"Sungguh?" Donghae terlihat tenang. Dirinya sudah duduk di samping Junhee dan meneguk air putih dari gelas adiknya. "Kau belum jawab pertanyaan ku..." Donghae mengingatkan Junhee akan pertanyaannya.
"Aku tidak bisa tidur." Jawab Junhee.
"Apa kau masih memikirkan kejadian tadi?" Tebak Donghae.
Junhee hanya diam.
"Tenanglah. Tidak akan pernah kejadian ke dua ter-ulang." Yakin Donghae. "Ahjumma tidak akan membuat Eunhee menghilang lagi.... Percaya pada ku."
"Bukan itu, oppa." Saut Junhee. "Eunhee memang biasa seperti itu, jadi kau jangan terlalu menyalahkan ahjumma... Eunhee, perasaan ingin tahunya terlalu tinggi, saat di Amerika pun kalau aku dan Woobin oppa tidak dengan hati-hati menjaganya mungkin aku sudah kehilangan dirinya sejak lama..." Cerita Junhee.
"Wobin oppa?" Donghae menyipitkan matanya.
"Dia lebih tua setahun dari ku."
Donghae mengangguk. "Kalau itu hal yang biasa lalu apa yang membuat mu tidak bisa tidur?" Penasaran Donghae.
Junhee membuang nafasnya perlahan. "Semakin hari Woobin oppa dan Eunhee semakin dekat...."
"Lalu kau berniat untuk menjadikan Woobin sebagai ayah Eunhee?"
"Yah!" Kesal Junhee dengan pemikiran Donghae.
"Kenapa?! Aku lihat Woobin menyukai mu dan Eunhee pun menyukainya, ah satu lagi Woobin pun menyayangi Eunhee..." Analisa Donghae yang tertangkap olehnya saat Woobin mengantar Eunhee.
Kali ini Junhee menyipitkan matanya menatap sinis oppa satu-satunya itu.
"Jangan bilang kau masih mengharapkan bocah tengik itu?" Tebak Donghae.
"Aish..." Junhee semakin kesal. Dirinya bangun dari duduknya. "Aku mau tidur..." Junhee meninggalkan Donghae.
"Yah, Lee Junhee! Kau bilang kau tidak bisa tidur..." Donghae mengulang jawaban Junhee. "Yah! Oppa mu masih bicara tapi kau justru pergi?!" Kesal Donghae. "Yah! Junhee-ahh..." Dirinya meneriaki Junhee yang semakin menjauh. "Astagahhh wanita-aneh satu ini... Bahkan sudah menjadi seorang eomma pun sifat jelek mu masih ada!!!!"
Junhee tetap terus berjalan menuju kamarnya, sama sekali tidak menghiraukan teriakan oppanya. "Siapa suruh kau begitu menyebalkan..." Gerutu-nya tanpa menghentikan langkahnya.
----
Matahari sudah terlihat, sinar-nya seakan memberi semangat kepada dunia untuk memulai hari yang baru. Donghae dan keluarga kecil Junhee sedang menikmati sarapan pagi mereka di hari libur yang cerah. "Eochomson...!" Panggil Eunhee pada paman-nya."Iya..." Saut Donghae.
"Nanti aku, eomma dan juga Woobin ahjussi akan pergi ke mall, eochomson ikut bersama kami?" Tanya Eunhee.
Donghae menghentikan kegiatannya. "Maaf, Eunhee-ahh, eochomson mu ini harus membantu hyukjae ahjussi di toko rotinya." Penjelasan Donghae.
Eunhee mengangguk pelan. "Tidak apa-apa." Eunhee bangun dari duduknya, menghampiri Donghae dan menepuk pelan punggung tangan milik pamannya itu. "Tidak masalah..." ulangnya.
Junhee dan Donghae pun tersenyum geli dengan sikap Eunhee. "Eunhee-ahh, kembali duduk. Habiskan sarapan mu." Seru Junhee.
"Yes, eomma." Kaki kecilnya kembali membawa dirinya duduk.
***
Donghae membantu Hyukjae menata setiap roti dengan cantik di toko kue milik Hyukjae. Hyukjae sebentar-sebentar melirik ke arah Donghae. Dirinya masih penasaran dengan cerita Lee Junhee. Apa aku tanyakan saja?? Pikir Hyukjae. Tapi bagaimana kalau dia tidak mau membahasnya, batinnya. Ahh, siapa perduli. Sebaiknya ku tanyakan saja, ujar Hyukjae. Tangannya menyenggol Donghae pelan. Menarik perhatian Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love
FanfictionLee Junhee, sekuat tenaga mencoba menyembunyikan kehadiran Eunhee dari ayahnya, Kyuhyun. Sampai akhirnya Kyuhyun hadir dalam kehidupan Eunhee tanpa di duga. "Junhee-ahh, bahkan Tuhan tanpa ijin mu mempertemukan mereka." Junhee terdiam mendengar uca...