Chapter 13

388 83 28
                                    

hey yo spada, lanjut nih ceritanya




















"Keren kamu kayak tadi hah?" tanya Christy dengan nada tinggi dan Ferrel hanya dapat diam sambil menatap gadis di depannya itu. "Keren kamu mukulin anak orang smpe babak belur gitu, trus gak sadarin diri dan masuk rumah sakit? Keren kamu kayak Gitu Ferrellino Danendraaaa?" Lanjutnya sambil berteriak di depan wajah Ferrel. Ferrel hanya dapat terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Christy, dan memang ia salah disini karena sudah membuat Zean masuk rumah sakit, tapi ia tidak sepenuhnya salah juga disini.

PLAK... Christy kembali menampar pipi Ferrel dengan kencang dan kali ini membuat hidung Ferrel mengeluarkan darah. Ferrel yang menerima tamparan itu hanya dapat terdiam sambil membuka dan menutup mulutnya untuk menahan rasa sakit dan panas di pipinya. Lelaki itu kemudian meludah ke arah samping lalu mengelap hidungnya menggunakan jarinya. Christy yang melihat hidung Ferrel yang berdarah langsung merasa bersalah. "Eh eh eh, Rel maafin aku yaa, aku kekencengan ya nampar kamu, maaf aku kebawa emosi tadi."

Ferrel langsung menghempaskan tangan Christy yang hendak menyentuh pipi dan hidungnya, dan langsung menatap tajam ke arah Christy. "Gak usah sentuh sentuh gw." ucapan yang Ferrel lontarkan barusan langsung membuat Christy terkejut, karena ia tau apabila Ferrel sudah tidak menggunakan 'aku-kamu' dengannya maka lelaki itu sudah tidak peduli lagi dengannya. "Sayang maafin ku, aku gak sengaja nampar sama mukul kamu, aku gak tau kalo bisa sampe berdarah gitu. Sini aku liat dulu ya, boleh kan?" ujar gadis itu yang benar-benar khawatir dengan lelaki di depannya itu.

Ferrel kembali menepis tangan Christy. "Udah gw bilangkan, lu jangan sentuh-sentuh gw CHRISTINA ADHISTY TAMARA!!" balas Ferrel dengan sedikit nada tinggi saat menyebut nama Christy, sedangkan gadis itu hanya menundukkan kepalanya saja. "Gak usah sok peduli sama gw mulai sekarang. Lu mending ikut ke rumah sakit sana jagain cowo lu tuh disana. Lu juga Shan, Zee, mending jagain adik lu aja sana di rumah sakit." lanjut Ferrel dengan nada dinginnya.

"Rel, gak gitu. Kamu dengerin penjelasan aku dulu ya, jangan kebawa emosi gini. Jadi tu..." Jari telunjuk Ferrel langsung menempel di bibir Christy yang baru saja akan memberikan alasannya. "Syut syut syut. I don't want to hear any explanation from you." mendengar itu Christy langsung menghempaskan jari Ferrel dan menatap tajam lelaki itu. "Gak, gak, gak. Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu Ferrellino Danendra. Atau..." belum sempat Christy menyelesaikan ucapannya, Ferrel langsung memotong ucapan gadis itu sambil tersenyum smirk. "Atau apa? Putus? Itukan yang kamu mau bilang." mendengar apa yang dikatakan oleh Ferrel, Christy hanya dapat kebingungan sambil terkejut, karena apa yang dia ingin katakan bukanlah hal yang mengarah ke sana.

"Kenapa diem? Apa yang aku bilang bener kan?" tanya Ferrel dengan nada setengah mengejek dan menatap tajam Christy. "Bu-bukan Rel, a-aku gak mau ngomong gitu." bela Christy karena bukan kalimat 'putus' yang ingin ia katakan. "Trus paan? Kalo bukan putus? Kalo itu emang yang kamu mau yaudah kita putus aja, dan aku gak akan ganggu kamu lagi. Kamu bisa bebaskan sekarang buat ngejagain cowo kamu yang baru yang lagi pingsan dan lagi menerima perawatan di RS sekarang? Apakah yang aku katakan benar, Christina Adhisty Tamara?" tanya Ferrel sambil menatap Christy dan gadis itu hanya dapat terdiam sambil menundukkan kepalanya. Hal yang dikatakan Ferrel barusan membuat hati Christy menjadi sakit bagai tertusuk pisau.

Race and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang