*Jun POV*
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, merasakan hawa dingin karna selimutku di tarik oleh Sammy, oh aku menamainya Sammy lucu sekali. Aku bersikeras untuk tetap tidur tidak menghiraukan umpatan seorang pria yang sangat ku kenal suaranya. Aku mendengar dia sempat menyebut nama Skye.
Ah jangan menyebut namanya hanya akan membuatku mual. Kali ini aku harus benar-benar bangun untuk memastikan keadaan di luar sana. Aku benci bangun pagi. Aku melihat Sammy yang menyandarkan badannya yang di lilit selimut di pinggiran pintu.
Si Josh tetanggaku yang selalu berisik selalu membuat ulah. Aku menggaruk rambut putihku. Josh sejenak terdiam lalu memalingkan mukanya, aku menyadari satu hal, aku masih telanjang dan tentu saja dia melihat juniorku yang sedang bangun. Bung ini masih pagi. Aku segera menutupinya dengan sebagian selimut yang dililitkan di tubuh Sammy, terlihat bokong Sammy yang menggoda untuk di nikmati.
"Potku yang kau hancurkan saat kau bertengkar dengan pacarmu Skye, sekarang aku setengah mati bingung meletakkan kunci flatku untuk anakku" Josh meneriakiku, sialan tanpa kau teriakpun aku bisa mendengarnya babi ! aku melihat Sammy juga terganggu karna teriakannya. Kau kira kami tuli.
"Aku tidak merusaknya, potmu yang terlalu tua, aku hanya menendangnya pelan tiba-tiba potmu hancur" Aku berkata jujur, pasti pot murah.
"Aku mau ganti rugi" Lucu sekali semiskin itu Josh meminta ganti rugi yang bahkan pot bunga di depan pintu kamar adalah dekorasi untuk memperindah flat tua ini. Dia tidak di tarik uang untuk membeli pot bunga tersebut bahkan tidak akan di denda jika menghancurkannya.
Aku mendengus kesal. Jika saja kukuku bisa memanjang seperti serial aksi di televisi aku ingin mencabik-cabik mukanya di hadapan Sammy sekalipun. Itu pasti sangat keren.
"Kau gila. Bahkan kau tidak membelinya. Kau mau memerasku karna pot sialan itu ?" aku maju selangkah tanda tidak setuju.
Sammy memegangiku.
"Kau bisa ambil potnya, tidak perlu meminta ganti rugi" Sammy menarikku masuk kedalam dan menutup pintu. Sejenak aku melihat wajah kecewa Josh yang telah gagal memerasku. Aku melemparinya senyum kemenanganku. He Sammyku terlalu pintar untuk hal ini.Sammy berlalu dariku menarik selimutnya dan memunguti bajunya yang tercecer di lantai. Juniorku kembali tertidur, pasti karna melihat wajah Josh yang penuh lemak dan berwarna pink, fucking pig !!
"great, you tear my t-shirt" desahnya sambil memperhatikan kaosnya yang robek. Jika celanamu bukan Jeans pasti akan bernasib sama seperti kaosmu. Aku tau aku keren. "Itu favoritku" imbuhnya lagi. Aku kembali ke kasurku untuk memperhatikan Sammy yang mulai memakai celananya.
"Aku akan membelikanmu 10 yang lebih bagus" entah, aku akan memikirkan uangnya nanti. Sammy hanya mendengus kesal, berjalan ke arah jendela dan duduk di sana. Satu yang ada di kepalaku. Gadis ini keren, dia bukan gadis penakut.
"Kau butuh tumbuhan di sekitarmu" Dia menatap sekitar flatku, ya gersang, dan hampir seluruh cat di dinding mulai pudar. Aku tidak peduli.
"Last night was so great" aku menyalakan rokokku dan menghisapnya. Masih dengan posisiku yang terlentang di kasurku. Tiba-tiba aku berharap Sammy mendudukiku sekarang. Sial
"Apa yang kau bicarakan" Aku menangkap matanya yang sejenak menatapku dan kemudian berpaling untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ah ya ! dia malu.
"Aku bisa mendengarkannya dengan jelas saat kau memanggil namaku" Menyenangkan sekali melihat wajahnya bersemu merah "Jun aah uhh Jun" Aku berusaha menirukan suaranya dan ekspresinya saat mengatakannya. Mengingat itu membuatku tegang kembali, ah sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
FanficBagaimana jika dua orang yang sedang patah hati di pertemukan ?