Batuan berapi kembali berhamburan menuju mereka. Namun, Serr—dalam bentuk naganya—meliuk-liuk menghindari itu semua.
Note tetap berpegangan pada punggung bersisik Serr. Angin, kabut, debu melintas begitu saja. Untunglah dia memakai masker anti-racun dan goggles Ignis. Kalau tidak, mungkin dia sudah mati sekarang.
Kawah Gunung Sizen sudah tampak. Biarpun kabut asap yang sangat tebal menghalangi mereka, tapi dengan bantuan goggles-nya, Note dapat melihat jelas ke balik kabut itu. Kawah Sizen dengan gembira menyambut mereka dengan melemparkan lagi batu-batuan panas dan gas-gas beracun. Banyaknya batuan berapi yang menyerang membuat Serr langsung menukik tajam. Revolver Note hampir terjatuh karena gerakan tiba-tiba itu.
"Jangan sampai aeriumnya menghilang." Suara berat Serr terdengar di balik gemuruh kawah.
"Benda itu masih ada," sahut Note sambil meraba kotak kecil di saku jaketnya, memastikan keberadaan metalnya.
Aerium, metal Para Dewa. Salah satu sumber kekayaan Alterium. Metal ajaib yang mampu mengubah struktur suatu unsur atau senyawa menjadi unsur lain. Aerium tidak murnisaja sudah dapatmengubah batu jadi emas atau besi jadi air. Apalagi yang murninya. Legenda mengatakan kalau Perisai Langit—perisai energi yang melindungi Alterium dari serangan angkasa—terbuat dari aerium murni. Dan aerium murni selain bisa mengubah unsur dalam jumlah yang masif, juga mampu menciptakan materi dari energi.
Dalam keadaan sekarang, ringis Note, mengubah seluruh magma di gunung jadi air atau es sudah cukup.
Mereka sampai juga ke dekat mulut kawah. Serr mendarat dengan susah payah, sementara Note langsung turun. Gempa yang ada di sekitar kawah itu akan memperlambatnya, ditambah lagi dengan jalan yang agak menanjak, namun dia tidak peduli lagi.
"Magma sudah hampir mencapai mulut kawah," kata Serr. "Sebentar lagi gunung ini akan meledak."
Sebuah batu melayang keluar dari mulut kawah dan menuju Note. Note berusaha beranjak dari tempatnya, namun gagal. Dia tidak akan sempat mengelak dalam keadaan gempa seperti ini. Serr meraung. Batu itu pun melenceng dari arahnya.
Note memandang mulut Serr yang mengeluarkan api.
"Keluarkan aerium itu!" desak Serr.
Dengan susah payah Note mengeluarkan kotak aerium. Dia harus berhasil. Nasib orang-orang Blazeland—daerah di sekitargunung ini—ada di tangannya. Sizen tidak boleh dibiarkan meletus. Kekaisaran Alterium akan bermasalah, dan seluruh Blazeland bisa hilang dari peta. Sebagai satu-satunya orang terdekat yang punya kesempatan untuk menghentikan bencana ini, Note harus melakukannya. Walau dia harus mengorbankan satu-satunya aerium murni yang dimilikinya.
Note berjalan lambatmenuju kawah. Dia tidak dapat melemparkan aerium sekarang. Benda itu pasti akan menguap sebelum sampai terkena magma. Dan itu tidak boleh terjadi.
"Seandainya aku bisa menyentuh metal itu ...," kata Serr, "aku pasti sudah menolongmu."
"Biarpun kau bisa menyentuhnya, aku akan tetap melakukan ini. Ini adalah urusan Alterium. Biar kami yang menyelesaikannya," ucap Note pelan tanpa melepaskan pandangannya ke arah kawah. Dia tersenyum kecil, "Tapi, terima kasih."
Lava mulai berkeluaran dari balik kawah. Panas yang ada semakin membuat kulit meronta. Walau jas dan rompi anti-panasnyasudah penuh dengan pendingin, tetap saja Note merasakan panas itu.
Dengan hati-hati, Note membuka penutup kotak aerium. Mendekati kawah secara langsung tidak akan berhasil. Panas seribu derajat, menurut goggles-nya. Jarak tiga puluh meter lagi. Kalau aerium dilempar sekarang, baru sepuluh puluh meter metal itu akan menguap dan ini semua akan sia-sia. Belum lagi lava yang terus-menerus bergerak ke arahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/45749167-288-k954849.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
August Nightmare G. Challenge
Fantasi"This is Ghrunklesombe. Welcome to August Nightmare G. Challenge. Sebuah tantangan yang diselenggarakan untuk membantu menghalau writer's block. Karya-karya yang diposting di sini adalah karya-karya anggota GKBF_Indo dalam tantangan Ghrunklesombe Ph...