Happy reading :* enjoy~
*Jun POV*
"Terus cari Jun!! aku tidak akan mengampunimu kalau kau tidak menemukannya" damn you Sam ! Sungguh sial bagaimana tidak? happy time yang seharusnya kami habiskan berdua berubah menjadi kerja rodi. Berawal dari saat aku memujinya cantik, tiba-tiba tingkahnya menjadi aneh dan meminum hampir setengah botol bir yang membuatnya semabuk ini, lalu ia memintaku mencari sebotol bir yang di buang Liam semalam di semak-semak taman dengan dia yang tidak mau turun dari gendonganku, ya dia tetap menempel padaku seperti seekor katak! berdoa saja dia tidak muntah di rambutku yang baru saja kering.
"Sammy, sebaiknya kau tunggu di sini dan biarkan aku mencari botol birmu dengan tenang" aku hendak mendudukkannya di bangku taman namun teriakkan penolakannya serta jambakan menyakitkannya di rambutku membuatku mengurungkan niat muliaku, aku hanya tidak ingin botak permanen itu saja! Wanita marah memang mengerikan! Apalagi wanita mabuk yang sedang marah! You done!!
"Sammy, bagaimana aku bisa mencarinya kalau kau yang menempel seperti katak begini?"
"Aku akan menjadi navigator mu" Sam menepuk kepalaku seperti seorang kapten bajak laut dengan sebuah peta harta Karun di tangannya berjanji akan membagikan 2% temuannya untuk di bagikan ke seluruh krunya.
"Kau pikir kita sedang mengarungi samudera Hindia ya?" Aku berjongkok untuk meraih sesuatu yang berkilau yang kuanggap adalah botol bir milik Sammy, tapi Sammy tiba-tiba menarikku rambutku lagi dengan racaunya hingga kami terjungkal di jalanan taman.
"Kau cari mati ya!" Sam memukul punggungku menyakitkan, bagaimana bisa gadis manis dan pemalu sepertinya berubah menjadi sangat brutal saat sedang mabuk, Astaga! Dia lebih menyeramkan dari pada Jhon Cena.
"Aw Sam hentikan" aku memegangi kedua tangannya untuk menghentikan aksi brutalnya, ia bergulung untuk menghindariku tapi untuk kali ini aku tidak akan menyerah dan menerima perlakuan manisnya kepadaku begitu saja, kali ini akan ku ikat kau di ranjangmu dan lihat bagaimana aku akan membalas perbuatanmu.
Sam terus melawan sampai aku harus merangkak menangkap tangannya di jalanan taman mengundang pandangan beberapa orang yang melewati kita, sungguh aku tidak perduli ! Bahkan tidak banyak yang menggunjing kami dan berbisik seperti "Lihat orang aneh itu mendapat pasangan anehnya" atau mungkin "duo freak" dan "sepertinya kita tidak boleh meremehkan ramalan baba vanga" sungguh aku tidak peduli, urusi urusan kalian masing-masing jerk ! Dan biarkan aku mengurusi urusanku yang satu ini.
"Jun?" Aku mendongak saat suara yang mirip seperti milik Skye memanggilku. Dan lihat saja Tuhan memang maha adil, aku di pertemukan dengan Skye dengan keadaanku yang bahkan mungkin nyamuk akan memuntahkan darahku kalau ia tahu mukaku yang sangat kacau ini. Sungguh sangat sial !
"Ah Skye" aku berdiri dengan susah payah, membiarkan Sam yang masih terlentang di bawahku, Sam aku masih belum mengampunimu, kau ingat itu. Aku menyisir rambutku dengan jemari tanganku, setidaknya ini bisa sedikit membantuku di depan Skye.
"Oh si wanita ular ya?" Sam yang entah sejak kapan berdiri di belakangku menunjuk Skye dengan badannya yang masih menempel padaku karna pusing. Sial kau Sam ! seharusnya aku menyekapmu di dalam kamar dengan lilitan lakban di seluruh tubuhmu. Aku melihat Skye dengan gaya siap marahnya, oh tidak! Ini bencana mengurus Sam yang sedang marah saja membuatku hampir rela terjun dari lantai paling atas flatku, apalagi jika di tambah Skye? Aku masih sangat ingat bagaimana jika Skye marah.
"Skye, dia mabuk" aku berusaha menjelaskan, dia membuang nafasnya sebal sembari melipat tangan di depan dadanya, mengagumkan sekali, dia tetap mengagumkan sama seperti saat terakhir kali aku melihatnya.
"Ya aku tahu, kau putus denganku dan mendekati si bodoh ini?" Aku membatu Sam duduk di bangku taman, ada sesuatu yang menyakitiku, tidak tahu itu apa tapi aku masih bisa untuk mengabaikannya.
"Dia tidak seburuk itu saat mabuk, sekalipun dia mabuk aku tidak menganggapnya seburuk itu" entahlah tapi kalimat itu tiba-tiba meluncur dari mulutku begitu saja. Seperti biasa Skye memutar bola matanya bosan. "jadi Skye katakan padaku, apa kau sekarang jadi lebih baik?" Aku ingat bagaimana ia meninggalkanku dengan alasan tidak masuk akalnya. Untuk sesaat Skye terlihat tenang tanpa emosi. Sebelum ia memalingkan wajahnya pada Sam yang kini memilih terlentang di kursi taman.
"Setidaknya ada pria yang lebih baik di sampingku sekarang" aku benar-benar melihatnya mengulum senyum saat mengatakannya.
"Mungkin menurutmu seperti itu, tapi bagiku tidak" seharusnya aku tidak sepeduli ini tapi sungguh aku harus mengatakan ini.
Skye menatapku dengan gaya menantangnya, alisnya melengkung dengan sempurna dan tambah gayanya berdiri yang seperti model Victoria secret. "Kau tau apa tentang Liam?" Justru karena aku mengetahuinya Skye, si brengsek itu masih mencintai Sammy. Aku menelan kalimat yang seharusnya kukatakan kepada Skye, aku tidak ingin menghancurkannya dengan cara ini. "Urusi saja urusanmu sendiri Jun, kau terlihat sangat menderita" suara Skye menekan di akhir kalimatnya. Aigo this bitch ! Pintar sekali. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Bahkan lebih dari yang kau bayangkan" aku menyematkan senyuman mematikan di kalimatku. Aku melirik ke arah Sam yang kini sibuk meracau, mengumpatkan kalimat yang biasa ku katakan, aku mulai sadar kalau sebagian besar kalimat umpatannya itu meniru kalimatku. Kalau orang tua Sam sampai menyadari bahwa putri baik hati kesayangan mereka mulai kena dampak dari pengaruh buruk ku mungkin mereka akan membunuhku.
"Kalau Liam bersedia meninggalkan pacarnya karna kau bukan berarti dia tidak akan melakukan hal yang sama kepadamu Skye"
Bagaimana bisa aku mengatakannya kepadamu Skye? Saat kau terlihat bahagia dengan pria brengsek itu. Liam memang sosok pria impiannya, tampan, punya pekerjaan tetap, mapan, dan keluarga yang jelas, tentu saja lebih dari segalanya di bandingkan denganku. Itulah alasanku kenapa aku sangat marah, terlebih kepada kenyataan kalau sampai kapanpun aku tidak akan bisa menjadi sesempurna pria brengsek itu.-
Setelah kepergian Skye, Sam tertidur di pangkuanku, dan aku masih tetap disini menunggu Sam hingga bangun. Happy timeku bersama Sam benar-benar telah sirna sialan ! Kepalaku mengadah, menatap ranting-ranting pohon yang menaungi kami membuatku teringat tentang botol bir Sam yang ada di semak-semak, aku memindah posisi Sam dengan sangat hati-hati untuk kembali ke semak-semak tepat dimana aku melihat benda berkilau tadi, aku meraihnya aku bisa melihat kilaunya dari sini tapi saat aku berhasil menyentuhnya teksturnya tidak seperti sebuah botol ataupun sejenisnya. Aku menyentuh sebuah kain yang kuanggap itu sebagai tempat untuk sesuatu yang berkilau tadi. Aku meraihnya tidak terlalu berat tapi cukup untuk membuatku curiga.
Saat benda itu berhasil keluar dari semak-semak aku hampir saja menjatuhkan benda berharga tersebut, Astaga ini mimpi, bahkan aku lupa untuk sekedar menutup mulutku. Aku mencubit pipiku beberapa kali, sakit ! Tapi ini pasti mimpi, bagaimana tidak ? Aku memegang sekantong penuh perhiasan emas. Ya bung! Sekantong penuh perhiasan emas!!! Aku mulai panik, mengedarkan pandanganku ke sekitar, beruntung karena malam mulai larut, tidak ada orang yang berlalu lalang, hanya beberapa orang, mereka tidak mengawasi ku karna mungkin mereka menganggapku sedang bersembunyi untuk kencing.
Aku memasukkan perhiasan tersebut kedalam jaket Hoodie ku, membuat perutku tampak mengembung, aku tidak peduli, astaga aku kaya!! Skye sungguh akan kembali kepelukanku dan Sam aku akan membahagiakanmu Sam, lihat saja! aku kaya raya!!
Aku membangunkan Sam, saat ia duduk dengan setengah kesadarannya aku menggendong tubuhnya seperti karung beras dan segera berlari untuk pulang.
Astaga ini sungguh bukan mimpi !
Sam aku kaya!!! Gaho kita akan segera bertemu!!***
Jadi giaman ? Udah dapet feel-nya ? Voment please :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanfictionBagaimana jika dua orang yang sedang patah hati di pertemukan ?