Krriiing. Suara alarm ku membangunkan ku. Hari ini hari pertama aku sekolah di tahun ke tiga SMA ku. Aku segera mandi walaupun aku masih merasa ngantuk.
Selesai mandi, aku bergegas sarapan. Ibu ku sedang berdandan di meja makan. "Holly? Kok bangunnya lebih pagi dari biasa nya?", tanya ibu ku, mata nya tetap fokus melihat kaca yang ia pegang.
Aku menghela napas panjang, "hari ini kan hari pertama aku masuk sekolah, bu. Ibu lupa?"
"Oh ya? Ibu lupa. Pokok nya di kelas tiga ini ini kamu tetap harus jadi juara pertama di kelas. Kalau ranking mu turun, apa kata orang-orang? Mau ditaruh mana nanti muka ibu?"
"Iya ibu... itu sudah pasti"
Ayah ku turun dari lantai dua. Ia sudah siap dengan baju kerja nya dan siap untuk berangkat kerja.
"Ayah, kita berangkat bersama kan?"
"Apa? Kamu hari ini sekolah? Ah, ayah tidak bisa! Kamu naik bus saja", huh menyebalkan!
Ayah dan ibu ku pun pergi. Aku hanya menatap mereka dari ambang pintu rumah ku. Bisa-bisanya mereka naik mobil mewah, sementara aku naik bus umum. Huh, selalu saja begitu.
Omong-omong, nama ku Holly Alto. Ayah ku bernama Nick dan ibu ku bernama Vita. Ayah ku bekerja sebagai CEO sebuah perusahaan, sementara ibu ku membuka usaha salon & spa. Aku memakai kaca mata dan juga selalu menjadi juara kelas. Ya, aku bisa dibilang sebagai perempuan nerd.
Sekarang aku sedang menunggu bus di halte. Tiba-tiba mobil Porsche yang sangat ku kenal ini berhenti di depan ku. Aku memutar bola mata ku.
"Holly Alto? Keluarga orang kaya tapi anak nya naik bus? Hahaha", dia Luke Hemmings. Tetangga sekaligus teman sekolah ku yang menyebalkan.
"Bukan urusan mu"
"Orang tua mu naik Mercedes, tapi kamu naik bus? Sebenarnya keluarga mu, keluarga tidak mampu tapi sok-sok mampu ya?", menyebalkan sekali orang ini!
"Sudah ku bilang bukan urusan mu! Lebih baik kamu pergi, jangan buat pagi ku ini menjadi buruk", Luke hanya tertawa lalu pergi meninggalkan ku.
Rumah yang tepat berada di depan rumah ku adalah milik keluarga Hemmings. Paman Andy Hemmings bekerja sebagai ilmuwan, sementara Bibi Liz Hemmings bekerja sebagai dokter. Mereka juga keluarga kaya.
Ayah dan ibu Luke adalah orang yang pintar. Beda dengan Luke. Luke anak yang urakan, pemalas, bahkan hampir tidak naik kelas. Tapi orang tua nya tidak terlalu menuntut banyak hal pada Luke, tidak seperti orang tua ku.
Di sekolah
Aku berjalan menuju gedung sekolah. "Holly!", suara ini sangat familiar di telinga ku.
"Hei Kate!", aku dan sahabat ku ini berpelukan.
"Aku sangat merindukanmu, Hol"
"Aku juga", kata ku tersenyum.
"Kamu liburan kemarin ke Los Angeles ya? Duh aku jadi iri"
Aku tertawa kecil, "Ah, biasa sa---"
"Ke Los Angeles? Naik bus kali ke sana nya. Hahaha", kata orang ini lagi, Luke.
Aku memutar bola mata ku, "mau mu ini apa sih Luke? Daritadi kamu mengikuti ku. Ku harap kali ini kita tidak sekelas"
"Ku harap juga gitu... tapi sayang nya, tahun ini kita sekelas lagi", kata Luke dengan wajah kemenangannya.
Mulut ku menganga lebar. Tidak mungkin. Tiga tahun berturut-turut aku sekelas dengannya? Ini tidak mungkin.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Hemmings vs Alto (Luke Hemmings)
Fiksi Penggemar"Ayah gila? Tidak mungkin yah! Anak culun seperti dia bukanlah tipe ku" -Luke Hemmings. "Cinta? Aku tidak mencintainya!" -Holly Alto.