"Gwenchanayo." Junhee mengahapus sisa-sisa air matanya di pipinya. "Sudah hampir malam, sebaiknya kau kembali menyentir, oppa...."
Kyuhyun menggengam tangan Junhee, matanya tidak beranjak dari wajah sendu Junhee. "Waeyo?" matanya terlihat penuh dengan keseriusan. "Lee Junhee, noeneun waeyo?" ulangnya.
Junhee pun tak mampu menahan air matanya. "Kau bilang rasa itu masih ada... dengan lembut kau mengatakannya pada ku..." suarantya terdengar beregetar. "Apa aku begitu murah di mata mu, oppa?" tanya Junhee dengan isak tangisnya. "Kau mencium ku, bibir mu mencium bibirku membuat ku kembali mengingat semuanya tapi kau justru tidur dengan wanita lain...." serunya. "Kau, kau.... kau jahat! Kau jahat, oppa..."
Kyuhyun hanya diam menatap Junhee dengan isak tangisnya.
"Lebih baik jangan temui Eunhee lagi dan jangan pernah mencium ku lagi..." lanjut Junhee masih dengan tangisannya.
"Dulu setiap kali kau merasa cemburu kau selalu bilang 'janga dekati aku, jangan bicara dengan ku' dan sekarang kau justru menggunakan darah daging ku sendiri... bagaimana bisa aku menjauh darinya, eoh? Bagaimana bisa aku menahan diriku untuk tidak mencium mu?"
"Berhentilah menyebut Eunhee darah daging mu sendiri! Berhentilah mengatakan hal-hal manis di depan ku!" kesal Junhee, sedikit berteriak. "Apa Eunhee satu-satunya darah daging mu? Apa aku satu-satunya wanita yang kau cium?"
"Apa kau melihat aku serendah itu, Lee Junhee?" kali ini Kyuhyun pun sedikit meninggikan suaranya. "Orang yang kucintai menninggalkan ku dan dia hamil bahkan aku tidak tau kalau satu-satunya wanita yang ku cintai itu hamil. Di luar sana, dia dan anak ku kesusahan dan aku tidak tau akan hal itu, aku yang harusnya menanggung semuanya bersama dengan dia, yang seharusnya aku berdiri bersama mu dan Eunhee justru namja lain yang selalu ada untuk kalian.... dan kau justru membayangkan aku tidur dengan wanita lain?" kesal Kyuhyun. "Apa kau tau rsanya?" tanya Kyuhyun terdengar penuh dengan emosi. "Rasanya aku hampir gila selama hidup di Jepang... aku hampir mati ketika aku mengetahuo kalau kenyataan ini mengatakan kau meninggalkan ku...." air mata Kyuhyun pun menetes di wajahnya. "Dan semakin sakit saat aku melihat darah daging ku dan wanita yang kucintai justru di tolong oleh namja lain..."
Junhee terdiam mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Kyuhyun. Dirinya pun terus menangis.
Kyuhyun menarik nafasnya dan menghapus air matanya. Dirinya menarik Junhee masuk ke dalam pelukkanya. "Rasa itu masih sama, Junhee-ahh... dan semakin bertambah karena adanya Eunhee..." jujurnya. "Di mata ku dan hati ku hanya ada kau..."
Mianhaeyo, oppa... jeongmalyo, batin Junhee. Junhee membuka matanya dan terlihat kaget.
"Eomma, waeyo?" Eunhee yang sudah duduk di bangku belakang dan terlihat sedih. "What happened? Why you crying?" suaranya terdengar serak, menahan tangisnya.
Junhee melepas pelukkanya dari Kyuhyun dan menghapus sisa air matanya. "Gwenchanayo..."
Kyuhyun pun tak berani menatap Eunhee, dirinya terlihat sibuk menghapus air matanya.
"Jinjjayo?" air mata Eunhee mengalir di pipinya. "Appa, apa kau membuat eomma menangis?"
Kyuhyun menoleh ke belakang dan melihat Eunhee sudah menangis. Kyuhyun keluar dari mobilnya dan masuk ke bagian belakang mobil. Kyuhyun duduk di samping Eunhee dan memeluknya. "Jangan meangis lagi, appa tidak suka melihat mu menangis..." lembut Kyuhyun.
"Kendae, apa kau membuat eomma menangis?" ulang Eunhee.
"Ani, eomma menangis karena... igo..." Junhee menunjukkan ujung bibirnya. "Aku mengigit bibir ku..."
Eunhee dengan polos menatap dalam ujung bibirnya Junhee. "Omo, gwenchanayo eomma?"
Kyuhyun pun kembali merasa bersalah melihat ujung bibir Junhee.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love
Hayran KurguLee Junhee, sekuat tenaga mencoba menyembunyikan kehadiran Eunhee dari ayahnya, Kyuhyun. Sampai akhirnya Kyuhyun hadir dalam kehidupan Eunhee tanpa di duga. "Junhee-ahh, bahkan Tuhan tanpa ijin mu mempertemukan mereka." Junhee terdiam mendengar uca...