*Jun POV*
"Aku mau kita putus" shit! Skye selalu berlebihan saat PMS. Ini kenapa pria selalu benci dengan pacarnya. Ya aku membencinya tapi tidak, aku sangat mencintai Skyeku yang seksi, menyebalkan, bitchy, dan mengagumkan.
Aku memakan separuh hotdog di tanganku dengan sekali lahap, mengunyahnya dengan susah payah, menatap Skye yang sedang memutar bola matanya dengan sebal, dia bersandar pada tembok dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, mengagumkan.
"Aku serius dengan perkataanku Jun !" Skye menghandrik, aku sudah biasa mendengarkannya menghandrikku, ini bukan yang pertama. Tenang saja.
"Whaat ?" Suaraku melengking Aku menelan hotdogku dengan susah payah sebelum mengatakannya.
"You hear me" Skye memutar bola matanya sekali lagi, bosan. Good damn! Aku perlu menyelamatkan tenggorokanku dulu bitch. Dalam 2 menit mungkin aku akan mati jika tidak mendapatkan air.
Tidak ada air, tidak ada jalan lain kukumpulkan seluruh air di dalam mulutku dan menelan semuanya. Glek ! Lagi, Glek ! Lagi, Glek ! Aku merasa lebih baik sekarang.
"Oke, Just tell me why ?" Aku ikut menyilangkan kedua tanganku, membuka kakiku lebar agar terlihat keren. oh comoon' guys! Kalian akan tampak keren jika jarak kakimu lebih lebar. Setidaknya di depan Skye.
"Aku fikir bisa hidup lebih baik tanpamu" Skye menunduk, aku memastikan kali ini dia benar-benar dengan ucapannya.
"Lebih baik ? Aku sudah bisa membuka brangkas uang milik ayahku apa itu belum lebih baik ?" ya itu lebih baik bitch karna sebelumnya aku hanya bisa mencuri bir di supermarket. Aku menaikkan alisku sebelah, keahlianku atau kelebihanku, terserah. Skye mendengus pelan memalingkan mukanya dariku. Aku benci saat dia melakukannya, buang mukamu di sampah Skye! Sialan kau! Aku mengacak mukaku kasar. "What do you want?" aku menyerah.
"Aku mau kita putus" Skye masih membuang mukanya.
"Tidak, ini tidak tentang hidupmu yang akan lebih baik tanpaku, tapi seseorang yang lebih baik" Aku menaikkan salah satu ujung bibirku "menurutmu" tambahku. Aku menangkap mata Skye yang membelak tidak percaya beberapa detik sebelum kembali dia membuang muka 'got it!' "Tapi kau benar, akan ada banyak pria yang lebih baik dariku di luar sana, banyak sekali bahkan, tapi tidak akan ada yang bisa mencintaimu lebih daik dari aku, tidak akan ada" Aku menyerah. yah, aku akan mengikuti semua permainanmu Skye.
Raut wajah Skye berubah melunak, Skyeku masih tidak ingin menatapku. bukan Skyeku, mungkin Skyenya John atau Skyenya michel atau siapa aku tidak tahu.
"Terserah apa katamu" nadanya menusuk, sakit. Aku meringis mendengarnya. "Aku akan pergi" Skye berkata lagi. Bitch go to fucking hell !
"Nononono, you dont need to go. Aku yang akan pergi, kau mungkin menunggu Johnmu atau Michelmu-aku tidak tahu siapa namanya-disini, aku yang akan pergi" aku masih bisa merasakan saus hotdog di langit-langit mulutku. Aku meninggalkan Skye sendiri, dengan berlari tentu saja, agar Skye tidak capek-capek memalingkan mukanya untuk tidak melihatku.
Aku memegang dadaku, masih dengan berlari, seperti ada sesatu yang memukul organku di dalam sana, sakit, terlalu sakit rasanya jika aku berhenti berlari.
'BRUK!!'
"damn!" Aku terhuyung karna menabrak seorang wanita berambut gelap, aku menarik lengannya sebelum ia terjerembab ke aspal, pasti akan sakit. Tapi sayangnya reflexku sangat bagus hingga aku bisa menangkap lengannya tanpa harus membuatnya jatuh dan melukai mukanya yang sudah sedih. berterimakasihlah padaku, aku akan ikut kompetisi american got tallent jika banyak yang mendukungku, hah!
Biasanya aku akan memaki sekalipun aku yang menabraknya, tapi tidak kali ini, wanita di depanku mengusap air matanya dengan cepat, aku hanya menggaruk rambut blondeku yang tidak gatal. Aku sejenak memperhatikannya, rambut coklat gelap, sweater kebesaran, celana jeans pendek, dan sneakers berwarna biru muda, chick sekali. dan wajahnya ? Ah dia masih sedih.
"Fuck!" Aku membuyarkan lamunanku mendengar dia mengumpat. Aku menggaruk rambutku yang tidak gatal lagi. Mungkin ia merasakan sakit di bagian lengan, atau entah.
"Aku harus lari lagi" kataku singkat sambil berlari lagi, berlari hingga flatku yang jaraknya 3 blok dari sini. Ku harap seseorang menabrakku saat aku menyebrangi jalan tanpa menunggu lampu merah. Tak apa jika aku harus mati kali ini. Suara klakson mobil memenuhi indra pendengaranku. Seakan beberapa orang yang mengumpatku hanya tersengar seperti lalat.
Aku duduk berjongkok di depan pintu apartemenku. Tidak, aku tidak sedang kehilangan kunci atau tersedak hotdogku yang baru saja ku muntahkan, tapi.. entah aku hanya tidak ingin masuk, begini lebih baik. Ah Skye dia membuatku gila, wanita brengsek itu, apa yang dia mau ? Aku akan memberikan apapun itu Skye.
Aku mulai bisa mengatur nafasku yang tersenggal-senggal. Ah aku ingat masih memiliki sebotol bir di dalam kulkasku, ini lebih baik. Jika tidak ada Skye yang menungguku dengan tubuh menggeliat di atas tempat tidurku maka ada bir dingin yang siap untuk di habiskan.
Aku membuka kantong rahasia di depan pintu, tempat aku menyembunyikan kunciku. Aku tidak bisa membawa kunci flatku jika tidak ingin aku tidur di depan pintu flatku. Ada dua kunci, pasti milik Skye.
Aku membuka pintu flatku yang berdecit, bahkan aku mengabaikan pertanyaan di kepalaku sejak kapan pintu flatku berdecit ? Kepalaku masih penuh dengan Skye, Skye, Skye, Skye, dan Skye lagi, Lalu Skye lagi.
Hubungan selama satu tahun ini sia-sia. Aku tertawa miris. Membuka lemari es miniku dan mengambil sebotol bir yang masih ku simpan tadi malam. Sial kau John atau Michel entah aku tidak tahu. Aku membuka tutup botol birku dengan susah payah, lalu meneguknya dengan rakus.
Ah begini lebih baik.
Aku menatap langit-langit flatku yang warna catnya sudah memudar, hari ini hari jumat, waktunya pesta gila-gilaan sampai pagi. Stand pasti sedang menungguku. Damn entah mengapa aku tidak ingin meninggalkan kasurku sekarang.
'Kling'
Aku mengerjap sejenak sebelum meneguk birku dan mengecek henfonku.
From : Stand
Aku lihat pacarmu dengan pria lain, mesrah sekali. Kau harus melihatnya !
Aku mendengus pelan, sesuatu itu memukul organ dalamku lagi, sakit. Bahkan ini lebih sakit dari semua kesakitan yang kurasakan selama aku hidup. Hebat sekali kau patah hati !
"Pergi saja kalian ke neraka! Brengseeek !" aku meneriaki henfonku, mengirim pesan suara untuk Stand. Tidak lama setelah itu aku mendengar henfonku berdering kembali.
From : Stand
"Hahaha dude kali ini aku akan menculikmu hingga pagi, mungkin besok sore jika kami tidak beruntung"
Aku tersenyum miring membacanya, mungkin maksud Stand tentang tidak beruntung adalah menyetir dengan mabuk-mabukan dan pingsan di tengah jalan hingga polisi nememukan kami.
Aku beringsut dari kasurku meneguk birku lagi dengan rakus dan bersiap untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanfictionBagaimana jika dua orang yang sedang patah hati di pertemukan ?