"Bara, awas lo nanti ya. Gue bilang ke papa kalau lo sengaja dorong gue ke rawa-rawa."
Bara memutar bola mata. Kakaknya yang manja sedang menangis, meneteskan air mata sehingga adiknya hanya berdecak.
"Nanti malam lo harus pijitin badan gue. Gue nggak mau kedakitan gini lagi."
"Berisik lo, kak!" Bara menoyor kakaknya. Meraih kubangan lumpur dan menjeplak ke atas kepala kakaknya sehingga kepala Adel basah.
Adel makin histeris. Memukuli adiknya dengan tangan kanannya. Bara yang semakin gemas, memanas-manasi kakaknya.
Bara yang tidak peduli, malah menyeret kakaknya. Menarik kedua tangannya sehingga Adel terseret di kubangan.
"Adel, Bara?"
Keduanya menoleh. Bara tidak lagi menggeret kakaknya. Sedangkan Adel menghapus air matanya sehingga lumpur ditangannya berpindah ke wajah, dia terlihat comeng-comengan.
"Rivaaaa..." Adel merengek. Melepaskan tangan adiknya. Melempas dengan lumpur karena dia tidak membutuhkan adiknya lagi. "Cepet bantuin gue."
Riva menahan nafas. Antara ingin tergelak dan merasa iba. Melihat wajah lucu dan kasihan Adel lumayan menghibur.
Akhirnya dia turun ke rawa-rawa mengabaikan tubuhnya mulai basah dan berlumpur.
"Noh, untung abang datang. Kalau nggak, gue udah mau tenggelamin kakak ke lumpur." Desis Bara duduk di rawa-rawa.
"Adik durhaka lo, setan!" Umlat Adel kesal.
Riva meraih Adel. Menggendong tubuhnya yang kurus. Kedua tangab Adel memeluk leher Riva erat.
"Sakit kaki kamu?"
"Banget." Balas Adel manja. Mengerucutkan bibirnya dan kembali mengeratkan pelukannya.
Bara mendesis. Menangkap ikan yang terkapar di sampingnya. Tersenyum licik dan melempar ke kepala kakaknya.
Adel berteriak histeris. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Riva. Sedangkan Bara tergelak dan kembali menangkap ikan. Berlari mengejar Riva sehingga Adel semakin histeris.
"Riva, usir Bara!" Teriaknya.
Tetapi Bara tidak peduli. Ketika menggapai Adel, dia meletakkan ukan lele yang dingin di wajah kakaknya,lalu memasukkan yang lain ke dlaam bajunya melalui kerah belakang.
Riva tidak berbicara. Dia membiarkan kakak beradik itu bersiteru meskipun dia makin kesulitan membawa Adel yang bergerak-gerak di gendongannya.
Ketika di pematang, Riva menurunkan Adel. Gadis itu langsung menggoyang-goyangkan bajunya agar ikan lele keluar dari balik bajunya.
"Mama..." Adel kesegukan. Tetapi Bara sama sekali tidak menghiraukannya.
Riva berdiri, hendak mengambil kursi roda yang tersangkut. Dia melihat kursi tersebut sudah reok, tetapi jika diperbaiki masih bisa digunakan.
"Ayo, pulang." Kata Adel lagi. "Mengulurkan kedua tangannya sehingga Riva kembali menunduk. Memggendong Adel dan membiarkan kursi roda itudi sana.
"Bara, kamu bawain kursi rodanya." Kata Riva
"Buang aja, bang."
"Masih bisa diperbaiki. Nanti abang perbaiki di rumah."
"Iya." Balas Bara mengangguk.
Lalu mereka memasuki mobil. Bara duduk di kursi belakang. Sedangkan Adel duduk di samping Riva.
"Abang dari mana? Kenapa pulang? Kakak makin ngeselin, mending abang pergi lagi aja biar kakak tau rasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Love [SHIC #2] [DREAME)
Fiksi RemajaSequel of (S)He Is Crazy #1 Riva tidak percaya akan cinta. Baginya cinta hanya sepenggal kata yang tiada berarti. Hidup Riva terlalu kelam sehingga kata romantis itu tak berharga baginya. Baginya, semua hanya tipuan belaka. Tak ada yang berkesesung...