapa siapanya.

Di..Dia hanya sahabatku, dan.. Kenapa selama ini, entah kenapa aku menganggap nya lebih dari sahabat?

Ada apa dengan ku?-

Apa aku psycho? Jangan! Sangat tidak masuk akal jika aku seperti itu!

*

Beberapa tahun kemudian...

Sinar mentari ini benar benar membuatku tenang. Tak henti hentinya aku menghirup wangi matahari yang sangat menyegarkan penciuman ku.

Aku merentangkan kedua tangan ku. Aku benar-benar merasa bebas!

Acara kelulusan sudah dilaksanakan, dan.. Aku telah resmi selesai menjalankan perkuliahanku.

Lucu memang, aku.

Seorang gadis aneh yang selalu berada dibawah lindungan ibuku, selalu menjadi korban pembully-an , menyukai seorang pria yang seharusnya tak kusukai.

Apakah kalian bertanya dimana Liam dan Lucas?

Hahaha, lucu jika mengingatnya.

Liam, senior yang selalu membuatku lupa untuk memanggilnya 'kak' itu ternyata pernah menyukai ku, Pantas saja dia selalu cemburu pada Lucas.

Dia juga mengungkapkan perasaan nya tepat di hari acara kelulusan, kalian tau? Wajah Lylia saat itu benar benar menunjukkan kemarahan padaku.

Aku menolak Liam, aku memang hanya menganggap nya sebagai 'kak'.

Awalnya Liam marah dengan ku, namun dia telah mendapatkan cintanya, jadi.. Dia tidak marah dengan ku lagi.

Lucas?

Jujur, hatiku bergetar saat mendengar dan mengucap nama itu .

Aku selalu ingin menangis mengingat nama itu , semua memori seakan berputar jika aku mengingat nama itu lagi.

Namun .. Untuk apa aku menangis?

Lucas? He's my boyfriend now!

Tamat

Eh? Gak deh :v , ga jadi tamat :D , tambah satu part lagi baru selesai :)

Hellloooo !

Makasih banget yang udah mau baca , awalnya bener bener kaget pas ngecek peringkat cerita ini , meskipun masih puluhan , tapi aku seneng banget. Ganyangka cerita yang banyak typo dan ga nyambung ini masih ada yang mau baca

Kenapa cerita ini mau aku tamatin , karena aku udah ngyiapin satu cerita baru yang mungkin bagi aku ga kalah seru

Thanks
Vote !

ILY!!!

Different [Finish Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang