Marriage with CEO

Bagian 10

Rara dan dika pergi untuk melihat-lihat baju pengantin. Tema pernikahan mereka adalah snow. Jadi rara memilih memakai gaun pengantin berwarna putih. Saat memasuki salah satu butik terkenal di Jakarta, rara langsung menyukai sebuah gaun pengantin yang sederhana dan elegant.

"Kamu suka gaun nya sayang?" Tanya dika lembut, melihat rara hanya diam di depan gaun tersebut.

"Hehehe, iya kak. Modelnya simpel" jawab rara dengan mata berbinar.

"Yaudah kamu coba aja" saran dika yang langsung di angguki rara. Rara akhirnya mencoba gaun tersebut dibantu oleh salah satu pegawai butik. Dika juga mencoba jas berwarna putih.
Rara keluar dari ruang ganti, dan dika terpanah melihat rara.

"Kak kok diem aja? Jelek ya?" Tanya rara, kembali menyadarkan dika ke alam sadar.

"Enggak kok, kamu cantik banget" puji dika. Membuat rara tersipu.

"Ah kakak bisa aja, kakak juga ganteng pake jas itu" puji rara dengan malu malu. Rara dan dika pun mengganti pakaian mereka kembali. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah restauran mewah.

"Sayang kamu mau makan apa?" Tanya dika kepada rara saat waiters datang.

"Aku terserah kamu aja kak" jawab rara sambil memandangi restaurant tersebut. Karena restaurant ini sangat mewah dan menarik. Setelah dika memesan makanan untuk ia dan rara. Dika memandangi wajah rara yang sedang serius mengamati restaurant tersebut.

"Sayang, kamu kaya nya kagum banget yah sama restaurant ini?" Tanya dika setelah rara puas mengagumi restaurant ini.

"Iya, suasana nya romantis. Tempat nya mewah dan elegant. Di luar juga ada meja, jadi bisa liat langit kak. Tempatnya juga nyaman" jelas rara akan kekaguman nya.

"Hahahaha bisa aja kamu sayang ngamatin nya. Oh iya besok aku jemput kamu ya?" Tanya dika mengalihkan pembicaraan.

"Aku besok bawa mobil aja, aku lagi pengen bawa mobil soalnya" jelas rara sambil memandang dika.

"Tapi feeling aku enggak enak, kamu bareng aku aja ya?" Bujuk dika.

"Aku baik baik aja kok, plis ya aku bawa mobil aja" mohon rara dengan menampilkan puppy eyes nya. Orangtua dan kakak nya pasti luluh jika rara memasang puppy eyes andalan nya.

"Yaudah" jawab dika pasrah akan kemauan calon istrinya ini. Akhirnya waiters pun datang dan menyajikan makanan mereka. Mereka makan dan mengobrol tentang impian mereka. Dika mendengarkan dan memperhatikan semua impian rara.

"Sayang, pulang yuk udah jam 9. Nanti kemaleman" ajak dika kepada rara.

"Yaudah yuk" dika menggandeng tangan rara dan membukakan pintu mobil. Banyak yang melihat keromantisan mereka.

"Sayang, yakin besok enggak mau bareng aku aja?" Tanya dika lagi.

"Enggak sayang. Aku dulu biasa kok bawa mobil sebelum mobil aku masuk bengkel" jelas rara lagi. Entah mengapa dika mempunyai firasat buruk bahwa akan terjadi suatu hal buruk kepada rara.

"Dah sayang, makasih ya" ujar rara setelah dika membukakan pintu mobil, rara juga mencium pipi dika dan setelah itu menunduk karena malu, dika hanya tertawa saja.

"Dah, aku pulang dulu ya" pamit dika.

"Hati hati sayang" ucap rara sambil melambaikan tangan nya, setelah mobil dika sudah tidak kelihatan. Rara masuk ke dalam rumah nya.

"Bi, kok tumben sepi? Pada kemana?" Tanya rara bingung kepada bi inem, pembantu baru rumahnya.

"Oh itu non, nyonya dan tuan pergi keluar kota tadi ada urusan mendadak. Den riko sedang ada pesta ulang tahun teman nya" jelas bi inem kepada rara.

"Oh gitu ya bi, oke deh. Rara ke kamar dulu ya" pamit rara dan tersenyum kepada bi inem. Bi inem hanya tersenyum kepada rara.

Tumben papa mama pergi keluar kota enggak ngasih tau aku? Tanya rara dalam hati. Lalu rara mandi dan langsung tertidur karena kelelahan.

Keesokan paginya rara hanya sarapan berdua dengan riko.

"Pagi kak" sapa rara sambil mencium pipi kakak nya ini.

"Pagi dek, jangan cium cium kakak. Kakak kan cowok udah dewasa lagi" dumel riko kepada adiknya.

"Hahahaha, lebay deh. Oh iya kak, semalem kakak pulang jam berapa?" Tanya rara setelah tawanya redah.

"Jam 12 malam, kenapa dek?" Tanya riko bingung, biasanya adiknya diam saj jika dia pulang malm.

"Enggak papa sih kak, yaudah deh aku pergi dulu ya" pamit rara setelah menyelesaikan sarapan nya.

"Iya dek, hati hati ya" ucap riko dan mencium kening rara. Rara pun tersenyum dan mulai menjalan kan mobilnya. Yang sebelumnya sudah dipanasi oleh supir keluarganya.

Tumben enggak macet. Ucap rara dalam hati. Dimobil rara mendengarkan lagu lagu yang diputar diradio. Sesampainya dikantor rara langsung menuju meja nya. Saat bel tanda jam kantor dimulai. Ada pengumuman jika CEO mereka akan mengumumkan pertunangan nya. Semua karyawan pun datang ke aula.

"Selamat pagi, terimakasih karena sudah mau hadir ke aula. Saya ingin mengumumkan bahwa beberapi hari yang lalu saya baru bertunangan, dan saya akan menikah dengan Tiara Putri Ananta" jelas dika dan memperlihatkan jari nya yang terdapat cincin tunangan nya dan rara. Rara pun disuruh maju kedepan. Banyak bisik bisik yang bilang bahwa rara perusak hubungan orang. Dika yang mendengar nya langsung marah dan mengklarifikasinya.

"Rara adalah adik dari sahabat saya. Saya sudah menyukai rara dari saya SMA, cuma karena waktu itu saya ke Amrik jadi saya tidak menyatakan perasaan kepada rara. Jika ada yang bergosip jelek tentang rara dan saya mendengarnya maka saya akan memecatnya" jelas dika dengan tegas. Lalu dika membubarkan para karyawan nya.

"Kak, makasih yah udah bela aku" ucap rara memandang dika dengan tersenyum.

"Sama sama sayang. Apapun untuk kamu" jelas dika dengan senyuman lembut.

Sedangkan di pojok aula. Ada seorang perempuan yang menahan amarahnya.

Awas kamu Tiara Putri Ananta, lihat nanti pulang kerja. Aku akan menyingkirkan mu. Dika hanya untuk ku. Ucap nadine dengan seringai jahat nya.

Bab selanjutnya nadine akan mencelakakan rara. Apakah yang akan dilakukan nadine? Tunggu bab selanjutnya ya. Tolong vote nya. 5 aja baru aku lanjut, bye