*Jun POV*
"bagaimana ? Kau menyukainya kan ? Ini enak kan ?" Aku yakin dia akan menyukainya.
Tentu saja kimchi, saat dia mengatakan aku harus mentraktirnya sesuatu yang lezat, tidak ada yang terpikirkan di kepalaku selain mie instan dan kimchi. Aku akan memuja pembuat mie instan dan kimchi kemasan ini. Kalian harus mencobanya.
Sesekali aku melihat keningnya mengeryit, mungkin ia mencoba menerka sayuran apa yang sedang ia makan, dia mencium ujung sumpitnya, biasanya Skye akan marah saat aku mengajaknya makan sesuatu yang menggunakan sumpit tapi Sam, dia tidak terlihat bahagia juga tidak terlihat sedang marah, entah kenapa tapi aku bangga melihatnya mahir menggunakan sumpit.
"Bagaimana ? Enak ? Coba yang ini, enak?" Bahkan dia belum mengatakan apapun sejak pertama datang.
"Jun diamlah aku sedang merasakannya" Sam seperti sedang kesusahan tentang suatu hal.
"Setidaknya bari aku pertanda" Bahkan aku lupa mengunyah makananku. Ini sungguh lezat !
"Apa kau tidak lihat aku sedang memakannya ?" Sam meninggikan nadanya, mungkin dia mulai mendapatkan energi dari kimchinya.
"Kau tidak akan menemukan makanan selezat ini" senyumanku terukir begitu saja dengan bangga meskipun bukan aku penemu kedua makanan ini
"Jun diamlah sebelum kau mendapatkan kepalamu penuh dengan mie" aku sedikit terkejut saat dia menancapkan sumpitnya dengan marah di kimchi kemasan membuat suara berdentum yang mengundang pandangan dari kasir minimart. Sam meletakkan cup mie instannya di meja yang sudah di sediakan.
"Oh aku tau, kau malu untuk mengakuinya bahwa ini lezat, Iyaa kan ? Hahaha" ya aku memang jago menebak, salah satu dari kesekian banyak keahlianku.
"Kau" aku merasakan kepalaku menghangat saat Sam menyiramkankan mie instannya dari atas kepalaku. Bahkan beberapa masuk ke mulutku saat aku tertawa tadi. Ini sungguh tidak bisa di ampuni.
"O oo" bibir Sam membulat dengan sempurna, tapi ini tetap tidak bisa di ampuni, Sungguh.
Aku melirik ke bawah melihat mie instanku yang hampir habis tapi masih cukup untuk membalas Sam."Its mean war" aku menyirgai licik, dengan sekejap mata Sam sudah berlari dan menunjuk ke arahku di depan si kasir. Dia curang dalam segala hal.
"Kau yang traktir Jun" teriak Sam dari kejauhan, saat aku hendak berlari aku melupakan sesuatu, kimchi, aku kembali dan memasukkan sisa kimchi kedalam mulutku, membayar kasir dengan serampangan.
Sial ! Bahkan aku tidak dapat merogoh kantongku dengan benar, disini kepintaranku harus di gunakan, aku membayar menggunakan uang lebih.
"Aku akan mengambil kembalianku nanti, ingat wajahku ! Ingaat..!! Diamana cctvnya ?" Aku melongok mencari saat si kasir menunjuk dengan gerakan lambat karna melihatku dengan terheran-heran mungkin karna mulutku yang penuh dengan kimchi atau kepalaku yang penuh dengan mie. Kepalaku mengikuti gerak tangannya yang mengarah ke atasnya, aku mendongak memperjelas wajahku agar di rekam kalau-kalau si kasir lupa akan wajahku dia bisa melihat kembali rekaman dari kamera pengawas untuk mengingatnya, dan aku tidak kehilangan uang kembalianku. I know Im that smart.
"Ingat uangku, ingaat wajahku" Aku mulai berlari saat si kasir mengangguk dengan gerakan lambatnya, bahkan dia lupa menutup mulutnya, aku berdoa agar lalat tidak masuk dan membuatnya tersedak sampai-sampai harus di larikan ke rumah sakit. Aku hanya memikirkan uang kembalianku.
Aku segera berlari, entah kenapa aku di takdirkan untuk selalu berlari, Sam sudah menjauh dan aku yakin dia sedang berlari menuju ke flatnya. Serigaiku muncul melihat laju Sam yang melambat, I got you Sam ! Hahahaha. Tentu saja Sam kelelahan, dia tidak menyimpan energinya baik-baik, tidak sepertiku bahkan aku masih punya simpanan energi di dalam mulutku. Rasakan ini Sam, Mieku meluncur begitu saja ke kepala Sam, ah aku terlalu bersemangat.
"Sigh, this boy" aku sempat mendengarnya bergumam tidak jelas, Sam kau tau aku tidak tuli kan ? Lagi pula Ini adalah pembalasanku. Ini perang Sam ingat itu !
ia tampak kesal membersihkan mie di rambutnya dengan kerutan di dahinya, manis sekali, berjalan acuh melewati seorang pria yang bahkan tidak bergeming saat menatap Sammy, dunia pun mengakui bahwa Sammy memang cantik."Aku akan mandi" entahlah tapi saat mendengarnya suaranya sangat lembut. "Dan pastikan ada kau di dalam kamar mandi ku, Jun" astaga ! Aku yakin aku tidak tuli mendadak, tapi kalimat Sammy barusan ? Tidak aku tidak sedang ketakutan aku hanya terkejut sedikit terkejut karena Sammy tiba-tiba mengatakan hal tersebut ? Dude she's so damn hot !
Anehnya pria itu tetap di tempatnya ekspresi wajahnya sama terkejut denganku, namun ada sesuatu yang sempat tidak bisa ia tutupi dengan wajah kerasnya yang masih tampak terkejut itu, terluka.
Lupakan tentang pria aneh itu aku harus segera menyusul Sammyku yang akan menungguku di dalam kamar mandinya.
"What's wrong dude ? Apa kau mantannya ?" Aku menepuk pipinya bahagia, dan setengah berlari untuk mengejar Sam, apa perlu aku menggendongmu Sam ? Setidaknya simpan tenagamu untuk nanti, dan Sam memaki dengan desahan rendah, aku terbahak karna itu terdengar sangat manis.***
"Can i ask you something ?" Sammy yang sedang menggosok rambutku tiba-tiba menatapku dengan sangat hati-hati merubah nadanya dengan sangat serius seakan-akan hendak menanyakan sesuatu yang sangat serius seperti 'apa kau seorang transgender ?' meskipun ia tahu kenyataannya. Seharusnya dia ingat bagaimana dia meneriakiku yang hendak melepaskan celana pendek ku.
Ya kita mandi bersama yang benar-benar di maksud dengan mandi tanpa tanda petik seperti "mandi" ataupun mandi++ dengan celana pendekku dan bikini hijaunya yang membuatku berhasil menelan ludah beberapa kali, ia menggosok kepalaku lagi, ini menyenangkan berada di dalam bathtub berdua dengannya yang sedang menggosok kepalaku.
"Go a head" aku mengalihkan pandanganku darinya, ayolah aku hanya sedang menjaganya dari diriku sendiri, aku tidak ingin setelah ini dia melaporkanku dengan tuduhan pemerkosaan ataupun sejenisnya. Uh Sammy !! She's a real devil !!!
"Apa kau punya Indra ke enam ?" Aku tahu bagaimana usahanya agar tampak sangat hati-hati itu, dan itu sangat berhasil Sam.
"Bwahahahahahahaha" aku tidak bisa menahan tawaku atas pertanyaan bodohnya yang bahkan tikus pemakan bangkai temannya sendiripun tahu orang seperti apa aku ini. Sekalipun aku punya Indra ke enam aku akan menggunakan untuk kepentinganku sendiri misalnya memeras para pejabat untuk menyembunyikan rahasia busuk mereka ! Aku bisa menjadi seorang miliader, kenapa para Indra ke enam tidak melakukannya ? Atau mungkin sudah ? Tapi sungguh jika aku jadi seorang miliader Skye pasti akan kembali ke dalam pelukanku.
Hah ! Aku tertawa kecut, mengasihi diriku sendiri."Ada apa ?" Sammy yang sempat kesal tiba-tiba berubah serius memeriksaku dengan cemas.
Aku mengeryitkan keningku "memangnya ada apa ?"
"Entahlah kau terlihat" sedih. Sammy menggeleng lalu tersenyum, kali ini dia memainkan ujung rambut blondeku memberi rasa nyaman yang membuatku mulai menikmati sensasinya, ini memang nyaman dan sentuhan Sammy memang ajaib, aku tidak keberatan jika harus mati dengan keadaan seperti ini, tidak untuk sekarang, tapi suatu hari nanti.
Ah tapi aku harus mengatakannya. Aku menelusupkan jemariku di belakang rambutnya yang setengah basah. Memaksanya untuk menatapku lalu menguncinya. Jika seperti ini dia tidak akan bisa menolak.
"Aku harus mengatakan sesuatu yang sangat penting Sam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanfictionBagaimana jika dua orang yang sedang patah hati di pertemukan ?