Chapter 4

82 6 0
                                    

*Author POV*

Liam tidak tahu persis kenapa kali ini pintu flat Samantha tertutup, biasanya Sam membiarkan pintu apartemennya terbuka sedikit untuk pengudaraan di dalam flatnya. Tanpa sadar keningnya mengeryit, mendengar namun samar suara seorang pria di dalam flat Samantha.

'Sam tidak akan membiarkan seorang pria masuk kedalam flatnya' pikir Liam ragu, ia berhenti di depan flat Sam tanpa sadar, masih didalam pelukan gadis pirangnya tentu saja.

Gadis pirangnya menarik dagu Liam untuk mengarah ke wajahnya dengan gestur lembut dan menggoda. Kuku-kukunya sedikit dimainkannya di bagian bawah dagu Liam.

"Apa pintu itu lebih menarik dari pada aku ?" tanyanya menggoda. Liam bergeming seraya melanjutkan jalannya dengan gadis yang masih di pelukannya.

*Jun POV*

Ah Sammyku dia benar-benar menyeramkan disaat seperti ini. Sekilas aku melihat guratan sedih di wajahnya namun dengan secepat kilat dia menyembunyikan di balik kemisteriusannya. 'Ah Gadis patah hati ini' yaya aku tahu seharusnya aku menjadi psikolog.

Sammy memutar badannya untuk mendekat ke arahku. Ini gawat!

"aku hanya ingin memeriksa knop pintunya masih berfungsi atau tidak" Aku hanya mencoba meyakinkannya untuk mengurungkan niatnya, apapun itu.

mataku tertuju pada pisau yang ia tancapkan di tatakannya tadi, untung saja masih ada di tempatnya. Jika harus melawannya aku masih bisa menggunakan tangan kosong, hasilnya pasti sudah dapat di lihat. aku akan memberi hadiah tambahan mungkin, bekas gigitan di bokong ?

Sammy masih mendekat aku tidak tahu harus lari atau tetap di sini. Ugh Sammy...

"Kau......kan.....tadi....lewat....jen..de..la...." sebisaku dengan dia yang masih memotong jarak di antara kita. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan padaku setelah tangan kanannya berada di belakangku aku hanya mendengar bunyi sammy mengunci pintu dan menarik kuncinya lalu pergi ke arah jendela.

Gleek! Aku menelan ludah lagi, ini gila! Dia menyekapku. Fantasi nakalku mulai bekerja.

"Hohohoho kamu nakal sekali" aku menyirgai nakal sebelum akhirnya Sammyku melemparkan kuncinya keluar jendela.

"Jangan membuka pintunya" tanpa bertanya aku sungguh tahu kalau kata-katanya tadi adalah sebuah ancaman. Bung! Wanita ini keren

Aku setengah berlari ke arah kasurnya. Menghempaskan tubuhku begitu saja di atas kasur empuknya. Hah banyak tumbuhan di sini rasanya segar sekali. Aku mulai berfikir sejenak, apa aku harus melucuti pakaianku ? Oh ayolah ini hanya boxer kesayanganku mudah sekali untuk melepaskannya.

'Shit' aku bisa dengar dengan jelas umpatan Sammy.

"Ah ini aroma scrumble potato" teriakku tanpa sadar berlari ke arah Sam yang setengah telanjang, ya keduanya sangat menggiurkan.

Demi Tuhan apa yang merasukiku aku menangkap tangannya yang hendak menyeka air matanya. Cinta pertama ya ?

"Untuk siapa kau menangis ?" Tanyaku masih menahan tangan Sammy yang berusaha melepaskan tangannya dariku.

"Sama sekali bukan urusanmu !"

"Si brengsek di depan pintumu tadi ?" rahangnya mengeras saat aku memanggilnya si bengsek. Cinta sekali.

"Dia punya nama !" Sam setengah menghandrikku, uh lebih mengerikan ibu dapur keluarga sung saat dia mengetahui aku meludahi masakannya.

"Ya yaa si brengsek-entah namanya siapa itu" aku melepaskan cengkraman tanganku di lengan Sam. Dia meringis pelan menggosok lengannya, tidak sesakit itu aku bisa menjamin. "Jangan menarik dirimu kedalam drama hanya untuk pria brengsek seperti dia" aku membenarkan letak rambutnya yang sedikit berantakan, Sam tidak bergeming.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang