Purple Shade by Blue_Sapphirine - Thriller - Fantasy

383 29 36
                                    

Malam itu semuanya terasa sangat sunyi, hanya ada suara desiran angin yang lembut mengibas dedaunan di hutan daerah Vultassa. Kedamaian benar- benar terasa malam ini namun sayangnya kedamaian itu tidak mencapai ke markas yang terletak tepat di bawah hutan itu sendiri, Markas para Amberstar.

"LLUNA!! LLUNA DIMANA KAU??" teriak seorang Amberstar bersurai hitam pendek sambil berkeliling disekitar kubah markas para Amberstar.

"Drui, berhentilah berteriak. Telingaku sakit." kata seorang Amberstar beriris kuning cerah. Amberstar yang bernama Drui ini pun menoleh dan bertanya kepadanya.

"Etrus, Hirle. Dimana Lluna?" tanya Drui, berjalan kearah mereka.

"Mana aku tahu dimana orang GILA satu itu," kata Amberstar yang dipanggil Etrus sambil menekankan kata 'GILA'.

"Ck. Berhentilah mengejeknya. Lihat... Dia tak dapat ditemukan karena ocehan tak bermutu kalian semua dasar penggosip," kata Drui meninggalkan Etrus dan Hirle yang tentu saja tidak terima karena dibilang penggosip.

"Kau mencari Lluna, Drui?" tanya seorang Amberstar berwajah manis yang sedang memeluk beberapa buku tebal.

"Apakah kau tau dimana dia, Szciel?" tanya Drui.

"Tadi aku melihatnya duduk di tebing pada saat aku patroli," kata Szciel dan Drui pun langsung melesat pergi meninggalkan Szciel sambil berteriak terima kasih yang dijawab dengan lambaian tangan serta senyuman khas Szciel.

Drui segera berlari keluar markas dan pergi ke tebing di tengah hutan. Disana ia menemukan Amberstar yang dicari- cari. Rambut ungu violetnya menari seiring dengan hembusan angin semilir. Iris merahnya menatap bulan yang tak akan pernah tersentuh oleh tangannya. Ia memegang secarik kertas yang isinya ditulis dengan tinta merah. Terlihat mengerikan namun juga indah.

'YOU'RE NEXT'

"Lluna. Ada misi untukmu," kata Drui dari belakangnya "Pe...,"

"Aku tahu," jawab Lluna memotong kata- kata Drui. Ia segera menyimpan kertas itu di kantung di ikat pinggangnya. Lluna pun berdiri dan melukis lingkaran di udara menggunakan belati kecil yang terikat di ikat pinggangnya dan dimensi di depannya terkoyak, menampakkan lubang hitam yang sangat dalam dengan dihiasi titik- titik putih kecil yang berputar. Setelah itu, ia kembali menyimpan belatinya di ikat pinggangnya.

"Aku akan kembali 5 menit lagi," kata Lluna kepada Drui dan ia menapakkan kakinya ke dimensi yang diciptakannya tadi dan Lluna pun menghilang.

*****

Markas penelitian Amberstar di Authere terletak di sebuah lapangan terbuka di sebelah Timur Laut dan untuk masuk kedalam markas, orang tersebut harus melewati sebuah gerbang dimana identitas dan semua penyamaran mereka akan terbongkar. Pada malam itu, dimensi di depan gerbang itu terkoyak dan menampakkan seorang Amberstar bersurai violet panjang dan beriris merah. Amberstar yang bernama Lluna Solitària ini berjalan dan mendekati gerbang itu. Pemandangan yang cukup mencengangkan untuk orang biasa namun terlihat biasa di pupil merah Lluna langsung menyapanya. 5 orang Ambetstar tergantung di bagian atas gerbang yang menuju markas penelitian Amberstar itu. Kelima pasang tangan itu dipaku di sebuah papan usang dan digantung di atas gerbang itu. Pakaian mereka sudah tercabik- cabik dan hanya beberapa helai kainlah yang tersisa di tubuh para Amberstar itu. Salah satu dari kelima Amberstar itu tidak lagi memiliki kaki. Salah satu kakinya terlihat seperti ditarik sampai putus dan kaki yang lain terlihat seperti habis disayat- sayat secara brutal sampai otot- otot dan saraf di kakinya keluar dan tulang putihnya terlihat kontras di antara merahnya otot dan darah kakinya.

Seorang Amberstar lagi, yang bersurai coklat dan terlapisi oleh darah beku memiliki kepala yang tak berbentuk lagi. Kepalanya ditusuk dengan berpuluh- puluh paku yang besar dan berkarat. Lidahnya terjulur keluar dan setengah putus serta terdapat sebuah paku yang menembus gumpalan otot kemerahan itu. Bahunya seperti bekas digergaji dan direkatkan lagi dengan menggunakan lem. Dan tidak sampai disitu saja. Semua kulit kakinya dikuliti dengan brutalnya sehingga ada juga otot- otot yang ikut terkelupas dan menampilkan susunan saraf yang menakjubkan.

Amberstar yang ketiga kondisinya sangat mengenaskan. Di kaki kirinya banyak sekali simbol yang dibakar ke kulitnya bahkan ada yang dibakar sangat dalam sampai- sampai tulangnya terlihat. Kaki kanannya dibelah secara vertikal menjadi 8 bagian sama besar. Tulangnya pun ikut terbelah. Kanan dan kiri perutnya dipotong dan kedua ginjalnya terjatuh dan tergantung di sisi pinggangnya. Perut bagian tengahnya juga dibuka dan memperlihatkan usus yang sudah mulai membusuk. Dada Amberstar ini dikoyak dan menampilkan sepasang paru- paru yang juga mulai membusuk.

Amberstar yang keempat adalah seorang laki- laki. Lehernya ditusuk dengan jarum- jarum kecil yang sangat banyak.dan juga anusnya ditusuk menggunakan sebilah bambu yang ujungnya runcing dan bambu itu menembus sampai ke dadanya dan sepertinya Amberstar yang satu ini mati cepat. Namun sepertinya sebelum ia ditusuk, ia telah dicambuk dan dirotan dengan cukup brutal. Kondisi Amberstar yang kelima juga cukup mengenaskan dengan siksaan yang difokuskan di tubuh bagian atas sampai kepala. Kepalanya dibuka untuk memperlihatkan otak yang kelihatannya masih cukup segar. Kedua matanya dicungkil dari tempatnya namun dibiarkan tetap tergantung. Kedua pipinya dirobek secara kasar dan kemudian dipukul sehingga rahang bawahnya patah. Leher Amberstar yang kelima ini juga patah. Lengan kanan dan kirinya yang bagian atas melepuh seperti bekas disiram oleh air mendidih sedangkan bagian lengam bawah sampai ke jarinya membiru seperti dibekukan dalam suhu minus 0 derajat. Tubuhnya penuh dengan sayatan namun tidak dalam dan mayat Amberstar yang kelima ini terlihat lebih baru dan tidak sebrutal yang lainnya.

Lluna berjalan mendekati Amberstar yang ketiga dan memiringkan kepalanya ke kanan sedikit dan pada detik itu juga sebuah pisau kecil melesat ke arah Lluna dan akhirnya menancap di telapak kaki Amberstar yang ketiga.

"Maaf saja. aku belum mau mati seperti mereka," kata Lluna lemah dan berbalik ke belakang. Di sana, seseorang berdiri di bawah naungan sebuah pohon yang besar sehingga wajahnya tidak terlihat namun Lluna sangat tahu siapa yang berdiri di sana.

"Lama tak bertemu, Szciel." kata Lluna dengan tatapan dingin.

"Lluna... Lluna...kenapa kau bisa tahu bahwa itu aku. Mungkin kau memang mangsa yang paling tepat untukku," kata Szciel. Ia berjalan mendekati Lluna dengan sebuah senyuman. Bukan senyuman ramah seperti yang tadi ia tunjukkan ke Drui namun senyuman mengerikan dan sangat dingin.

"Sola, Zaphei, Clair, Ivzow, Ellune dan yang terakhir...," Lluna mengeluarkan surat yang disimpan di kantongnya tadi "Lluna. Jika aku mengambil Alphabeth depannya saja sesuai urutan yang kau gantung di sini maka kau akan mendapat kata SZCIEL alias namamu," tukas Lluna.

"Cih... Aku malas sekali berurusan dengan orang gila pintar sepertimu," kata Szciel. Ia pun mengeluarkan tongkat besi pendek dan mengarahkannya ke Lluna. Ujung besi itu mengeluarkan cahaya putih yang langsung melesat ke arah Lluna dan dihindari dengan mudah.

"Apa tujuanmu melakukan semua ini? Katakan karena jika tidak aku tidak dapat menulis laporanku ke Drui," kata Lluna sambil berlindung di balik sebuah batu dengan bosan.

"Aku hanya ingin memuaskan kehausanku akan darah dan aku tidak ingin melukai diriku sendiri berhubung aku bukan seorang masochist," jawab Szciel sambil melontarkan berbagai macam mantra ke batu dimana Lluna bersembunyi.

"hah... Dasar anak ingusan," Lluna pun berdiri dan dengan sigap mengambil belatinya dan mengarahkannya ke Szciel. Ia membalut mata belatinya dengan sihir listrik dan kemudian melemperkannya ke Szciel yang telah mengambil posisi untuk menghindar.

"Kau pikir serangan seperti itu bi...," kata- kata Szciel terhenti dan darah mengucur dari mulut serta jantungnya. Jantung Szciel telah ditikam dari belakang oleh belati Lluna sedangkan Lluna tetap berdiri di depannya.

"Sepertinya kau sudah lupa atau mungkin tidak tahu nama lainku," kata sebuah suara dari belakang Szciel yang tak lain dan tak bukan adalah Lluna dan Lluna di depan Szciel berubah menjadi gumpalan bayangan melayang berwarna ungu.

"Purple Shade. Ingat itu di neraka...."

August Nightmare G. ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang