11

64 31 25
                                    

"Sejak pertama kali aku berjumpa denganmu,sejak itulah rasa kagumku kepadamu terus mengalir sampai sekarang."
.
.
.
.
Happy reading 📖

Semuanya langsung memalingkan wajah mereka, melihat seorang wanita yang berdiri dengan tatapan tajam ke arah mereka.

"Berhenti kalian!" ujar seorang wanita, Ustadzah Dila, dengan tegas, diikuti oleh dua santriwati yang berdiri di belakangnya, menatap situasi dengan serius.

"Hilya, Putri?" ujar Ayyasha, terkejut melihat kedua sahabatnya berada di belakang Ustadzah Dila.

"Kenapa kalian bertiga?" tanya Ustadzah Dila dengan nada tegas, menatap Ayyasha, Aqila, dan Shafa secara bergantian.

"Ustadzah, Shafa sama Asfa tadi cuma lewat. Saya bilang nyapunya yang bersih, eh mereka malah marah-marah, terus mau pukul kami," ujar Shafa, berbohong dengan nada manis, mencoba memutar balikkan cerita.

"Mana ada, Ustadzah! Mereka bohong!" sergah Aqila, membela diri dengan nada kesal.

"Dasar tukang membalikkan fakta!" tambah Ayyasha dengan nada kesal, menatap Shafa dan Asfa tajam.

"CUKUP!" tegas Ustadzah Dila, suaranya menggema seperti toa sehingga semua langsung diam.

Sehingga Ustadz Fathur yang lagi makan kue, hampir keselek mendengar suara keras dari luar dalem.

"Eukhhhhhh,"

Ustadz Fathur terdengar tersedak, langsung menepuk dada karena kaget mendengar suara Ustadzah Dila yang keras.

"Antum kenapa, Fathur?" ujar Kinan.

"Ini, minum dulu," ujar Gus Aslam, sambil menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya kepada Ustadz Fathur yang masih kesulitan.

Fathur buru-buru mengambil gelas di tangan Gus Aslam, langsung meminumnya untuk mengatasi rasa tersedak yang masih terasa.

"Gluk ,Gluk ,Gluk"

"Pelan-pelan, Fathur, nggak ada yang minta," ujar Zayyan dengan nada sinis, melihat Fathur yang terburu-buru minum.

"Alhamdulillah," ujar Fathur lega, akhirnya bisa menenangkan tenggorokannya setelah minum.

"Suara apa sih di luar, berisik banget?" ujar Kinan, merasa terganggu dengan kebisingan yang datang dari luar dalem.

Di luar dalem

"Kalian tidak kapok-kapok membuat masalah!" ujar Ustadzah Dila, dengan nada tinggi, menatap Ayyasha, Aqila, dan yang lainnya.

"Ini kenapa?" tanya seorang laki-laki yang keluar dari dalem, yaitu Gus Aslam, dengan tatapan penasaran pada keributan di depannya.

"Mereka, Gus, berantem," ujar Putri, menjelaskan dengan singkat sambil menunjuk ke arah Ayyasha, Aqila, Shafa, dan Asfa.

"Salah mereka, Gus,!"ujar Aqila menunjuk ke arah shafa dengan nada kesal.

"Awal mereka yang ngajak ribut!" tambah Ayyasha, ikut menunjuk ke arah Shafa dan Asfa.

"Kamu selalu cari masalah," ujar Zayyan yang baru saja keluar dari dalem, menatap Aqila dengan tajam.

Power Jalur Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang