Perkumpulan cewek-cewek kelas atas ini emang paling disegani satu sekolahan. Anggotanya emang cewek-cewek cantik, dan sebagian merupakan keluarga yang rezekinya berlebih. Anak-anak satu sekolahan biasa menyebut mereka ini dengan "Geng Nina", karena mengira Nina adalah ketua perkumpulan ini. Alasannya sederhana, karena Nina merupakan cewek yang paling cantik dan paling tajir di antara teman se-gengnya.
Anggota mereka: Nina, Aini, Wulan, Dona, dan Ani.
Para tuan putri ini berkumpul pada satu kelas, "XI IPA C". Dimana kelas tersebut juga dihuni oleh cewek cantik lainnya seperti Niki, yang sekarang 'tengah sial' mendapatkan hati Kirmen si buruk rupa.
Sebenarnya awal terciptanya perkumpulan tuan putri ini, hanya berawal pada persahabatan Nina dan Wulan. Keduanya merupakan anak perempuan tunggal dari keluarga kaya-raya dan mereka tetanggaan. Mereka seolah-olah seperti Putri Kerajaan yang tinggal di dua istana berbeda, dan saling merindukan sosok pangeran berkuda putih yang siap meluluhkan hati sang Raja yang mengekang Putri kesayangannya.
Nina dan Wulan, sosok yang ditakdirkan memiliki nasib sama. Cantik, anak tunggal, dari keluarga kaya-raya. Mereka pun jadi dua sahabat, saling mengisi, saling mengerti, dan saling memahami.
Namun, sebagaimana anak perempuan tunggal dari orang tua kaya raya sudah pasti hidup itu terkekang, namun terfasilitasi. Terfasilitasi sudah pasti menyenangkan, kalau terkekang? Sudah pasti mengesalkan. Begitulah yang dirasakan Nina, ayahnya selalu mengekang anaknya yang berada dalam masa-masa remaja dengan iming-iming melindungi. Tidak salah memang, tapi menghancurkan masa muda. Ayah Nina akan membebaskan Nina pergi jika dia pergi dengan Wulan saja. Walau sekarang ayahnya juga sudah menambah kepercayaannya kepada Aini, Dona, dan Ani, teman se-gengnya.
Bagaimana dengan pacaran?
Nina baru melakukannya sekali. Itupun hanya dalam hitungan 2 bulan, dikarenakan sang cowok tidak tahan dengan 'ancaman-ancaman' ayah Nina. Karena memang dari kesan pertama yang timbul di pikiran Ayah Nina adalah anak itu tidak baik. Tidak tahan dengan tekanan yang diberikan ayah Nina, membuat si cowok mundur.
Nina sempat kesal dan merajuk selama seminggu, tapi tanggapan ayah-nya hanya,
"Dia itu bukan anak baik-baik Nina! Feeling orang tua biasanya benar. Ayah hanya mencoba untuk melindungi kamu Nina!"
"Papa tidak tau siapa dia!" Nina selalu membela dirinya dengan kalimat ini.
"Dia itu lemah. Logika saja, kenapa dia mundur dari perjuangan cinta ini? Kalau dia sungguh-sungguh pasti dia akan bertahan. Dan ayah-pun akan mempertimbangkannya Nina!"
Wajar saja Ayah Nina begitu mem-protect-nya, sebab dia adalah pewaris satu-satunya usaha besar keluarganya. Lalu, jika dia menikah nanti dijamin seluruh warisan akan jatuh ke tangannya, juga pasangan hidupnya. Ayahnya tidak ingin salah memberikan kepercayaannya akan semua hal itu.
Nina hanya bisa bersabar, dan menikmati hidupnya seikhlasnya. Positif thinking terhadap keputusan ayahnya, karena pastilah orang tua itu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
***
Hari ini adalah hari pengambilan nilai pelajaran olahraga, materinya adalah Basket. Olahraga yang paling kusenangi. Aku harap semua akan berjalan lancar.
Aku lihat ada dua kelas hari ini yang akan ujian olahraga. Kelasku dan kelas XI IPA A. Tidak masalah sebetulnya karena kami dibagi dalam dua lapangan yang berbeda. Dan dari sini aku bisa melihat bagaimana anak kelas sebelah ini beraksi. Lagipula aku tidak perlu gerogi, karena tidak akan ada dewa basket SMA ini, Zaki, melihatku men-shoot bola ke dalam ring, karena dia duduk di kelas XI IPA B. Ya itulah sifatku, selalu tidak percaya dengan kemampuanku ketika dilihat orang yang lebih lihai daripadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit and Relationshit
HumorKisah tentang perjuangan seorang jomblo 'nyaris' abadi dalam masalah percintaan. Ditulis dengan serpihan humor dan sedikit rasa romantis di dalamnya. Cukup menarik untuk menjadi bacaan ringan. Enjoy!