The Eyes

357 25 0
                                    

*Kev's Pov*

"Hmmm" aku terbangun dan merubah posisi tidur menjadi posisi duduk. Aku melihat ke sekeliling.

Sial..aku di bius..

Elina...

Siapa pria itu?

"Uuggh.." tubuhku masih sedikit lemas. Aku berjalan perlahan menuju ke desa.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Akhirnya sampai juga di guild.

"Hei Kev!" Jun

"Dari mana saja Kev?" Dylan
Mereka semua sedang duduk berkumpul di mega bundar.

"Aku di bius..lalu tidur di tengah hutan.."

"Siapa yang melakukannya?" Dylan.

"Seorang pemuda dari klan Guarpaar...."
Aku diam sejenak. Mungkin mereka sedang menikmati perasaan terkejut nya ketika mendengar ada klan Guarpaar di hutan Triafoir.
"....dan Elina bersamanya." aku melanjutkan.

"APA???" hampir semua orang di sana secara bersamaan mengucapkan kata itu.

"Elina bersama pemuda itu..."

"Penghianat.." Claudya.

"Ooh sensasi apa lagi yang ia buat" Mary.

"Elina... Aku tidak menyangka dia sampai melakukan itu" Stevy.

"Kev,apa kau yakin? Kau tau,kau kan tadi di bius bisa saja kau berkhayal" Jun.

"Tidak... Aku melihatnya sebelum aku di bius karna aku masih mengejarnya... Lalu saat aku hampir menggapai lengannya seseorang menyandung ku... Lalu saat itu lah pemuda itu membiusku... Sebelum aku sepenuhnya terlelap..
Aku...
Melihatnya...
Elina..."

"Oh ya tuhan" Claudya kembali berkomentar.

"Sudahlah.. Yang terpenting adalah kita harus mencoba yang terbaik." Dylan

"Kita laporkan saja ke Daddy o'Wizz!!" Mary.

"Jangan! Biarkan dulu seperti ini. Jika kita laporkan ini ke Daddy o'Wizz, maka perang akan terjadi. Aku berani bertaruh kalian semua belum siap akan ini. Kalian semua adalah pendatang baru." Jun.

"Benar yang di katakan Jun." Dylan

"Tap..tapi bagaimana dengan Elina? Dia sedang bersama musuh kita." Stevy.

"Tenang saja.. Menurutku,mereka tidak akan menyakiti Elina.." Kev

"Dari mana kau tau?" Stevy

"........" entahlah aku sebenarnya juga tidak yakin. Tapi ada sesuatu yang mengatakan kalau mereka tidak akan menyakiti Elina...

Ahh Elina...

Kau ini...

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Setelah satu minggu Elina pergi,

Kami menutupi hal ini dari siapa pun,dan melakukan pencarian secara rahasia.

Aku sendiri sudah tidak berharap banyak. Jika itu yang membuatnya bahagia, aku akan membiarkannya.

Hari ini aku dan Tara pergi ke Forgotten Cave dan melanjutkan train kami.

Tara gadis yang lumayan. Aku bisa mendapatkan kenyamanan yang sama dengan saat aku bersama Elina dari Tara.

Satu-satu nya yang berbeda adalah Tara memberikan segala sesuatu yang aku mau.

"Kev..." Tara memanggil ku di tengah train kami.

"Ya?"

"Aku.."

"Kau kenapa? Apa kau lelah?"

"Tidak.... Aku... Me...menyukai mu!"

Aku langsung menghentikan aktifitas ku,lalu memandang Tara lekat-lekat.

Hmmm... Tara..

Tunggu apa lagi dia menyukai mu Kev!

Tapi.. Elina..

Elina sudah pergi meninggalkan mu!!
Sadarlah..

Tapi...

Aku mengalami perdebatan batin.

Wajah Tara menunjukkan kepercaya dirian. Dia seakan yakin aku juga menyukainya.

"Aku juga menyukaimu Tara"
Akhirnya jawabanku.. Entahlah ini benar atau tidak..

Yang ku tau,Tara terlihat bahagia setelah mendengar jawaban ku. Ia langsung memeluk ku.

Dan di saat itu lah aku melihat nya..

Elina...

Dia sedang bersama Riel. Sial!!!
Riel adalah musuh ku.
Kami punya sedikit masalah dulu.

Dan.. Ia melihatku berpelukan dengan Tara.

Elina memandangi kami berdua dengan tatapan kecewa yang sangat jelas terlihat di wajah manisnya.

Matanya memancarkan kehancuran.

Sejak kapan Elina yang ceria menjadi penuh kehancuran di setiap kedipan matanya.

Elina...

Aku ingin menggapainya saat itu juga.. Nurani ku menyuruhku menggapainya..

Tapi yang ku lakukan adalah semakin mendekap Tara dalam pelukan ku.

Detik selanjutnya Elina lebih memilih untuk menganggap kami tidak ada.
Setelah itu aku melihat ia berbicara kepada Riel,selanjutnya mereka berdua berjalan pergi dari Forgotten Cave.

"ELINA!!!" akhirnya ini lah yang aku lakukan saat mereka berdua sudah berjalan jauh dan Tara sudah melepaskan pelukannya.

Aku berlari mengejarnya. Satu hal baik saat ini adalah Elina tidak berlari menghindariku. Ia dan Riel berhenti dan berbalik sambil memandangiku.

Riel mulai mempersiapkan pedangnya.

"Elina aku.. Hosh ingin berbicara.."

"........." Elina hanya diam dan memandangi ku. Aku menatap matanya lekat-lekat. Matanya.. Memancarkan berjuta kesedihan yang ia simpan di sana.

"Elina.."

"Riel,mau kah kau menunggu ku sebentar saja?" Elina berbicara pada Riel.

"Baiklah." jawab Riel setelah memberiku tatapan mematikan. Lalu Riel meninggalkan kami berdua,tetapi ia mengawasi dari jauh.

"Elina.."

"........."

"Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"

".........."

Oh ya Tuhan sejak kapan Elina menjadi pendiam seperti ini..

"Elina??"

"Oh hi Kev!! Semoga kau bahagia bersama Tara.. Aku mendoakan kalian." sejenak ekspresi nya berubah drastis dan ia mengucapkan itu dengan nada bersemangat san ceria.

Elina.. Kau membohongi diri sendiri??

"Baiklah,Riel menunggu ku. Sampai jumpa Kev.. Sampaikan pada Stevy dan lainnya Aku baik-baik saja." Elina berlari pergi.

"............" aku hanya diam memandangi kepergiannya sekali lagi.

Mungkin aku sudah harus memulai untuk membiasakan diri melihat punggungnya yang menjauh itu....

In a Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang