Bagian 6

21.8K 791 4
                                        

'Yes akhirnya pulang juga, dika i'm coming' ucap rara dalam hati sambil berjalan menuju loby. Di loby dika sudah berdiri menunggu rara. Dika lalu langsung membawa rara menuju sebuah restaurant bintang lima yang mewah dan romantis untuk makan malam sekaligus rencana nya dika akan menyatakan cinta dan langsung meminta rara untuk menikah.

"Ra, kita makan dulu ya" ujar dika dan membuka kan pintu mobil untuk rara. Rara merasa bahagia sekali dengan perlakuan manis dari dika.

"Terimakasih pak" ujar rara dengan menunduk untuk menutupi pipinya yang merona

"Tidak usah panggil bapak jika diluar kantor. Panggil aja dika" ucap dika dengan senyum yang mempesona

"Baik pak, eh dika maksudnya" rara berbicara gugup saking bahagia nya karena dika mengajak dia makan malam ditempat yang romantis dan mewah

"Ayo masuk" dika berjalan masuk sambil menggenggam tangan rara, membuat rara semakin bahagia

Sumpah gue bahagia banget, hari ini akan gue tulis dibuku harian gue kalo gue bahagia bisa jalan sama dika. Ucap rara dalam hati

"Atas nama Dika Wijaya" ucap dika kepada seorang waiters yang masih terpesona akan ketampanan dika. Setelah dia sudah tersadar dari keterpesonaan nya kepada dika. Waiters tersebut menunjukan meja yang telah di booking dika di dekat panggung yang dari meja nya bisa melihat keluar dimana kolam berenang yang indah dengan kerlap kerlip lampu dan diatas nya tergantung lampion yang memperindah suasana kolam berenang tersebut saat malam tiba.

Makanan pun sudah disajikan oleh waiters, yang ternyata dika sudah memesan makanan kesukaan rara.

"Kok kamu tau makanan kesukaan aku dik?" Tanya rara dengan kening berkerut tanda kalau dia sedang bingung

"Hehehe aku tadi tanya sama riko makanan kesukaan kamu" jawab dika dengan senyuman yang menawan

"Oh gitu ya dik" rara merasa kecewa. Dikira rara, dika memang tau makanan kesukaan rara. Dika hanya tersenyum.

Dika meminta izin kepada rara untuk pergi ke toilet. Rara hanya menganggukan kepalanya saja. Sekitar 10 menit rara menunggu dika. Tiba2 sebagian lampu mati dan hanya lampu di atas panggung yang paling terang. Tiba2 seorang cowok berwajah tampan sedang bersiap siap untuk memainkan grand piano berwarna putih

"Selamat malam, malam ini saya ingin memainkan sebuah lagu untuk seorang gadis yang telah membuat saya jatuh cinta pada saat pertama kali bertemu. Gadis itu duduk disana" ucap dika dengan pandangan mata ke rara. Dan tiba2 lampu sorot menuju ke rara. Dan semua pengunjung memperhatikan rara. Ada yang merasa terharu, bahagia, bahkan iri dengan rara. Rara hanya tersenyum bahagia. Dia tidak menyangka dika akan melakukan sesuatu yang romantis terhadap rara

Dika memulai permainan piano. Dan sesekali ia akan melihat rara dan tersenyum lembut kepada rara. Rara memerhatikan dika dengan senyum tulus yang mengembang di wajah cantik nya. Setelah permainan piano dika selesai. Dika berjalan kearah rara dengan lampu sorot. Dan lampu sorot yg lain nya mengarah terhadap rara. Sesampainya di depan rara. Dika berlutut dan membuka sebuah kotak beludru berwarna biru. Dan terdapat sebuah cincin dengan berlian kecil diatasnya. Sederhana dan elegant

"Rara will you marry me?" Tanya dika sembari menatap rara. Penonton menyoraki " say yes, please"

"Yes, i will" ujar rara dengan senyum mengembang. Lalu dika memasangkan cincin tersebut kejari manis rara. Lalu dika memeluk rara. Pertamanya rara menegang mendapat pelukan dadakan dari dika. Selanjutnya rara membalas pelukan tersebut

"Apakah kamu mau berdansa dengan ku ra?" Tanya dika kepada rara

"Iya aku mau dik" balas rara dengan senyuman. Dika pun menuntun rara untuk berdansa. Banyak pasangan yang berdansa di lantai dansa

"Dik, kenapa kamu cepet banget ngajakin aku nikah? Kita kan belum kenal lama dik?" Tanya rara dengan penasaran

"Kamu lupa ra? Kita sudah kenal lama semenjak kakak mu SMA. Kamu dulu memanggil aku dengan sebutan didi" jelas dika kepada rara

"Jadi kamu kak didi? Kemana aja kamu?" Tanya rara sambil memukul mukul dada dika

"Aku melanjutkan kuliah di Amrik sayang, aku juga enggak nyangka bisa ketemu kamu. Aku baru nyadar kamu rara yang dulu manggil aku didi ketika aku ketemu riko waktu itu ra" jawab dika dengan mengelus rambut caca dengan sayang

"Apa kita enggak kecepetan langsung nikah? Kenapa enggak tunangan dulu?" Tanya caca lagi

"Aku udah tua ra, aku juga udah dipaksa nikah sama orangtua aku. Malah aku mau dijodohkan dengan anak dari sahabat mereka jika aku tidak ada calon istri. Kebetulan aku ketemu cinta pertama aku waktu SMA" jelas dika sambil mengerling nakal kepada rara

"Tapi kak didi enggak terpaksa kan nikah sama aku" selidik rara

"Enggak lah sayang" jawab dika sambil mencubit hidung rara. Rara hanya cemberut dan selanjutnya tersenyum

"Sayang, pulang yuk. Udah malam. Enggak enak sama keluarga kamu" ajak dika sembari menatap lembut rara.

"Yaudah deh" jawab rara dengan cemberut. Karena dia masih ingin lebih lama bersama calon suaminya

"Udah jangan ngambek. Besok aku sama keluarga aku kerumah kamu kok sayang. Buat ngelamar kamu secara resmi" jelas dika kepada caca

"Oke deh kak didi ku sayang, yuk pulang" ajak rara sambil menggenggam tangan dika. Dika pun membuka pintu mobilnya untuk rara. Selama di dalam mobil mereka banyak ngobrol tentang masa lalu mereka. Sesampainya dirumah rara. Dika pun turun dan memutari mobilnya untuk membukakan pintu untuk rara

"Terimakasih kak didi, selamat malam. Mau mampir dulu enggak kak?" Tanya rara. Berharap dika mau mampir kerumahnya agar dia bisa lebih lama lagi bersama dika

"Sama sama sayang, selamat malam juga. Sepertinya enggak. Aku pulang aja, udah malam. Titip salam ya untuk keluarga kamu" ucap dika dan mencium kening rara

"Aku pulang ya ra, bye" dika pun masuk kedalam mobil dan menjalan kan mobilnya. Rara masih terpaku karena dicium dika walaupun hanya di kening. Rara pun masuk kedalam rumah dengan senyum mengembang. Di ruang keluarga ada riko yang sedang menonton tv

"Cie yang abis jalan sama dika" goda riko

"Apaansih kak? Udah ah aku ke kamar dulu. Bye kak" rara pun berjalan kedalam kamarnya

Ternyata dika itu adalah didi. Jangan lupa voment ya :-)

Marriage with CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang