56-pergi untuk selamanya

282 44 14
                                    

selamat membaca teman-teman ‼️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"bang prasaan gw ga enak..." ucap satria di angguki oleh Candra.

"gw coba telepon ayah bunda dulu ya,ngecek mereka ada di rumah atau ngga" ucap arka langsung menelepon barra ataupun Wulan hanya sekedar mengecek saja.

tak ada jawaban dari keduanya,tapi arka tak berputus asa begitu saja ia menelepon bi Sri pembantu yang ada di rumah pikir arka pasti bi Sri tau karna barra dan Wulan tak pergi kemana-mana sebelum mereka pergi berangkat ke sekolah.

"halo bi,ayah bunda ada di rumah atau ngga?" ucap arka Dnegan gegabah saat panggilan telepon tersambung.

"gaada den,ayah bunda kamu izin sama bibi tadi untuk jemput nak ikhsan,Brian dan juga Riki karna mereka sudah pulang sekolah,gatau sampai sekarang mereka belum pulang juga" -bi Sri.

"oh yaudah bi,saya matiin ya panggilan teleponnya" bakas arka langsung mematikan panggilan telepon itu.

"gimana ka?! Atha bunda ada di rumah?!" panik Candra bertanya.

tak selang beberapa lama ada panggilan masuk lagi di ponsel arka dan itu adalah panggilan telepon dari Zaki,tanpa basa-basi ia pun mengangkat panggilan itu.

"halo bang?" -arka.

"kalian bertiga sekarang di mana?!"-zaki

"kami bertiga masih di sekolah...emangnya ada apa?"-arka

"hiks...ayah bunda... ikhsan,Brian dan juga Riki...mereka kecelakaan arka! hiks"Isak Zaki yang menangis.

arka terdiam sejadi-jadinya saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Zaki,ia yang sebelumnya berdiri langsung terduduk lemas di tanah saat itu juga membuat Candra dan satria panik.

"arka! kenapa?! ada apa?!" tanya Candra dengan paniknya.

"ayah...bunda...ikhsan...Brian dan juga Riki...mereka kecelakaan..." jawab arka Dnegan nada lemas.

//degg...

jantung Candra dan satria rasanya berhenti saat mendengar hal itu juga,panggilan telepon itu masih tersambung satria merampasnya dari tangan arka untuk bicara dengan Zaki.

"bang ini bohong kan?! iya kan?!" ucap satria.

"Abang ga bohong hikss...sekarang kalian cepet datang ke rumah sakit..." balas Zaki lalu menutup panggilan telepon itu.

satria mengacak rambutnya saat itu,hancur hatinya saat itu pikirannya sudah entah kemana,jadi benar apa yang ada di berita itu? bahwasanya korban kecelakaan itu adalah orang tua dan adik mereka sendiri.

"ayo ke rumah sakit sekarang!" sahut candra sambil membantu arka untuk berdiri dan berjalan menuju parkiran.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

kini mereka bertiga berlari tergesa-gesa di koridor rumah sakit sambil menangis berharap tak terjadi apa-apa dengan orang tua dan juga adiknya,saat itu juga mereka melihat Zaki yang duduk termenung di luar ruangan dengan cepat mereka bertiga menghampiri Zaki.

"bang! ayah bunda dan adek adek dimana?! mereka baik-baik aja kan?!" tanya arka sementara Zaki hanya diam.

"jawab bang!" pekik Candra.

"ayah bunda...meninggal di tempat...ikhsan,Brian, dan juga Riki...mereka koma dek...hikss..." jawab Zaki dengan lemas lalu ia kembali menangis.

ketiganya yang mendengar itu pun langsung tersentak tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini,mereka rasa ini adalah mimpi namun aslinya ini adalah kenyataan yang di alami mereka,rasa hancur tentu saja d rasakan oleh mereka karna sudah kehilangan sosok orang tua yang sangat mereka sayangi.

mereka menangis sejadi-jadinya saat itu juga,mengingat kenangan yang lama yang di mana mereka selalu menjalani hidup bersama penuh sukacita,dan kini kenangan itu lenyap tak bisa mereka lakukan lagi di kehidupan selanjutnya.

"hikss...ayah...bunda....hikss" tangis satria sambil memeluk Zaki.

Candra mengusap  air matanya yang terus mengalir deras di pipi nya.

"sekarang jasad ayah bunda di mana bang?" lirih Candra.

"dokter dan perawat di sini,membawa jasad ayah bunda di ruang jenazah..." jawab Zaki.

"kita harus kasih tau kejadian ini sama nenek kakek,dan om bima juga." sahut arka.

"udah Abang kasih tau kok,katanya besok mereka sampai disini..." balas Zaki.

satria yang masih menangis berlari menuju ruang jenazah,Candra,Zaki dan arka tentu nya kaget melihat satria yang berlari kesana Zaki pun memutuskan untuk mengikuti satria,sementara arka dan Candra tetap diam di tempatnya.

saat tiba di ruang jenazah satria langsung masuk dan melihat ada beberapa perawat yang sedang menutupi jasad kedua orang tuanya dengan kain putih,satria menangis sekencang-kencangnya ia masih belum terima kalau ayah bundanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

"ayah! bunda! bangun! jangan tinggalin satria!" teriaknya sambil menangis histeris.

"satria sabar! ini udah takdir dari Allah,kita harus ikhlas!" ucap Zaki sambil memeluk adiknya yang menangis histeris.

"maaf mas sebaiknya jenazah orang tuanya segera di bawa pulang jadi besok bisa segera di makamkan." sahut perawat itu.

Zaki mengangguk sembari memenangkan adiknya,jasad kedua orang tuanya harus segara di bawa pulang dan di makam kan karna tak baik jika terlalu lama.

skip.

keesokan harinya jenazah kedua orang tua Zaki dan adik-adiknya pun di makamkan di temani oleh kakek nenek,dan sanak saudara lainnya yang ikut ke pemakaman,tangis yang tak kunjung henti melihat kedua orang tua yang mereka sayangi itu di kubur di dalam tanah dan tak akan bisa lagi mereka temui untuk selamanya...

"sabar ya...kalian harus ikhlas...jangan di tangisi terus...orang tua kalian pasti ikut sedih di sana,karna melihat kalian.." ucap lembut sang nenek yang setia bersama cucu-cucunya.

penguburan pun selesai dan kini mereka menaburi tanah kuburan itu dengan bunga bunga yang wangi,serta mendoakan makan keduanya yang di pandu oleh ustadz disana.

"ayah...bunda...maafin kami ya karna selalu ngebantah omongan ayah bunda...hikss,kalian yang tenang ya disana..."ucap lirih Zaki sambil memeluk batu nisan alm.wulan dan barra.

"ayah bunda! jangan tinggalin kami! hikss....akhhh!!"sahut Candra sambil menangis sesegukan.

"kalian harus ikhlas ya...masih ada o'om,kakek dan nenek di sisi kalian jadi kalian ga bakal kesepian..."ucap bima dengan lembutnya lalu memeluk satria,Candra dan arka.

seusai itu senja jadi sendu,awan pun mengabu...kepergian barra dan Wulan kini hanya menyusahkan duka bagi mereka,'bagaikan asmara loka dan Harsa yang dulu dikara,kini telah menjadi lara yang Amerta',artinya 'cinta dan kebahagian yang dulu indah,kini berubah telah berubah menjadi sedih yang abadi'.

gelak tawa yang selalu terdengar di setiap waktu,kini itu semua hanyalah kenangan yang tak akan bisa di ulang kembali,tapi mereka akan selalu percaya bahwa orang tua mereka pasti akan selalu ada di sisi mereka meskipun mereka tak dapat melihatnya...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

bersambung.

janlup votmen
see you 👋

family is the best place ||enhypen‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang