"Seharusnya lo semua seneng, karena gue bahagia, ga peka banget jadi temen." Ucap Marsha.
"Elu yakin bisa sama Zee terus sha?." Tanya Raisha yang berhasil membuat Marsha bingung.
"Maksudnya?."
"Ya elu aja sama Zee aja segender."
"Dan bentar lagi kita semua juga lulus, dan lu ga bisa sama Zee terus."
"Yap, bener itu sha." Timpal Olla.
"Kayaknya lu harus cepet-cepet bikin momen yang banyak deh sama si Zee." Usul Jessi.
Marsha terus merenung, memikirkan perkataan teman-temannya terutama Raisha. "elu aja segender sama Zee segender."
• • •
Sementara Zee sedari tadi sedang fokus melihat tumpukan kertas yang berada di depannya.
"Ini harus diapain Frey?." Tanya Zee.
"Dikerjain lah." Ucap Freya sembari mencicil kertas yang ada didepan mereka berdua.
"Yakali cuman berdua doang? panggil osis yang lain ya?." Tanya Zee.
"Boleh."
2 jam berlalu...
"Geloo, capek banget punggung gue." Keluh salah satu anggota osis."
"Se 7 dari tadi duduk terus."
"Yaudah, kalian bisa istirahat dulu, dirasa istirahatnya udah cukup kalian balik kesini lagi." Ucap Zee.
Sontak membuat ruangan yang sedari tadi tenang, menjadi ricuh. Semua anggota segera pergi meninggalkan ruangan tersebut untuk menuju kantin, untuk mengisi tenaga mereka yang sudah hilang.
Tersisa Freya dan Zee yang berada diruang itu. Freya yang masih sibuk mengerjakan kertas, sementara Zee membuka ponselnya yang sudah ia hiraukan selama 2 jam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apasih, harus banget? nanyain?." Gumam Zee.
Ia tak membuka pesan milik Marsha, melainkan membuka room chat milik Adel. Saat ia sedang asik saling bertukar pesan dengan Adel, terdengar suara kericuhan dari luar.
Yang membuat Zee melihat ke depan. Terlihat beberapa guru mengangkat seorang siswi kedalam mobil ambulan. Hal itu membuat Zee mengerutkan keningnya. "apa yang terjadi?." Pertanyaan itu yang terus ada di pikiran Zee.
Ia segera keluar, melihat keadaan. Salah satu guru melihat kearah Zee dan menghampirinya.
"P-pak? ada apa ini? kok itu ada yang sampai dibawa ambula-."
PLAKK!!...
Satu tamparan kelas berhasil mendarat di pipi mulus milik Zee. Membuat Zee diam, tak dapat bergerak. Pikirannya masih memproses kejadian barusan.
"Apa yang terjadi??."
"Kamu dan teman-teman osis dimana?!!." Bentak guru tersebut.
"K-kami sedang mengerjakan kertas yang diberikan sama sekolah pakk...."
"HARUS SEMUA OSIS YA? DAN KENAPA GA ADA OSIS SATUPUN YANG KELILING BUAT MEMERIKSA KEADAAN SEKITAR?!."
Nada tinggi dari guru tersebut membuat hati Zee sakit. "sial gue paling ga bisa dibentak."
Zee masih membeku di tempat. Perkataan, nada, yang keluar dari mulutnya. Membuat otak Zee berputar.
"Apa yang terjadi? ulah siapa ini?."
Freya yang melihat hal tersebut segera menghampiri Zee. Ia menyentuh pundak Zee perlahan, memastikan dia tidak apa-apa.
"Z-Zee?."
Zee tak menoleh.
"Ayo kita masuk dulu ke ruang osis." Ucap Freya. Sementara Zee hanya mengangguk dan mengikuti perkataan Freya.
Setibanya mereka diruang osis. Zee menunjukkan tatapan kosong. Ia masih berfikir tentang kejadian baru saja.
"A-apa salah gue?."
• • •
Seseorang sedang berjalan tergesa-gesa, dengan nafas yang memburu. Ia segera mencari dimana keberadaan seseorang.
"SHA!." Pekik Raisha.
Marsha yang tengah menikmati makan siangnya, kini beralih kepada Raisha yang sedang terengah-engah.