26. Sosok kecil dengan ibu yang ia cintai

525 112 22
                                    

Yichen membuka matanya begitu dirasa kaki nya yang basah dan dingin terkena ombak kecil yang menyapa nya ramah.

Ia menatap pasir di bawahnya, tersenyum kecil begitu mendapati kerang-kerang kecil yang bertaburan berwarna warni di kakinya.

Ia berjongkok, meraih kerang-kerang tersebut kedalam tangannya bersama pasir halus yang terbawa tangannya.

Tersenyum senang begitu mendapati kerang-kerang kecil tersebut tampak jauh lebih indah ketika berada ditangannya.

Memainkannya sejenak, senyumnya melembut begitu angin berhembus membawa terbang rambut panjang kebanggaannya yang tampak cantik dengan warna putih di beberapa bagiannya.

"huh? tidak.. tidak.." Yichen menatap tidak percaya kerang-kerang kecil yang menghilang dalam sekejap terbawa ombak kecil yang baru saja datang menghantam pelan tangannya.

Tangannya bersih dalam sekejap, hanya meninggalkan jejak-jejak pasir kecil yang tersisa dari jahatnya ombak membawa kerang milik nya pergi.

Yichen menatap sedih pasir disisi kakinya yang kini tampak kosong, melirik kesal ombak yang bergulung rendah di kejauhan.

"Tuan, ayo cepat! ombak besar akan segera datang di ujung sana." Yichen mendengar suara yang tidak asing di telinga nya.

Ia bangkit, berbalik dan mendapati Bai Yi yang kini berlarian riang sembari tersenyum lebar.

"Bai– huh?" Ia terdiam, melihat pemandangan di hadapannya.

Bai Yi dengan ceria berlarian sembari berteriak tentang ombak besar yang hebat ketika dibelakangnya Zhu Yan dan Li Wei berjalan beriringan dengan tangan merangkul satu sama lain.

Huo dan Cheng Yuan berlarian di sisi keduanya, tertawa dan terkadang menggoda keduanya yang kini tampak tersenyum malu.

Yichen terdiam, lidahnya kelu dan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

"Bai Jiu, jangan berlarian! kau akan jatuh." Teriak Zhu Yan. "Lagipula, jika kau menghilang, Wen Xiao Jie mu tidak bisa mengejarmu." Zhu Yan menggoda sosok disisinya.

"Kalian semua harus bergegas, kita akan melihat ombak besar yang hebat. Ying Lei, Pei jie! ayo percepat langkah kalian." Yichen menatap sosok-sosok yang dikenalnya tersebut dengan pandangan berkaca-kaca.

"Bai Jiu.." Lirih nya.

"Huh? kau mengenalku, tuan?" Anak berusia 13 tahun tersebut mendekat padanya, tersenyum manis dengan ceroboh, persis seperti Bai Jiu yang ia ingat.

"u.. uh.. aku–

"Bai Jiu, jangan berbicara dengan orang asing, sudah berapa kali kukatakan padamu?!" Omelan tersebut menghentikan Yichen.

"Pei Jie, maafkan aku. Tapi, tuan ini tadi menyebutkan namaku, kukira dia mengenalku." Bai Jiu Berlari mendekati Pei Sijing yang menatapnya tajam.

Yichen tidak dapat berucap apapun, mengatupkan bibirnya yang kering dan tenggorokannya yang tiba-tiba saja tercekat.

"Tuan, maafkan kelancangan anak ini. Dia anak yang tumbuh terlalu aktif jadi terkadang bertingkah demikian." Zhu Yan berdiri didepannya dengan senyum manis nya yang ia cintai.

Yichen tidak langsung menjawab, matanya menelisik bingung apa yang terjadi sebenarnya. Ia menatap dua orang dihadapannya, Zhu Yan dan Wen Xiao yang kini berpegangan mesra satu sama lain. Seolah mereka hanya memiliki satu sama lain.

"Dimana?" Lirih Yichen pelan, tanpa sadar.

"Ada apa, tuan?" Zhu Yan menolehkan kepalanya bingung.

"Tidak. Hanya saja–bukankah ada satu orang lagi yang seharusnya bersama kalian?" Tanya Yichen pelan, lirih dan perih.

TRAIL THE UNBOUND SOUL | Fangs of fortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang