2.1 Binar bersih yang redup

2.8K 406 41
                                    

Di matanya, Zhuo Yichen tetaplah Zhuo Yichen.

Pemilik binar bening yang bersih dan senyum hangat layak udara musim semi.

Zhu Yan menopang dagu nya menatap sosok di sisi nya yang kini tengah mengobrol dengan kuda renta kesayangannya.

"Sejak aku kembali, terhitung masih lebih banyak jumlah kau bicara dengan kuda tua itu dibanding bicara dengan ku. Bahkan hari ini kita baru mengobrol 7 kalimat. Hah..." Zhu Yan menghela nafas.

Yichen berdecak menghentikan celetukan Zhu Yan yang sudah didengarnya sejak pagi.

"Kau fikir masuk akal siluman monyet bawel sepertimu hanya mengobrol 7 kalimat hari ini denganku?! kau terus bicara seperti itu setiap kali aku menghentikan obrolan kita. Dasar kekanakkan." Decak Yichen. Ia tampak tidak peduli dengan sosok siluman disisi nya yang kini memasang wajah sedih.

"Memang nya kau tidak bosan bicara dengan kuda mu? Kau sudah menghabiskan jutaan kalimat untuk mengobrol dengannya di lebih dari separuh hidupnya. Kau tau? kurasa kuda tua ini sudah mulai muak dengan ocehanmu. Dia tampak tidak tertarik." Bisik Zhu Yan, ia menatap tajam kuda milik Yichen yang dengan berani nya lebih menarik perhatian Yichen dibanding dirinya.

"Aku tanya, apa kau menghabiskan 100 tahun untuk mengumpulkan kekuatan silumanmu dengan mengikis otakmu?" Sarkas Yichen.

"Ajak aku mengobrol!" Rengek Zhu Yan.

"Aku akan mencari rumput segar untuk kuda ku." Yichen bangkit dari duduknya, meraih pedang Yunguang yang tergeletak disisinya.

"Manja sekali. Memang nya kuda mu itu tidak bisa cari makan sen– aduh!" Pedang Yunguang mendarat di kepalanya kencang.

"Tutup mulutmu!" Yichen berlalu meninggalkan sosok yang masih mengaduh kesakitan tersebut.

"benar-benar tidak berubah sedikitpun. Masih Zhuo Yichen yang suka mengomel."

***

Zhu Yan mengelus kuda tua disisinya yang kini tengah bersantai menunggu makanan nya.

"Kau benar-benar manja padanya ya." Zhu Yan tertawa, mengelus kepala sang kuda.

Pandangannya jatuh pada sosok yang tidak jauh darinya tersebut.

Ditengah padang rumput yang luas, ia tampak sangat ringkih dan indah.

Rambut hitam keputihannya yang tergerai bergerak tertiup angin. Suara lonceng dari bandul yang tergantung apik dirambutnya berbunyi halus.

Zhu Yan sungguh memuja sosok dengan binar bening tersebut.

Senyum teduh terpajang apik diwajahnya, ia tampak begitu bersinar ketika senyum sehangat musim semi nya  bertengger lama di wajahnya.

Sudah berapa lama ia tidak melihatnya? rasanya begitu merindukan mata dengan binar berkilau tersebut dan senyum sehangat musim semi nya.

Ia ingat ditengah kesadarannya yang hanya setitik, ia pernah sekali terbangun dengan pemandangan begitu menyakitkan.

Melihat Zhuo Yichen dengan tubuh ringkih nya menangis tersedu begitu kesepian dan tidak ada satupun yang bisa menepuk punggung atau bahu nya, atau sekedar mengatakan padanya bahwa tidak apa-apa untuk menangis sekeras yang ia mau.

Tidak ada yang bisa dilakukannya ditengah kesadaran yang hanya setetes darah tersebut.

Dalam sekejap kesadarannya, ia menyadari banyak hal.

Bahwa Zhuo Yichen terjebak begitu dalam ditengah kesepiannya dan rasa sakitnya.

Tubuh yang ringkih, suara yang parau dan binar bersih yang meredup.

TRAIL THE UNBOUND SOUL | Fangs of fortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang