Where is Holly?

777 79 16
                                    

"I'm Luke", aku terkejut.

"Luke? Untuk apa kamu nelpon aku?"

"Tolongin aku, Hol"

"Tolongin kamu? Aku ngga mau. Aku capek, mau tidur"

"Ku mohon... tolong jemput aku di sini dan bawakan obat merah"

"Untuk apa? Aku tidak mau"

"Kamu ini tega ya tidak mau menolong orang yang sedang membutuhkan"

Aku memutar bola mata ku, "ya ya! Akan ku bantu. Tapi aku jemput naik sepeda ya karena aku ngga bisa bawa mobil. Oh ya, terus kalau orang tua ku tau gimana?"

"Ya diam-diam saja pergi nya. I will send the address by SMS", dia langsung mematikan telpon nya. Ya Tuhan, aku kenapa sih harus terlahir menjadi orang yang tidak tegaan.

Aku diam-diam keluar dari kamar ku. Ibu ku pasti sudah tidur di kamar nya dan ayah ku sepertinya masih bekerja di ruang kerja nya.

Baru aku mengambil obat merah dan mengambil kunci rumah, ayah ku keluar dari ruang kerja nya. Aku langsung bersembunyi.

"A food that's cooked by my wife is so delicious", kata ayah ku lalu meletakkan bekas piring dan gelas nya di dapur lalu mematikan semua lampu dan pergi ke kamar nya.

Setelah ku rasa sudah aman, aku diam-diam keluar dari rumah ku.

Akhirnya aku sampai juga di tempat yang Luke katakan. Aku dapat melihat Luke yang sedang duduk di sana.

"Finally you came. Kemana aja sih? Lama amat"

"Masih untung aku datang, kalau tidak mau ya sudah aku pulang saja lagi", lalu aku berjalan menuju sepeda ku lagi, tapi tangan ku ditahan olehnya.

"Jangan dong. Ya sudah sini, obati luka ku nih", ada beberapa lebam di wajah Luke dan luka-luka di tangannya.

"Astaga kamu ini kenapa?"

"Aku bertengkar dengan seorang bapak-bapak"

"Bagaimana bisa?", aku menuangkan obat merah ke kapas.

"Do not asking too much, cepat obati dulu"

Dengan pelan-pelan dan hati-hati aku mengobati luka lebam di wajah nya.

"Duh, pelan-pelan dong!", katanya sambil meringis kesakitan.

"Ini sudah pelan! Lagipula kenapa harus minta jemput dan diobati sih? Kenapa ngga pulang sendiri dan obati sendiri luka mu?"

"Aku bisa dimarahi abis-abisan oleh ayah ku. Kan kalau sudah diobati sekarang, luka nya tidak akan terlalu kelihatan"

Aku hanya mengernyitkan bibir ku sambil fokus mengobati luka-luka nya. Kasihan sekali orang tua nya.

Tiba-tiba Luke tersenyum-senyum, "Holly, kamu sudah pernah ciuman?"

"What? Pertanyaan macam apa itu?", aku benar-benar kesal.

"Ah, you're a nerd. Mana mungkin pernah ciuman ya"

"Daripada kamu, semua perempuan juga kamu cium kan", dia hanya tertawa kecil. "Sudah. Sekarang kita pulang ya", aku dan Luke membereskan obat merah nya dan bergegas pulang.

Beberapa menit kemudian, kita tiba juga di rumah Luke. Luke hanya pergi meninggalkanku tanpa mengatakan apa-apa. "Luke!", ia menengokkan kepala nya. "Sama-sama ya", kata ku dengan senyuman sarkastik.

Dia hanya memutar bola mata nya dan masuk ke rumah nya. Benar-benar menyebalkan.

Aku mengayuh sepeda ku ke rumah ku. Saat aku cek kantong celana ku......... astaga! Handphone ku tidak ada! Jangan-jangan ketinggalan di tempat tadi aku bertemu dengan Luke. Mau tidak mau, aku mengayuh sepeda ku lagi ke tempat tadi.

Hemmings vs Alto (Luke Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang