Gue banyak bacot yaa :v kenapa nggk langsung ke chapter 1 aja:( wkwkwk
"Jadi kalian akan meninggalkan aku sendirian di sini?" tanyaku, menatap dua sahabatku yang duduk di hadapanku dengan tajam, aku tak terima dan merasa dicampakan atas keputusan mereka.
"Tidak, kalau kau juga bersedia ikut bersama kami ke London," aku memutar kedua bola mataku mendengar perkataan Harry barusan, ah yang benar saja itu tidak mungkin!
"Iya, Harry bener Fay," Zayn membuatku semakin kesal.
"Heeei!!! Kalian kan tahu apa penyebab aku tidak ikut dengan kalian?!" teriakku.
"Kau bisa mengajak Elle," jawab Harry cuek, dan Zayn mengangguk lagi-lagi sependapat dengan Harry.
Oh God! Aku mendengus kesal, jujur saja aku ingin ikut dengan mereka, siapa sih yang tidak mau melanjutkan study-nya di kota besar seperti London?! tapi aku memiliki beberapa alasan untuk tetap tinggal. Pertama; aku tidak mau meninggalkan Elle- adikku sendirian, kedua; tidak mungkin aku membiarkan toko roti mendiang ayahku terbengkalai, oh sangat tidak mungkin! Ketiga; di sini terlalu banyak kenangan, terlalu banyak senyuman dan tangisan kudapat, aku tak sanggup meninggalkan kenangan itu, dan keempat adalah intinya aku tidak mau meninggalkan kampung halamanku, Holmes Chapel!
"Tidak, tidak dan tidak! Aku tidak mau meninggalkan kenangan itu, tidak mau!" tolakku sambil menggeleng-gelengkan kepala, dan kudengar Zayn dan juga Harry menghela nafas mereka kompak.
Setelah selesai menggelengkan kepalaku, aku kembali menatap tajam Zayn dan Harry yang juga menatapku. Aku menarik nafas dalam dan menghelanya pelan sebelum bicara, "Kalian ingat?! Kita sudah bersama sejak umur kita 5 tahun, kita selalu kemana saja bersama-sama, kita menghabiskan sebelas tahun persahabatan kita dengan bersenang-senang, kalian membantuku mengurus toko roti, kita nge-band bersama, memenangkan perlombaan bersama, kita..." aku menundukan kepalaku, aku tak sanggup lagi berkata selanjutnya ketika air mata jatuh begitu saja, ya Tuhan! Ini buruk, aku tidak mau menangisi kenangan indah seperti itu.
Dengan segera kuhapus air mata yang membasahi pipiku, kutarik nafasku dalam-dalam kemudian menghelanya pelan sebelum akhirnya kutatap dua sahabatku lagi dengan senyum yang ku usahakan terlihat manis. Mereka membalas tatapanku dengan datar, sarat tak tergambarkan dan itu malah membuatku semakin sedih dan ingin menangis lagi, tapi kucoba untuk bertahan.
"Hmmm... a-," aku tak melanjutkan bicaraku ketika tangan Zayn mengenggam tangan kananku di meja, membuatku menatapnya yang sedang menatapku seperti meminta hatiku untuk tegar. Selang beberapa lama, aku merasakan tangan kiriku juga digenggam dan itu tangan Harry, aku mengalihkan tatapanku dari Zayn ke Harry yang sedang menatapku datar dan tak bisa dijelaskan, begitu juga Zayn yang ikut menatap Harry.
Aku tersenyum dengan tingkah kedua sahabatku ini, mereka sangat kompak dan bisa dibilang seperti couple, ughhh... aku cemburu!
"Kau harus belajar tanpa kami Fay," Harry membuka suara.
"Aku akan mencobanya," balasku dengan senyum terukir diwajahku.
"Kemungkinan kami tidak akan kembali lagi." APA?!!!
Aku langsung menatap Zayn kaget mendengar perkataannya barusan, aku mencari-cari sarat kebohongan di mata coklatnya, tapi yang ku temukan adalah keyakinan. Kemudian aku menatap Harry memastikan kalau yang Zayn bilang tidak benar, tapi Harry malah menganggukan kepalanya.
Aku benar-benar bisa gila sekarang?! Jadi ini maksud mereka membawaku ke tempat pertama kalinya kami bertemu dan memulai semua ini? Jadikah hari ini akhir dari semuanya? Mereka ingin mengakhiri semua ini tepat dimana pertama kalinya kami memulai?! Oh begitu rupanya...
Aku melepaskan genggaman mereka berdua dan menatap mereka tajam, aku marah, "Jadi kalian ingin mengakhirinya sekarang?" bentakku.
"Fay... dengarkan..."
"Baiklah, kalau begitu kita akhiri semuanya sekarang!" seruku memotong perkataan Zayn lalu segera melangkah pergi meninggalkan mereka berdua. Namun seseorang menahan tanganku, aku berbalik dan kudapati Zayn berdiri di belakangku.
"Aku mohon dengarkan kami dulu," pinta Zayn.
"Aku perlu dengar apa lagi, ha?!" tanyaku geram lalu menghempaskan tangan Zayn dan kembali melangkah.
"Kau boleh pergi!" aku menghentikan langkahku mendengar suara Harry yang membiarkanku pergi, oh aku tidak percaya! Zayn menahanku tapi ia mengusirku?! Apa-apaan ini?
Aku membalikan tubuhku dan langsung menatap tajam mata hijau Harry, rahangku mengeras melihatnya menatapku datar dan santai.
"Kau boleh pergi jika kata hatimu mengikuti iblis di sebelah kirimu tapi kau boleh tetap tinggal dan mendengarkan penjelasan kami jika kata hatimu mengikuti malaikat di sebelah kananmu!"
What The Fuck! Aku kesal mendengar perkataan Harry, jadi maksudnya aku mengikuti perkataan iblis? Persetan denganmu Harry!"
"Harry!" aku mendengar Zayn menyerukan nama Harry, pasti ia juga kaget dengan apa yang Harry katakan.
"Kau yang iblis Harry Edward Styles!!!" seru ku penuh penekana lalu berbalik dan pergi dengan emosi yang sudah memucak.
Aku berlari dengan cepat meninggalkan mereka, samar-samar masih dapat ku dengar Zayn memanggil namaku dengan frustasi, tapi aku sudah tidak peduli.
Kau iblis Harry!!!
-------------------
Gue hari ini lagi seneng bgt gara2 lagu #DragMeDown !! keren bgt itu lagu sumpah!! kalian udah pada denger atau belum? wajib dah?!!!
Vomments nya jangan lupa ya say. Xx
#DragMeDown can't stop listening this song
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Or Angel (The Secret Agent) (h.s/z.m)
FanfictionLife is unpredictable! Hidup Fay Fanning berubah ketika ia pindah ke London untuk melanjutkan studinya di Capital University. Dia bertemu dengan One Direction, One Direction adalah sebuah agen rahasia yang berkedok sebagai sebuah band, yang bekerja...