The Absorber; Awal by esfladys - Thriller

138 16 8
                                    

Kau yakin, seseorang tengah mengikutimu. Demikianlah yang dirasakan firasatmu sejak kau meninggalkan bar.

Kau membalikkan badan sejenak untuk membuktikan. Tidak kunjung menemukan sosok yang mencurigakan selama lima kedipan mata, kau kembali berjalan dengan lebih cepat. Kedua tangan di balik saku mantelmu terkepal siaga. Tidak banyak yang dapat kau harapkan untuk saat ini. Tanpa membawa busur dan anak panah serta jalanan sepi yang hanya diterangi nyala api obor-obor yang digantung di beberapa bangunan di sekelilingmu, kau hanya bisa berharap agar kau cukup beruntung untuk segera pulang ke rumah dalam keadaan selamat.

Angin malam yang berhembus cukup kencang membuat tudung mantelmu terlepas dari kepala, menampakkan rambut perak serta telinga runcingmu-telinga yang mendapati suara gemeresik begitu kau berjalan mendekati hutan. Terdengar tidak terlalu jauh, pun tidak terlalu dekat. Kau abaikan keringat dingin yang mulai membuat telapak tanganmu licin dan memilih untuk kembali mengedarkan pandangan.

Kau tersadar sesuatu. Kau tidak sedang diikuti. Siapapun itu, ia sedang mengejarmu.

Sosok itu mengejarmu. Secepat angin, seringan daun. Kau yakin suara gemeresik yang kau dengar sebelumnya bukanlah suara dedaunan di tanah yang terinjak, melainkan dedaunan di atas dahan yang ditempa.

Kau menggerakkan tubuhmu secepat mungkin. Tidak ada waktu untuk menyangkal atau mempertanyakan. Lari. Menyelamatkan diri. Sekarang, atau tidak sama sekali.

Napasmu tersengal. Kau tolehkan kepala ke arah belakangmu sambil terus berlari. Hanya suara derap langkahmu yang terdengar, membawa sedikit kelegaan di hatimu. Kau pikir, tak sesulit itu menghindari dia.

Bugh! Sesuatu menghantam lehermu dengan keras pada detik kau hendak menolehkan kepalamu ke depan.

Tubuhmu mulai kehilangan keseimbangan. Inginmu kembali bangkit dan melawan namun tubuhmu bereaksi lebih cepat. Bingung menguasaimu. Bisikan yang tak kau mengerti membawa tubuhmu seolah melayang, diikuti setiap inci tubuhmu yang mulai terasa lemas dan menyerah seutuhnya pada gaya tarik bumi. Tubuhmu ambruk ke tanah diiringi suara gedebuk nyaring.

Dia menyihirmu. Bisikannya masih berlanjut. Kau merasa tubuhmu sedang diseret sepanjang belasan meter sebelum akhirnya kau dibiarkan berbaring. Lain dengan tubuhmu yang terbujur tak berdaya, pikiranmu dapat bekerja; kau tak dapat menentukan sosok dia melalui matamu yang kini terpejam namun kau dapat menentukannya melalui indera pendengaran. Dengan suara seringan desauan angin, kau yakin sosok dia bukanlah laki-laki.

Siapa? Kau bertanya dalam hati. Apa yang dia inginkan dariku?

Tangan wanita itu menyentuh wajahmu. Menarik rahangmu sehingga mulutmu terbuka. Suara bisikan itu tak lagi terdengar, digantikan dengan kehadirannya yang semakin dekat denganmu. Kau dapat merasakan napasnya menyapu kulit wajahmu meski dalam waktu singkat.

Kau tidak mengerti apa yang dia lakukan. Selanjutnya yang kau tahu, sesuatu dalam tubuhmu seolah ditarik dan dipaksa untuk keluar melalui mulutmu.

Mulutmu. Mulutnya. Kehidupan? Kebahagiaan? Kau masih tidak mengerti apa yang wanita itu renggut darimu. Kau rasakan sensasi sengatan aneh di sekujur tubuh. Dadamu kian kempis, begitu pula dengan tubuhmu.

Aku akan mati, pikirmu. Sengatan yang dirasakan tubuhmu masih berlanjut hingga kau merasa takkan pernah bisa menghirup udara lagi. Kau merasa tiada lagi darah yang mengalir dalam tubuhmu. Yang ada hanya sengatan dan ... kehilangan. Terakhir yang kau ingat, kegelapan menyambutmu.

===

Kau terbangun dalam keadaan bimbang. Semuanya terjadi begitu lambat bagimu-berjalan ke rumah tanpa berpikir, melepaskan dahaga dengan meminum banyak air tanpa merasakannya, dan menatap kamarmu-tanpa dapat menjawab satu pertanyaan pun yang terbayang dalam pikiranmu.

August Nightmare G. ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang