Part 14

9.4K 411 42
                                    

"Aku membawakan wine untuk mu, appanim..." kyuhyun meletakan sebotol wine yang di bawanya di atas kuburan Tuan Lee. "Aku datang bersama dengan putri kalian, Lee Junhee..." ujarnya. Matanya melirik Junhee yang sudah berkaca-kaca. "Sepertinya putri kalian sedang sibuk menahan air matanya..." sambungnya.

Junhee masih tetap dengan diamnya.

Kyuhyun merangkul Junhee dengan erat. "Maaf kan aku yang sudah membuat putri tunggal kalian kesusahan karena aku. aku sudah membuat putri mu mengurus putri kami seorang diri di luar sana..." Kyuhyun mulai bercerita. "Dan hari ini kami datang menemui appaji dan eommanim karena kami akan menikah..." sambungnya. "Kami mohon appaji dan eommanim mau memberikan restunya untuk kami berdua..."

Air mata Junhee sudah menetes di wajahnya.

"Aku berjanji akan menjaga putri kalian sekuat tenaga ku juga akan menjaga cucu kalian dengan baik..." tegas nada suara Kyuhyun. "Aku akan berusaha menjadi suami yang beratnggung jawab untuk putri kalian dan menjadi appa yang baik untuk cucu kalian." Sambungnya.

"Appa, eomma... sudah lama kita tak bertemu..." junhee membuka suaranya. "Mianhaeyo, karena aku sudah melakukan kesalahan..." junhhee masih terlihat sibuk menahan air matanya. "Uri Kyuhyun oppa sudah mengatakan semuanya, kami akan menikah... dia pria yang ku pilih..." air matanya sudah melewati pipinya dan tangannya menghapus air matanya dengan cepat. "Aku harap kalian masih menyukai uri Kyuhyun oppa...."

Kyuhyun menatap lirih Junhee.

"Aku... aku merindukan kalian...." tangisan junhee pun pecah dalam sekejap.

Kyuhyun menarik junhee masuk ke dalam pelukkanya dan mengelus lembut kepalanya. "Mereka pun merindukan mu, Junhee-ahh..."

Junhee masih dengan isak tangisnya.

***

Junhee dan Kyuhyun terdiam. Junhee masih terlihat sedih sedangkan Kyuhyun sibuk menyetir, membawa dirinya dan Junhee kembali ke Seoul. Cahaya lampu malam di pinggir sungai Han benar-benar terlihat begitu indah, menarik perhatian Kyuhyun. Melihat Junhee yang masih terlihat sedih, Kyuhyun pun menepikan mobilnya di pinggir sungai Han dan keluar dari dalam mobilnya. Dirinya membuka pintu mobil Junhee.

"Waeyo, oppa?" kaget Junhee.

Tangannya membuka seat belt Junhee. "Bisa turun sebentar?" tanyanya.

Junhee pun turun dari dalam mobil.

Kyuhyun dan Junhee sudah berdiri berhadapan. "Hari ini... hari yang luar biasa..." ujarnya. Matanya menatap kagum pemandangannya yangg ada di depannya. "Kau tau... hari ini cincin pernikahan kita sudah ada di tangan ku..."

"Jinjja?" kaget Junhee.

Kyuhyun mengangguk. "Kalau bukan karena cincin ini...." tangannya sudah memegang kotak kecil berwarna merah. "Aku tidak akan mengijinkan mu berduaan dengan Woobin... tapi karena aku harus mengambil cincin ini, aku membiarkan kalian bertemu..."

Junhee mengangguk pelan. Ahh, jadi telepon itu dari toko perhiasan, tebaknya. Dan senyuman terlukis di wajahnya.

"Lalu di hari ini juga aku mampu mengatakan terima kasih kepada Woobin dengan perasaan tulus..." lanjut Kyuhyun.

"Ne, aku bisa melihat itu..." dukung Junhee.

"Juga di hari ini kita menemuiorang tua mu, meminta restu mereka..."

Junhee kembali dengan diamnya.

"Jadi, aku rasa di hari ini..." kyuhyun melangkah kan kakinya, membuat jaraknya semakin dekat dengan Junhee. "Aku rasa hari ini tidak perlu ada rasa sedih..." tangannya sudha melingkari pinggang Junhee. "Aku tidak suka melihat mu sedih..." dirinya mencium kening Junhee lembut.

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang