Author's POV
Setelah menyelesaikan kelasnya hari ini, Fay berniat langsung pulang ke apartement-nya, namun niatan awalnya itu berubah ketika seseorang memintanya ikut bersamanya.
Dan di sinilah Fay berada, di sebuah ruangan di café yang sama tempo hari. Fay duduk berhadapan dengan Harry yang daritadi sibuk berkutat dengan ponselnya sedangkan Fay hanya diam mengamati seluruh ruangan. Hanya ada mereka berdua di ruangan itu.
Detik berikutnya, Fay memfokuskan pandangannya ke Harry, "Harry?" panggilnya hati-hati.
"Ya," jawab Harry acuh, tanpa mengalihkan fokus dari ponselnya.
"Kau belum menjelaskan kenapa membawaku kemari," ujar Fay, membuat Harry mengalihkan fokusnya menatap Fay namun hanya sesaat sebelum kembali pada ponselnya.
"Nanti aku beri tahu," jawabnya singkat.
Fay menghela nafasnya, capek bila harus berbicara dengan orang yang kelihatannya tidak memperdulikanmu.
Fay kembali diam, tapi otaknya tidak bisa diam, banyak pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya penasaran. Dan itu membuat Fay kembali membuka suara.
"Harry?"
"Hmm."
"Kenapa harus aku?" tanya Fay, dan kali ini membuat fokus Harry kepada Fay sepenuhnya.
"Kau bilang apa?" tanya Harry bingung.
"Kenapa tiba-tiba kalian menyauruhku masuk ke band kalian? Menurutku itu tidak masuk akal, aku baru saja bertemu dengan kalian, kau juga termasuk," jelas Fay, yang memberi penekanan di akhir.
"Menurutku itu masuk akal," jawab Harry.
"Masuk akal dimananya?" tuntut Fay, kesal dengan jawaban Harry.
"Sudahlah itu sudah tidak penting. Lagi pula kau sudah anggota dari One Direction, jadi percuma saja kalau kau mau protes, itu tidak berguna," ujar Harry, mungkin itu kalimat terpanjang yang ia ucapkan kepada Fay semenjak pertama kali mereka kembali berjumpa.
"Ya tapi kan—,"
"Udah dibilang protes nggak bakalan berguna, lagi pula kau dibutuhin cuma untuk ngejalanin beberapa misi," potong Harry.
Rasa bingung dan curiga langsung menyergap Fay setelah mendengar pernyataan Harry. Otaknya langsung berterbangan banyak bertanyaan yang membuatnya semakin bingung. Apa maksud ngejalanin beberapa misi? batin Fay.
"Apa yang kau maksud dengan 'misi'?" selidik Fay.
"Bisakah untuk tidak bertanya lagi? Nanti kau akan tahu jawabannya, tunggu saja," tegas Harry, lalu ia kembali berkutat dengan ponselnya, sedangkan Fay kembali diam dengan beribu pertanyaan di kepalanya dan kecurigaan di hatinya.
Situasi tersebut tak berlangsung lama setelah masuk seorang pria berkepala plontos ke dalam ruangan dan duduk di kursi singasana-nya(?).
"Kalian sudah lama menunggu?" tanya Mr. Marvell, pria berkepala plontos tadi.
"Langsung saja," ketus Harry, membuat Mr. Marvell mengedikan bahunya sambil menatap Fay, sedangkan Fay menggigit bibirnya gugup.
Mr. Marvell memfokuskan matanya ke arah Fay dan mengulaskan sebuah senyum, "Jadi kau yang dipilih mereka?" tanyanya lembut, membuat Harry mendecih.
Fay mencerna pertanyaannya sebelum menjawab sambil menganggukan kepalanya gugup, "I-iya?" jawab Fay yang seperti pertanyaan.
Mr. Marvell tertawa melihat kegugupan Fay, sedangkan Harry hanya diam memperhatikan. Fay menatap Harry meminta penjelasan 'siapa dia?' yang ditatap hanya diam ketika mata mereka bertemu.
![](https://img.wattpad.com/cover/45923871-288-k916628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Or Angel (The Secret Agent) (h.s/z.m)
FanficLife is unpredictable! Hidup Fay Fanning berubah ketika ia pindah ke London untuk melanjutkan studinya di Capital University. Dia bertemu dengan One Direction, One Direction adalah sebuah agen rahasia yang berkedok sebagai sebuah band, yang bekerja...