Andi...!

1.1K 35 7
                                        

Terik matahari siang itu hanya bisa dibunuh dengan kelucuan dan kesenangan yang menimbulkan kebahagiaan. Siswa/i yang ada di sekolah itu tetap berada dalam kelasnya walaupun sedang jam istirahat, semua karena terik matahari tadi.

Begitupun dengan Andi yang tetap berada di kelasnya, memberi lelucon bodoh guna membunuh rasa panas saat itu. Berbeda dengan Nina, sekarang dia sedang berjalan menuju kelas Andi untuk menyampaikan amanah ayahnya, sekaligus dalam hati ingin melepaskan kerinduan yang telah lama terpendam.

"Ndi, ada yang nyari tuh." Kata Amanda kepada Andi yang sedang asik bernyanyi-nyanyi dengan teman laki-laki di pojok belakang kelas, sekaligus menghentikan keasikan mereka.

"Cieeee Andi hitam ada yang nyari.. Cieee..." Teriak salah satu dari mereka.

"Sialan lo. gue ini hitam hitam kereta api." Bela Andi.

"Maksudnya?"

"Biarpun hitam, tapi banyak yang menanti..."

"Huuuuuu" Teriak teman-temannya disambut dengan tertawaan bahagia.

"Lagipula siapa bilang kulit gue hitam.." kata Andi.

"Jadi apa dong?" Sahut salah satu dari mereka lagi.

"Ini tahi lalat, cuma tahi lalat gue full body... haha.." Andi tertawa, diikuti temannya yang lain juga.

Amanda dan Nina yang berada dekat pintu kelas juga ikut tertawa. Lagi-lagi Andi tanpa sengaja membuat Nina kagum, sama seperti waktu dia main basket dulu. Nina tersenyum dalam kekagumannya.

"Iya, ada apa Nin?" Kata Andi yang mendekat dengan Nina. Amanda dengan inisiatif meninggalkan mereka berdua di depan pintu kelas.

"Gini... Papaku mengajak kamu lusa untuk nonton bareng Arsenal di cafe biasa. Terus dia minta nanti kamu perginya bareng dia."

"Pergi bareng? Kenapa gak ketemuan disana aja?" Tanya Andi.

"Katanya ada yang perlu dibicarain, aku juga gak tau itu apa. Pokoknya kamu nanti datang dulu ke rumah aku, habis itu baru kita pergi sama-sama."

"Kita?" Tanya Andi sekali lagi.

"Eh iya, aku lupa bilang kalau aku juga disuruh ikut. Hehe." Nina tersipu malu.

"Oke..." Jawab Andi dengan anggukan pelan.

"Yaudah aku balik dulu ya.."  kata Nina.

Baru beberapa detik Nina membalikkan badan, dan belum selangkah pun berjalan, Andi menarik tangannya sambil berkata, "Eh tunggu Nin..."

Nina yang kaget (sekaligus senang) membalikkan badannya, tanpa melepaskan genggaman Andi tadi.

"Eh itu... Kemarin motorku rusak dipakai abangku, dia barusan kecelakaan. Nanti gimana dong aku mau ke rumah kamu-nya..." Jelas Andi. Dan baru dia ingat untuk melepaskan tangan putih halus itu.. Buru-buru dilepaskannya dengan sedikit kekakuan. Amanda melihat hal ini dari jauh dengan hati yang terluka.

"Mmm...kalau gitu.." Nina berpikir. "Aku minta nomor handphone kamu aja. Biar nanti Papa mudah hubungin kamu. Gimana?"

"Yaudah deh gak apa.. Nih catat ya..."

Kemudian Nina dan Andi bertukar nomor handphone, barulah Nina benar-benar kembali ke kelasnya. Ada dua kesenangan yang dibawa Nina. Pertama karena dia sudah berhasil melepas rindu, kedua karena dia sudah berhasil mendapatkan nomor handphone sang pujaan hati.

Andi dan Nina rupanya tanpa sadar sudah mengubah dialog mereka menjadi "Aku, Kamu"...

***

Sekolah gempar setelah bel istirahat usai berbunyi. Bukan karena bom, ataupun banci ngamuk, melainkan karena dia.

Friendshit and RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang