Beberapa meter sebelum melewati kuil magician, tiba-tiba datang segerombolan magician pemula yang menghadang. Dan paling depan sendiri, berdirilah laki-laki dempal yang tadi mem-bully White saat baru keluar dari kuil magician.
Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres. Ketika White menengok ke belakang, tempak gerombolan lainnya yang mendekat dari arah belakang. Mendadak perasaan White jadi tidak enak.
"Mau kemana kau, penyihir putih?" tanya laki-laki itu dengan pandangan sadis pada White.
"Totem, benarkah ini laki-laki yang bermasalah denganmu tadi?" tanya seorang laki-laki bertubuh kurus kering yang berdiri di samping kanan laki-laki yang ternyata bernama Totem itu.
"Benar. Dia orangnya," jawab Totem sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah White.
"Kami hanya ingin lewat!" seru White.
"Oh, kau ingin lewat ya? Tapi sepertinya Tuan Totem tidak mengijinkan kalian bertiga lewat. Teman-teman!! Serang mereka!!" serunya yang membuat para magician itu langsung berlari menyerbu dan beberapa di antaranya memberondong mereka bertiga dengan mantra sihir mulai tingkat rendah hingga tingkat sedang.
Mereka bertiga langsung berpencar. Mastrix menghadapi pasukan yang ada di depan dengan begitu gesit dan lincahnya. Dengan satu kali tebasan, pedang samurainya dapat membunuh dan melukai dua sampai tiga orang sekaligus.
Sedangkan White dan Laydrown menghadapi pasukan musuh yang berada di belakang mereka. White yang tak begitu mahir memainkan pedang rapier hanya bisa menyabet-nyabetkan pedang itu ke segala arah dengan kedua tangannya. Tentu saja serangan White tidak begitu kuat, mengingat kalau senjata yang ia pakai tidak sesuai dengan job-nya. Begitu pula Laydrown yang seorang Priest, yang seharusnya hanya bertugas untuk menyembuhkan dan tidak punya kemampuan berkelahi, menggunakan boomerang yang terbuat dari besi untuk menyerang. Tapi lain halnya dengan White, Laydrown tampaknya lebih luwes dalam menggunakan senjatanya, walaupun serangannya juga tak seberapa kuat.
Mereka bertiga kalah jumlah dan terpencar dengan jarak yang cukup jauh. Mastrix masih bisa bertahan, walaupun HP-nya mulai berkurang sedikit demi sedikit karena serangan sihir dari beberapa magician. Sedangkan Laydrown masih diserang oleh banyak musuh. Ia beberapa kali terkena serangan sihir. Tapi karena ia seorang priest, ia bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat. Walaupun itu bisa membuat MP-nya terus berkurang.
Dan White tak beda halnya dengan daging mentah yang diperebutkan oleh banyak serigala. Ia berjuang sendirian bersama pedang rapiernya. Tak peduli apakah sabetannya melukai musuh, yang penting ia harus menjaga jarak dan bergerak selincah mungkin untuk menghindar dari serangan sihir para magician itu.
Hingga akhirnya ia lengah, dan Totem mendadak muncul dari belakang dan menerjang punggung White dengan kakinya hingga ia jatuh tersungkur dengan cukup keras. Pedang rapiernya terlepas dari tangan dan terlempar entah kemana.
Dengan cepat, para magician yang lainnya segera memegangi tangan dan kaki White pada posisi tengkurap. White berusaha meronta dengan sekuat tenaga.
"Lepas! Lepaskan aku!" seru White. Tapi tidak bisa. Ia terlalu lemah dan tidak sanggup melepaskan diri.
Pada saat yang sama, Totem langsung berdiri memposisikan kakinya di antara tubuh White dan mengeluarkan sebuah cambuk.
"Sekarang, saatnya kau mendapatkan balasan dariku," ujar Totem dengan bengis. Lalu ia mengayunkan cambuknya ke punggung White dengan keras.
"Aaarrgghh!!" teriak White kesakitan. Ia merasa punggungnya seperti terbelah menjadi dua. Rasanya sangat sakit.
"White!" seru Mastrix sambil terus menyerang para magician yang berusaha untuk membunuhnya. Ia ingin berlari menghampiri White pada saat itu juga. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan sosok White tidak dapat terjangkau oleh kedua matanya. Mereka terlalu banyak. Bahkan jika ia kehilangan konsentrasinya sedikit saja, ia bisa terkena serangan dari salah satu mantra sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondary (boyxboy)
AventuraBaru-baru ini sebuah konsol permainan yang sedang IN, release di Indonesia. Walaupun Tenggara tidak terlalu 'ngeh' dengan yang namanya games, akhirnya dia ikutan juga main game ini. Dan siapa sangka game ini ternyata begitu menarik. Bahkan game ini...