gadis cantik yang selalu tersenyum apapun keadaannya menjadi pengusaha bakery adalah cita-citanya akan kah ia berhasil mewujudkan kan mimpi masa kecilnya?
Ali melakukan hal itu lagi dan di luar salju turun dengan lebat Ali memeluk ily hingga wanita di hadapannya tertidur pulas Ali menarik selimut hingga mereka tertidur.
Terdengar suara alarm ponsel ily wanita itu bangun menggeliat ia mengecek ponselnya benar asistennya tidak menggangunya, ily memakai piyama dan berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka ia terkejut melihat Ali menatap dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sayang nganggetin aja, makanan yang kamu beli kemarin aku udah panasin, mau jalan-jalan kemana?"
" Aku mau di apartemen aja boleh kan?"
" Boleh dong mumpung ini weekend aku libur kuliah"
Ily mengambil sikat gigi yang Ali pegang dan segera menggosokkan giginya dan mencuci muka.
Ily duduk dengan manis di pantry menunggu Ali mengambil makanan di microwave.
" Sayang kamu ngidam apa?"
" Kamu"
" Enggak salah denger nih manggilnya udah aku kamu"
Ily mengangguk dan menyantap makanan di hadapannya, saat Ali mengeluarkan melon kupas kesukaan ily, ily merasa mual melihatnya.
" Sayang kamu kenapa?"
" Aku enggak bisa melihat melon, dan mencium baunya boleh singkirin?"
Ali langsung memasukkan kembali potongan melon itu, dan memijit tengkuk leher ily pelan setelah itu Ali jongkok di hadapan ily mengahadap keperut ily dan mengelusnya.
" Hey nak, jangan siksa ibu kamu ya ayah disini untuk ibu dan kamu, jangan bikin ibumu sakit ya nanti jika jauh dari ayah " Ali mengecup perut ily yang masih tetap berdiri di hadapan Ali.
Ali memeluk ily dengan erat hari itu mereka menikmati waktu berdua tanpa gangguan oleh siapapun.
Hingga malam menjelang Ali mengajak ily untuk sekedar menikmati sedikit malam penuh salju ini memegang tangan ily dengan lembut jujur Ali melakukan perbuatan yang terlarang untuk mengikat ily menjadi miliknya tanpa ada orang ketiga.
Apalagi dengan kehadiran anak di dalam perut ily pasti semuanya akan indah hanya itu yang terpikir di hidup Ali, berbeda cerita di kepala ily.
Tapi ily menikmati waktu ini dengan bermanja-manja bersama ily menghilangkan sedikit keraguan dalam hidupnya.
Ily takut Ali tak mau mengakui anak ini nyatanya Ali malah bahagia mendengar kabar ini.