Inertia

Fragmen #1

Sejak Gibran keluar dari rumahnya dan berpamitan dengan keluarganya, dia berusaha keras untuk tidak mendongak menatap jendela kamar yang berada di lantai dua itu. Hingga dia memasuki mobil, dia masih tetap bergeming menatap ke depan. Dia baru bisa mengembuskan napas panjang ketika mobil melaju meninggalkan rumah itu.

Gibran menyandarkan kepalanya pada jok mobil. Sebenarnya memutuskan pergi ke Kota Pontianak benar-benar di luar rencananya. Saat tawaran pindah ke kantor cabang di Pontianak datang, pada hari berikutnya dia mengetahui kenyataan yang begitu mengejutkannya. Dari cerita Lovita, dia akhirnya tahu kalau selama ini Nessa merasa terbebani karena perjodohan itu.

Dia mengira setelah beberapa waktu terakhir ini Nessa seperti tidak menolak kehadirannya, dia berpikir jalan yang ditempuhnya hanya tinggal selangkah lagi hingga perempuan itu menyambut perasaannya. Tapi, nyatanya, dia salah menduga. Betapa pun dia berusaha untuk memahami dan mengerti bagaimana perempuan itu, tetap saja ada hal-hal yang tidak bisa dijangkaunya. Apalagi jika itu menyangkut hati seorang Gemintang Kanessa Adhitama.

Gibran membuang napas kasar melalui mulutnya. Ada satu hal lagi yang harus dilakukannya saat memutuskan pergi dari kota ini. Diambilnya ponsel dari saku celana. Ada dua aplikasi yang harus dihapusnya. Dua aplikasi itulah yang secara tidak langsung menghubungkan Gibran dengan perempuan itu. Tanpa pikir panjang, ibu jarinya segera menghapus aplikasi Quora dan Instagram.

Setelah dua aplikasi itu hilang dari layar ponselnya, yang dilakukan berikutnya adalah membuka email. Untuk beberapa saat Gibran hanya memandangi email terakhir yang dia kirimkan pada Nessa. Hingga sekarang, email itu tidak pernah mendapat balasan apa pun.

Memang apa yang masih diharapkannya jika pada kenyataannya hanya dia yang mencintai sendirian di sini?

Dalam waktu hitungan detik, semua email yang pernah dikirimkannya pada Nessa itu terhapus hingga tak bersisa. Inilah awal ketika tidak ada lagi nama Gemintang dalam hidupnya.