Secondary 10

5.3K 591 16
                                    

"Ampun!! Ampuni akuuu!! Ampuunn!" teriak Totem merengek minta dikasihani. White mengangkat tangan kanannya sebatas dada, dan semua tengkorak yang bertugas mencambuk langsung berhenti seketika.

"Kalian semua akan di hukum oleh Roh Bumi karena kesombongan dan keangkuhanmu!" seru White dengan suara yang terdengar ganda dan tidak berperasaan.

"Ampun!! Ampuni aku!! Kami berjanji tidak akan mengganggumu lagi!! Aku besumpah!! Jadi tolong lepaskan kami!!" rengeknya lagi.

"Aku akan melepaskan kalian setelah kalian mendapatkan hukuman yang setimpal," balas White yang sepertinya bukan dirinya.

Para tengkorak itu mengangguk seperti mendapatkan perintah, lalu mengeluarkan sebuah lempengan perak dari tulang pingggulnya dengan tulisan "Punishment" dan beberapa tulisan huruf kanji di kedua sisinya dan diletakkan di atas punggung Totem dan teman-teman magiciannya yang lain.

"Bagi kalian yang benar-benar memiliki hati yang bersih, kalian akan kembali ke starting-point dengan pengurangan satu level Sedangkan bagi kalian yang memiliki hati yang kotor, lebih buruk daripada kotoran....," White memandang Totem beberapa saat, "....maka kalian akan kembali lagi ke starting-point dengan pengurangan sepuluh level."

Di akhir kalimatnya, White menganggukkan kepala satu kali. Para tengkorak itu mengangkat pedangnya dengan cepat dan langsung di hujamkan ke punggung Totem dan teman-temannya menembus lempengan perak itu.

Satu-persatu mereka langsung mati satu-persatu dan menghilang dengan menyisakan kabut asap kecil. Mastrix dan Laydrown hanya bisa terdiam terpaku di tempatnya dengan mata yang sulit berkedip.

Setelah semuanya mati dan kembali ke starting-point, para tengkorak itu kembali masuk ke dalam tanah. Warna tanah itu kembali seperti semula secara perlahan. Begitu juga langit yang mulai cerah lagi.

Tubuh White yang bersinar yang bersinar turun dan menjejak atas tanah. Ketika cahaya itu menghilang dari tubuh White, ia langsung jatuh berlutut dengan keadaan yang benar-benar lemas. Napasnya terengah-engah.

"White!" seru Mastrix dan Laydrown bersamaan berlari menghampiri White dan membantunya berdiri.

"White, kau tidak apa-apa?" tanya Mastrix langsung melingkarkan lengan kanan White di lehernya. White berusaha tersenyum pada Mastrix dan mengangguk. Laydrown menarik tangan kiri White dan juga menaruh lengan White ke lehernya.

Dengan perlahan, mereka mulai berjalan menuju penginapan.

"Bagaimana kau melakukan hal itu tadi?" tanya Laydrown.

"Aku tidak tahu. Aku mengatakannya dengan sadar, semuanya seperti tertulis jelas dipikiranku. Mungkin itu salah satu special skill yang ku miliki."

"Coba lihat statusmu," suruh Mastrix. Mereka berhenti sejenak.

"Status!" seru White diikuti munculnya hologram virtual sebesar layar monitor komputer.

WHITE (ELF)
LEVEL 22
JOB: U. MAGICIAN

SPECIAL SKILL:
Lv 1. NECROMANCY
Lv 2. UNIDENTIFIED
Lv 3. UNIDENTIFIED
Lv 4. UNIDENTIFIED
Lv 5. UNIDENTIFIED

GILL: 3890
EXP: 455

HP: 1 / 256
MP: 1 / 210

ATK: 60
PDF: 77
MAG: 105
MDF: 100
AGI: 77
TECH: 62
ACC: 84
EVA: 88
LUCK: 216

Melihat status profil White membuat Mastrix dan Laydrown berseru rendah. Level White langsung naik 12 level ke level 22 setelah menghabisi Totem dan para magician itu sendirian dengan special skill NECROMANCY. Namun HP dan MP White langsung berkurang hingga titik terendah.

Laydrown menjentikkan tangannya sambil berkata "Heal", kemudian mengarahkan tangan kirinya di depan tubuh White. Seperti mendapat udara segar, White menarik napas dengan sangat lega. HP-nya kembali penuh.. Namun tubuhnya masih lemah karena MP-nya masih 1. Jika ingin mengembalikan MP, cara yang paling mudah adalah beristirahat dan tidur di penginapan, untuk penyembuhan secara total, yang bisa mengembalikan HP dan MP ke titik maksimum.

"Tunggu dulu! Bukankah NECROMANCY itu kemampuan untuk pemain yang memiliki job Necromancer? Bagaimana mungkin seorang magician memiliki kemampuan seperti itu?" tanya Laydrown. Necromancy adalah kemampuan utama dari pemain yang memiliki job Necromancer, yaitu memanggil dan mengendalikan mayat sebagai boneka petarungnya.

"Aku tidak tahu. Tidak pernah membaca bab tentang Necromancer di buku panduanku," jawab White. "Bisakah kita segera menuju ke penginapan? Tubuhku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan."

"Biar ku gendong," kata Laydrown yang langsung berjongkok di depan White. White tidak punya pilihan lain. Ia hanya menurut saja dan naik ke atas punggung Laydrown.

Dengan satu sentakan, Laydrown berdiri dengan begitu mudahnya. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju penginapan.

"Kau bisa istirahat dipunggungku kalau kau mau. White si penyihir putih," ujar Laydrown sambil melirik wajah White di atas pundak kanannya. White tersenyum tipis mendengar julukan yang diberikan Laydrown untuknya.

"Aku tidak ingin membasahi pundakmu dengan air liurku," balas White dengan candaan ringan.

"Aku tidak masalah jika kau membasahi pundakku dengan air liurmu. Yang penting jangan sampai membasahi anggota tubuhku yang lain," kata Laydrown yang membuat White mengerutkan kening. Kalimat Laydrown yang terakhir benar-benar ambigu dan membuat White membayangkan hal yang tidak-tidak.

White hanya bisa memukul kepala Laydrown sambil menggerutu tak jelas. Mereka berdua tertawa kecil, dan melupakan Mastrix yang terdiam di samping mereka tanpa berkata apapun.

Setibanya di penginapan, mereka bergegas menuju ke kamar Angela. Langsung saja mereka merebahkan tubuh White dengan hati-hati di salah satu ranjang yang kosong dengan posisi miring, supaya punggungnya yang masih ada sedikit luka cambuk tak tertindih, tanpa menghiraukan Angela yang tertidur pulas di atas ranjang yang berada di dekat jendela.

Namun karena mereka bertiga cukup berisik, Angela pun langsung terjaga. Ia menguap sebentar dan langsung terbelalak melihat kondisi White yang sangat pucat dan pakaian yang sobek di beberapa bagian.

"Astaga!!" serunya sambil melompat dari atas ranjang dan menghampiri adiknya yang kini terbaring lemah.

"Kenapa denganmu? Siapa yang berani melakukan hal ini padamu?!" serunya marah-marah lalu menatap Mastrix dan Laydrown dengan geram.

"Kalian berdua! Bukankah sudah ku katakan untuk menjaga adikku? Kenapa bisa sampai seperti ini?!"

Laydrown membasahi bibirnya sebentar. "Kami diserang oleh magician pria yang kau bunuh di depan kuil, yang sudah mengintimidasi adikmu."

"Lalu bagaimana mungkin kalian bisa kalah hanya karena seorang magician baru yang bahkan langsung mati dengan senjata shurikenku?"

"Dia tidak sendirian. Dia bersama puluhan magician lain dan kami diserbu. Kami tidak sempat melindungi satu sama lain. Tapi.....," Mastrix menggantungkan kalimatnya.

"Tapi apa?!"

"Adikmu sudah berhasil mengalahkan mereka semua," sambung Laydrown sambil menatap White yang sepertinya sudah tertidur karena kelelahan.

Angela terbengong mendengar pengakuan Laydrown itu. "Bagaimana mungkin?"

"Necromancy," jawab Laydrown singkat.

"Ba-bagaimana mungkin? Dia kan Magician, dan seorang Magician hanya bisa menguasai ilmu sihir yang berdasar pada lima elemen. Pasti ada kesalahan sistem," elak Angela.

"Sepertinya bukan. Kemampuan kita di Secondary didasarkan pada data diri kita yang di-scan pada saat pendaftaran. Dan aku yakin di luar sana ada banyak pemain yang memiliki kemampuan lebih daripada White," jawab Mastrix.

(Bersambung...)

Secondary (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang