GML #3

14.4K 1K 35
                                    

LynKutil : baru bangun😪😴 Lo berisik, bangsat!😡

AdeliaBangcat : Janji temu, kampret. Shopping... shopping mania

LynKutil : Haha... Gue lupa. Untung lo ingetin. Otewe kamar mandi dulu ya 😍😘

Adel berdecak, lalu menghela nafas. Menepuk perut langsingnya dan merasakan lapar. Dia pun keluar kamar menuju dapur. Di sana Riva telah menyediakan sarapan untuknya.

Tanpa bicara, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Adel memulai sarapan dan Riva pergi ke kamar Adel untuk membereskan handuk yang diyakini tergeletak mengenaskan di lantai dan alat-alat kecantikan tidak tersusun rapi.

Selalu seperti itu. Riva tahu jika Adel sengaja melakukannya hanya untuk menyingkirkan dirinya. Menjauhkan Riva dari sekitar keluarganya. Sebab kedua orang tua gadis itu sangat mempercayainya.

Selesai makan, Adel duduk di sofa single sembari menyalakan televisi. Kedua kakinya di gantung di sisi kiri sofa sembari di goyang-goyangkan. Sedangkan kepala menengadah ke atas dengan ponsel di tangannya. Baru saja Lyn kembali mengabarinya.

Rumah Lyn lebih jauh ke mall. Dia akan mengabari Adel jika sudah dekat.

"Riva... Gue nggak suka pake hells ini. Gue mau yang merah." Ucapnya sembari melirik meja. Hells setinggi sepuluh centimeter berwarna hitam permintaan Adel beberapa saat yang lalu. Tapi sekarang gadis itu tidak menginginkannya lagi.

Riva menghampiri Adel dengan permintaannya. Meletakkan di meja lalu membawa kembali hells yang hitam.

Ponsel Adel kembali berdering. Dia pun mengenakan hells lalu beranjak dari sofa.

Riva mengikuti dari belakang. Membuka pintu lalu kembali menutup. Berjalan menuju lift. Secepat mungkin menekan tombol yang ternyata dihuni tiga orang.

"Nggak mau!" Adel menyedekapkan tangan di dada. Tidak mau bergabung dengan mereka.

"Masuk aja, mbak. Masih muat kok. Saya turun di lantai tujuh." Kata salah seorang wanita dari mereka. Adel dan Riva tinggal di lantai sepuluh. Tiga lantai mereka akan bersempit-sempitan. Bagi Adel meskipun dua orang saja yang menggunakan lift. Itu sudah penuh.

Yang lain ikut menimpali sehingga Adel cemberut. Ditambah lagi dengan Riva yang ikut-ikutan mengajak masuk. Sehingga Adel ikut bersempit-sempitan dengan mereka.

Riva membuang pandangan. Mengalihkan pandangan dari Adel yang tengah murka. Siap-siap saja nanti, Adel akan memberikan perhitungan dengannya.

Benar saja, di lantai tujuh. Ketiga wanita itu turun sehingga hanya menyisakan Riva dan Adel di dalamnya.

Ketika pintu tertutup, Adel menarik nafas. Riva bersiap menerima hukuman dari majikannya. Namun sepertinya Adel membiarkannya begitu saja.

Tidak. Tepat lift berdenting. Adel bersiap-siap melangkah. Terlebih dahulu Menendang tulang kering lelaki tersebut. Lalu keluar dari sana.

Riva mengaduh. Menahan nyeri di tulang keringnya. Adel menendang dengan sekuat tenaga.

Sedangkan gadis itu melenggang angkuh. Masuk ke dalam mobil dan membiarkan Riva berseok-seok.

"Lo tau kan itu belum seberapa?" Adel mendesis meremehkan. Riva mengangguk paham. "Bagus. Ayo jalan!" Suruhnya.

Riva melajukan mobil, tanpa seucap kata hingga tiba di mall. Riva membuka pintu dan mempersilahkan Adel keluar.

***

Give Me Love [SHIC #2] [DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang