EPILOG

415 95 15
                                    

Halo ges, sebelumnya mau ngasih tau untuk pengumuman disebelah, mohon dibaca yaa.

Ada sepatah dua patah kata dan sedikit pengumuman.

makasih.

Pandangan mereka beredar, menatap keseluruhan ruangan yang telah reyot dan kumuh.

"Sejak terakhir aku disini, tempat ini masih sangat layak." Lirih Yichen, ia memandang keseluruhan gubuk yang sudah tidak layak dan tampak hampir roboh.

"Kita seharusnya datang lebih cepat. Menginap semalam disini rasanya tidak buruk." Sahut Zhu Yan, ia mendudukkan dirinya diatas ranjang keras yang tersedia.

"Butuh waktu 4 bulan lamanya untuk kau sembuh sepenuhnya. Syukurlah luka-luka itu tidak meninggalkan bekas pada wajah atau tubuhmu." Ucap Yichen.

"Kau mengintipku telanjang? bagaimana bisa kau tahu jika tidak ada bekas luka sama sekali di tubuhku." Zhu Yan memberikan gestur seolah melindungi tubuhnya.

"Kau sudah gila? berhentilah mengoceh yang tidak-tidak." Omel Yichen, ia mengangkat pedang Yunguangnya seolah akan memukul sosok tersebut.

"Sejujurnya kau ingin mengintipku juga tidak masalah. Daripada mengintip, jauh lebih baik kau ikut denganku dan melihatnya langsung." Zhu Yan menampilkan cengirannya menggoda sosok yang tengah merogoh sesuatu dibawah nakas usang yang tertinggal.

"Tutup mulutmu, tidakkah kau malu?" Kesal Yichen.

Zhu Yan hanya mengangkat bahu nya acuh, tidak peduli.

Yichen menghela nafas begitu ia berhasil mengambil sesuatu dibawah kolong nakas usang tersebut.

"Apa itu?" Tanya Zhu Yan.

Yichen membuka telapaknya, menampakkan sebuah lonceng kecil yang tertutup debu.

"karena panik, kami tidak sempat mencari lonceng ini." Jawab Yichen, ia membersihkan lonceng ditangannya hingga bersih kemudian menyodorkannya pada Zhu Yan.

"Ada apa?"

"Pakaikan di rambutku." Pinta Yichen.

Zhu Yan tersenyum kemudian mengangguk.

Dengan hati-hati Zhu Yan menggantung lonceng di tangannya pada rambut panjang milik Yichen.

"Ayo pulang. Kita harus mampir ke sebuah tempat sebelum malam." Ajak Yichen.

"Kuharap suatu hari aku akan mengunjungi tempat ini kembali." Ucap Zhu Yan.

"Kau akan. Aku akan mengajakmu. Cepatlah!" Yichen meraih telapak besar Zhu Yan kemudian menggandengnya pergi meninggalkan gubuk reyot yang menyimpan banyak kenangan didalamnya tersebut.

Mereka berlarian dengan riang sampai akhirnya tanpa sengaja bertabrakan dengan seekor kuda yang membawa sebuah kereta kuda.

"Maafkan kami, Tuan." Yichen dan Zhu Yan membungkuk meminta maaf.

"Huh? kau... Tuan Zhuo, bukan?" Sebuah suara yang dikenali Yichen membuatnya mengangkat tubuhnya dan kepalanya.

"Nona... Xie?" Yichen berucap ragu.

"Kau mengenalnya, Xiao Zhuo?" Bisik Zhu Yan.

"Nona Xie yang membantuku membawa mu ke Dahuang saat itu. Dia salah satu yang turut andil dalam penyelamatanmu." Jawab Yichen.

"Ah.. kalau begitu, tolong terima rasa terimakasihku, Nona." Zhu Yan membungkuk hormat pada sosok dihadapannya.

"Uh, tidak apa, tidak apa. Itu hanya hal kecil untuk sebuah kemanusiaan. Syukurlah kau baik-baik saja, Tuan. Saat itu, Melihat Tuan Zhuo rasanya sangat menyakitkan. Ia tampak putus asa dan tangisnya terdengar sangat pilu. Melihatnya yang sekarang sudah tampak riang, sungguh menbuatku sangat bersyukur." Ucap Nona Xie.

TRAIL THE UNBOUND SOUL | Fangs of fortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang