"Toloooongg!!" teriaknya ketika binatang itu mulai membuka mulutnya lebar-lebar.
Pada saat itu juga, Mastrix datang. Ia melompat dari kudanya yang tengah melaju kencang. Dengan cepat ia menarik pedang samurai dari selongsongnya dan langsung menebas leher binatang itu hingga putus. Kepalanya terlempar entah kemana, sedangkan tubuhnya jatuh terjengkang dan bergerak menggeliat seperti ekor cicak yang terputus dari tubuhnya.
Mastrix segera membantu wanita itu untuk berdiri ketika White tiba disana. Ia segera turun dari kuda zombie-nya dan mengembalikannya ke tanah dengan bertepuk tangan sebanyak dua kali.
"Kau tidak ap........," kalimat White terputus saat itu juga saat melihat kalau wanita ini memiliki tipe wajah dan rambut yang sama dengan teman sekelasnya, Reyori Olimpia. Wajah cantiknya dan gaya rambut nyentrik.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Mastrix. Wanita menatap Mastrix dengan penuh kagum.
"Kau benar-benar sudah menyelamatkanku! Terimakasih! Kau adalah penyelamatku!" serunya sambil memeluk Mastrix.
"Sama-sama. Namaku Mastrix. Siapa namamu dan apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Mastrix sambil melepas lengan wanita itu yang melekat dipinggangnya.
"Namaku Reyori, aku sedang berlatih disini sambil menunggu temanku yang masih belum Log-In. Ku pikir akan mudah mengalahkan mereka sendirian. Tapi ternyata aku salah."
White jadi geli mendengar nama karakternya yang tidak diubah sedikitpun. Ia yakin seratus persen kalau itu adalah Reyori Olimpia. Apalagi ia tahu kalau misi utamanya di Secondary adalah mencari pacar. Kalau ia sedang menunggu temannya, itu artinya pasti ia sedang menunggu Jenna.
Agak heran juga sih, mengingat kalau Benua Selatan di dunia Secondary itu sangat luas, tapi ia masih bisa bertemu dengan anak ini.
"Eh? Ngomong-ngomong apa ras dan job-mu?" tanya White.
Bukannya menjawab, Reyori justru menoleh menatap White dengan mata berbinar-binar, melihat penampilan serba putih dari White. Sepertinya Reyori baru sadar dengan kehadirannya.
"Kau? Katakan, apakah aku pernah bertemu denganmu?" tanyanya sambil berjalan mendekat. White jadi gugup sendiri. Apakah Reyori bisa mengenalinya semudah itu? Tapi tidak mungkin.
"Um.... Namaku White, dan.... sepertinya kita belum pernah bertemu!" tukas White.
"Tentu saja kita pernah bertemu, Tuan White yang tampan. Aku bertemu denganmu di dalam mimpiku! Kau adalah pangeran impianku!" serunya sambil menghambur memeluk White erat dan melompat-lompat, membuatnya susah bernapas.
Namun mendadak, terdengar suara geraman aneh di sekitar mereka yang membuat Reyori langsung melepas pelukannya.
Sekarang puluhan binatang hitam tinggi besar seperti yang tadi sudah mengelilingi mereka bertiga.
"Oh, tidak! Kita sudah terlambat! Seharusnya tadi kita segera kembali ke kota!" teriak Reyori ketakutan.
"Jangan khawatir. Biar aku tangani," kata Mastrix mulai maju menyerang binatang-binatang itu satu-persatu.
Tapi jumlah mereka cukup banyak. Beberapa mulai mendekati White dan Reyori.
"Bagaimana ini? Kita bisa mati!" ujar Reyori sambil berlindung di belakang punggung White.
White mengeluarkan tongkat sihirnya dan diacungkan ke depan. Ia mulai mengucapkan rentetan mantra. "Roh bumi, lindungi kami dengan kekuatanmu. Keluarlah, Skeleton Warrior!"
Ujung tongkat itu bersinar terang diikuti kemunculan puluhan manusia tengkorak bersenjata pedang dari dalam tanah di sekeliling White dan Reyori.
"Wow!" ucap Reyori takjub. Para manusia tengkorak itu langsung menerjang dan menyerang binatang yang mirip kera raksasa itu.
Namun binatang-binatang itu dengan mudahnya mengibaskan tangannya ke tubuh-tubuh manusia tengkorak itu hingga hancur. Sedangkan Mastrix masih bertarung sendirian.
"Battle Status!" seru White. Muncul status singkat dari makhluk itu yang ternyata bernama 'Black Ape' atau kera hitam, level 30. Makhluk itu punya level yang lebih tinggi daripada White yang hanya level 22. Pantas saja serangan manusia tengkorak milik White tidak mempan sama sekali.
Tapi White terus saja memanggil manusia-manusia tengkorak dari dalam tanah untuk menjaga jarak agar tetap jauh dari para Black Ape itu.
"Keluarlah! Skeleton Archer!" seru White disertai kemunculan lima manusia tengkorak bersenjatakan panah kayu di sekeliling White dan Reyori, dan masib tetap memanggil banyak Skeleton Warrior untuk menyerang para Black Ape.
Lima Skeleton Archer itu langsung meluncurkan anak-anak panah ke arah para Black Ape.
Kedua kaki White mendadak lemas dan membuatnya jatuh berlutut.
"Apa kau baik-baik saja? Kau terlalu banyak menggunakan MP-mu hingga tersisa sedikit," kata Reyori sambil membantu White berdiri lagi.
"Tidak perlu khawatir. Aku masih bisa bertahan. Takkan ku biarkan binatang-binatang itu menyentuh kita sedikitpun," balas White sambil mengangkat tongkatnya lagi dan memanggil Skeleton Warrior sebanyak-banyaknya untuk menyerang semua Black Ape yang ada disini.
Namun pada saat yang sama, perhatian White lengah dan mendadak seekor Black Ape menarik tubuh Reyori.
"Aaaaaaa!"
"Reyori!" teriak White melihat tubuh Reyori yang kini bergelantungan karena tangan kanannya diangkat Black Ape itu.
Semakin terdesak, akhirnya White mengeluarkan pedang rapiernya dan berlari ke arah Black Ape itu. Ia menyabetkan rapiernya ke perut binatang itu hingga ia melepas tangan Reyori. Dengan sigap, White menangkap tubuh Reyori dan membaringkannya di atas tanah.
"Tunggu disini," ujar White sambil memanggil lima Skeleton Warrior untuk melindungi Reyori.
Ia melihat perut Black Ape itu yang hanya tergores sedikit saja. Kulit perut binatang itu benar-benar tebal dan sulit ditembus oleh pedangnya.
Meskipun White tahu kalau ini sangat sulit untuk mengalahkan bonatang itu, tapi akhirnya ia memutuskan untuk menyerang binatang itu dengan pedang rapiernya. Berlawanan dengan job-nya yang seharusnya mengandalkan kekuatan sihir, kini ia mengandalkan serangan fisik yang dimilikinya. Apalagi MP yang ia miliki sekarang tinggal sedikit.
Dengan gerakan semampunya, ia menyerang Black Ape tanpa teknik apapun dan hanya mengandalkan insting.
Namun nahas, ketika ia melompat cukup tinggi hendak menyerang kepala Black Ape, binatang itu lebih dulu mengibaskan tubuh White dengan keras ke tanah.
"Aaaargghh!!"
Tubuhnya terjatuh dengan begitu kerasnya hingga percikan darah muncul dari mulutnya. Ia merasa tubuhnya remuk. Rasa sakit yang tak tertahankan.
"White!" seru Reyori dengan nada melengking.
"White! Bertahanlah! Akan aku akan segera ke sana!" teriak Mastrix yang sekarang sedang bergelut dengan puluhan Black Ape yang mengelilinginya.
Binatang itu memukul-mukul dadanya sendiri seperti marah.
"Sial!" seru White sambil berusaha menegakkan tubuhnya lagi, walaupun susah. Napasnya tersengal-sengal. Bahkan bernapaspun rasanya sakit. Ia tidak ingin menyerah dengan begitu mudahnya. Dengan cepat, ia mengambil tongkat sihir dari dalam tas pinggang dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya masih memegang pedang rapier.
Walau bagaimana pun, ia tidak boleh kalah. Ia akan membuktikan kalau ia juga bisa bertarung dengan menggunakan senjata, bukan hanya dengan tongkat sihir saja.
(Bersambung...)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondary (boyxboy)
AdventureBaru-baru ini sebuah konsol permainan yang sedang IN, release di Indonesia. Walaupun Tenggara tidak terlalu 'ngeh' dengan yang namanya games, akhirnya dia ikutan juga main game ini. Dan siapa sangka game ini ternyata begitu menarik. Bahkan game ini...