Part 15

224 30 22
                                    

Fajar ketua kls.
Jangan lupa jam  4 sore ya Nay, di Cafe deket sekolah☺

Regan mengernyit ketika membaca pop up pesan di ponsel Naya. Sungguh, dia amat benci melihat nama Fajar terpampang jelas di layar ponsel Naya.

"Dih, sok asik banget nih orang, pake emot alay lagi, anjir lah! " Gerutunya. Semalam Naya sempat mengatakan bahwa hari ini adalah pertemuan kelompok Olimpiade nya. Awalnya, Regan akan ikut hari ini, tapi karena ada Fajar, dia jadi malas ikut. Apalagi semenjak dia tau kalau Fajar bisa melihatnya.

"Pantes kelakuan Fajar jahannam banget, temenan sama dedemit sih, " Dari dulu sampai sekarang, Fajar adalah rival abadi nya. Bagaimana tidak? Orang itu selalu meniru apapun yang Regan lakukan. Cowok itu selalu berusaha menyaingi Regan dalam hal apapun. Sungguh sangat menjengkelkan.

Sesaat sebuah benda menggelinding dari bawah meja, Regan tersentak ketika benda itu mengenai kakinya. Cowok itu menunduk, matanya terbelalak lebar ketika tau benda seperti bola itu adalah sebuah kepala dengan rambut panjang.

"ANJENG!!! NAYAA! " Regan berdiri naik ke atas meja. Bola matanya hampir saja copot melihat penampakan yang tak biasa itu.

"Sumarni kepala mu loh ini.... " teriak Mbak Mawar ketika melihat Regan ketakutan dengan kepala itu.

Sosok tanpa kepala muncul dari dalam lemari, lantas berjalan pelan sambil meraba ke arah kepala itu.

"Jaga dong kepalanya! Stroke gue lama-lama tinggal disini!" bentak Regan pada sosok yang terus meraba-raba mencari letak kepalanya, "Kiri kiri! Terus terus! Kiri anjeng! Lo waktu hidup nggak belajar arah ya? Hiii ngeri gue bjirr!"

"Matur nuwun mas. "

"Nggak usah ngomong, anjer! Udah sana pergi pergi!"

Sesaat Naya keluar dari kamar dengan menentang tas selempang pink andalannya.

"Rapi banget lu? Mentang-mentang mau ketemu Fajar, lu suka ya sama cecunguk itu? biasa nya lu kayak gembel kalo mau keluar. Tumben amat secantik ini sekarang.... "

Naya mengerjapkan mata, dia tidak tau itu hinaan atau pujian, intinya dia tak begitu memperdulikan penampilan, bahkan pakaian yang dia gunakan biasa saja sekarang.

"Ih, Mas Regan, kok muji Naya cantik sih, saya cemburu loh.... " gerutu Mbak Mawar.

"Naya aja gue katain gembel apa lagi lu? Nggak tega gue ngomongnya," Regan menatap Mbak Mawar dari atas ke bawah, rambut kucel dan baju putih kotor itu, bagian apa yang bisa dipuji?

"Aku berangkat sekarang ya, tolong jaga rumah, sama si tuyul jangan biarin masuk kamar ya." Naya meraih sepatu di rak lantas beranjak keluar rumah. Regan berlari mengikuti cewek itu.

"Jangan malem-malem! Nggak usah dengerin omongan Fajar yang edan itu! Kalo dia macem-macem bilang ke gue! Mau gue patahin idungnya! Awas loh! Nggak usah lirik-lirik dia!" Regan melambaikan tangan dan terus memberi wejangan sampai Naya pergi menjauh bersama gojek yang dipesannya.

***

"Naya disini!" ucap Gista sambil melambaikan tangan, Naya segera beranjak ke kursi cewek itu. Gista tersenyum dia menyodorkan segelas jus alpukat untuk Naya, "Ini minuman kamu, sengaja aku pesen dulu biar kamu nggak repot-repot mesen lagi. " Perilaku Gista berubah 180° sejak Naya mempertemukan cewek itu dengan Regan. Gista menjadi jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Makasih, Gista, " Naya duduk dan meminum jus miliknya, ada perasaan lega ketika melihat Gista seperti ini, rasanya dia memiliki teman yang akan mendukung nya.

"Tentang Regan... Kamu bisa nggak buat aku ketemu dia lagi? Ada banyak hal yang mau aku omongin ke dia, " pinta Gista dengan mata berbinar pada Naya.

Naya terdiam, pikirannya kembali ke malam setelah Regan bertemu dengan Gista.

Gue Bukan Setan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang